Google+

Kali dan Korban Manusia - AM I A HINDU

berikut adalah lanjutan resume dari buku 

AM I A HINDU ( Apakah Saya Hindu ? ) 

dimana dibawah ini dijelaskan tentang "Kali dan Korban Manusia" buku ini di tulis oleh Ed. Viswanathan (Diterjemahkan oleh NP Putra) 

 

AYAH, SIAPAKAH KALI? 

Kali adalah Dewi Ibu (Mother Goddes) - simbol teror dan kematian di luar, tapi di dalam simbol cinta dan kasih. Para pemujanya menyembah dia sebagai energi pertama atau kesadaran murni. Sri Ramakrishna Paramahamsa adalah pemuja Kali yang terbesar di abad modern ini. Dia biasanya digambarkan memakai sebuah kalung dari kepala manusia. Dalam dua tangannya ia memegang pedang dan belati, dan dalam dua tangan yang lain ia memegang dua kepala yang sudah putus dengan darah mengalir. Kali juga diasosiasikan dengan swastika tangan kiri. 


Gambar Kali adalah gambar yang sangat seram. Dikatakan bahwa Dewi Ibu mengambil bentuk seram ini untuk membunuh seorang raksasa bernama Mahishasura, karena ia tidak dapat dibunuh oleh manusia atau binatang buas. Kali dipuja di Bengala, khususnya di Kalkuta. Pemujaan Kali juga dihubungkan dengan Tantrisme. Sesunguhnya, kebanyakan pemuja Kali juga ahli dalam Tantrisme. 

 

BENARKAH KORBAN MANUSIA DILAKUKAN DI DEPANNYA? 

Sayangnya, selama tahap-tahap awal dari agama Hindu, itu memang mungkin terjadi. Namun, tidak ada aturan mengenai korban manusia ditemukan dalam kitab-kitab suci Hindu. Korban manusia memang ada dalam sejarah dari semua agama. 

Dalam Perjanjian Lama, kita menyaksikan satu Tuhan yang terus-menerus marah dan yang menikmati penderitaan manusia. Dia menuntut dan membenarkan upacara korban manusia. Tentu saja, orang melihat satu Tuhan yang sangat pengasih dalam Perjanjian Baru. Sejauh berkaitan dengan Bible, Jesus Kristus adalah domba korban bagi dosa manusia. 

Dewasa ini orang Kristen merendahkan setiap kata korban dan mengutuk korban dengan darah. Abraham siap mengorbankan anaknya dalam Perjanjian Lama, dan dalam Katha Upanishad putra Vajrasrabasa dengan sukarela mengorbankan dirinya kepada Yama, Dewa Kematian. 

Dalam Perjanjian Baru berkali-kali Kristus dikatakan sebagai domba di altar. Lagi pula, perujukan kepada daging dan darah Kristus selama Perjamuan Terakhir (Last Supper) menunjukkan bahwa upacara korban manusia ada pada waktu hidupnya Kristus. Kelaziman dari upacara korban manusia adalah satu-satunya alasan kenapa Kristus yang mahakuasa menggunakan kata-kata seperti darah dan daging untuk menunjukkan keluhuran dari ajaran-ajarannya. 

 

BENARKAH KORBAN BINATANG MASIH DILAKUKAN DI KALKUTA? 

Sayangnya, ini memang kenyataan yang terjadi di beberapa Pura di India. Tapi mayoritas orang Hindu tidak menyukai tindakan ini. Darah dan produk darah tidak diijinkan dalam kebanyakan Pura Hindu. Tidak ada Pura Hindu di Amerika Serikat yang mengijinkan darah dalam bentuk apapun, sekalipun sebagai produk daging. Orang-orang yang sedang luka dan wanita yang datang bulan tidak diijinkan memasuki Pura. Kebanyakan orang Hindu adalah vegetarian. 

 Swami Sri Ramakrishna Paramahamsa adalah seorang pemuja Kali terbesar. Hendaknya tidak seorangpun boleh lupa bahwa Ramakrishna adalah personifikasi dari kasih sayang dan cinta dalam agama Hindu dan ia bahkan tidak melukai seekor semut dalam hidupnya. Pemuja besar Kali yang lain adalah Kalidasa, penyair terkenal yang telah menulis buku-buku seperti Shakuntala, Vikramorvasi, Maghaduta, Rahuvamsa, Ritu-Samhara dan Kumara-Sambhawa. Jadi menyimpulkan bahwa semua yang memuja Kali melakukan korban binatang akan merupakan kesimpulan yang sangat keliru. 

Sekali lagi, tidak ada Pura Hindu di Amerika Serikat yang mengijinkan daging atau alkohol dalam wilayah Pura. Tanyalah seorang Hindu mengenai korban binatang, ia akan melihat kamu dengan padangan tidak senang. Sama seperti kamu, aku berdoa bahwa semua upacara korban binatang akan berakhir di seluruh dunia. Dalam semangat yang benar dari Buddha, Mahawira dan lain-lain, semua korban binatang harus dihentikan. Kita tidak mempunyai hak untuk membunuh binatang untuk apa yang disebut peningkatan spiritual kita.

2 komentar:

  1. Namoskar!

    Paparan saudara tentang Kaliamman menarik sekali. Pengorbanan binatang memang ada diamalkan dalam masarakat semasa zaman veda namun ia dihentikan oleh Shri Adhishankaracharya. Beliau meminta kapalika di kuil Kamatchi di Kanchipuram supaya berhenti menitiskan darah di situ.

    Mahaprabhu Chaitanya, semua 63 Nyanmar Tamil beraliran Saiva, Madhvacharya, Ramanujacharya, dan Bhaskaracharya yang menulis komentar pada Lalita Shasranam juga mengutuk perbuatan mengorbankan binatang.

    Menurut peredaran zaman juga, penafsiran Yagna Ashvamedha dan Ajamedha lanjutnya ada diterbitkan oleh Kalpathru Kaliyan di wilayah Kerala lebih kurang 20 tahun yang lampau. Maklumat tentang hal ini juga boleh ditemui dalam Suara Bhagavan ditulis oleh Jagatguru Mahaswamigazh Shri Chandrasekhara Sarawati dari parampara Shri Adhishankaracharya Guru.

    Dalam tradisi Kashmiri Siva Siddhant memang boleh mengambil daging tapi dilarang mengambil daging lembu kerana ia disucikan. Boleh mengambil daging kambing, minuman keras dan juga mengambil makanan tama tapi jangan melampaui batasan kerana akan menyebabkan mahakamapanchikam. Nice blog anyway keep it up may dharmma shines always. - Pallavamala Simhavishnu

    BalasHapus
    Balasan
    1. suksma tambahan pengetahuannya..
      mohon masukannya untuk melengkapi dan menyempurnakan tulisan2 ini

      Hapus