Pages

Babad Bali Keturunan De Pasek Lurah Salahin

Babad Bali Keturunan De Pasek Lurah Salahin

Adapun De Pasek Lurah salahin di Banjar Kaja, Desa Suwat, Daerah Gianyar, lalu pindah ke Banjar Kaler, Desa Tojan, daerah Klungkung kemudian menurunkan lima orang anak laki-laki:

  1. Pasek Salahin di Banjar Kaler, Desa Tojan, Daerah Klungkung, 
  2. Pasek Salahin di Banjar Tampuagan, Desa Peninjoan Daerah Bangli, 
  3. Pasek Salahin di Banjar Mertesari, 
  4. Pasek Salahin di Banjar Keseh. 
  5. Pasek Salahin di Banjar Kaja, Desa Simpar, Daerah Karangasem, 
Pasek Salahin di Banjar Kaja, Desa Simpar kemudian menduduki jabatan Bandesa lalu disebut Bandesa Simpar. menurunkan:


  1. Pasek Salahin di Banjar Kebung, Desa Sidemen, 
  2. Pasek Salahin di Banjar Yangapi, Desa Yangapi, Bangli, 
  3. Pasek Salahin di Banjar Gantas kanginan, Desa Buruan, 
  4. Pasek Salahin di Banjar Bonakaja, Desa Belega, Daerah Gianyar.

Seterusnya Pasek Salahin di Banjar Kaja, Desa Simpar yang bergelar Bandesa Simpar menurunkan danak laki-laki, yaitu:

  1. Pasek Salahin di Banjar Kaja, Desa Abang,
  2. Pasek Salahin di Banjar Tulamben Desa Kubu, Karangasem. 
  3. Pasek Salahin di Banjar dan Desa Kubu, 
  4. Pasek Salahin di Banjar Lebah, Desa Datah, 
  5. Pasek Salahin di Banjar Biaslantang, Desa Culik, 
  6. Pasek Salahin di Banjar Kanginan, Desa Selembuna, daerah Karangasem, 
  7. Pasek Salahin di Banjar Dauhuma, Desa Bitera, Gianyar, 
  8. Pasek Salahin di Banjar Kajakangin, Desa Bondalem, 
  9. Pasek Salahin di Banjar Tengah, Desa Bondalem Buleleng. 
  10. Pasek Salahin di Banjar Kajanan, Desa Ngis, Daerah Karangasem. 
Pasek Salahin di Banjar Dauhuma, Desa Bitera menurunkan enam orang anak laki-laki 

Adapun Pasek Salahin di Banjar Delodpeken desa Keramas menurunkan dua orang anak laki-laki, yang tertua bernama:

  1. Pasek Salahin di Banjar Perangsada, Desa Pering, 
  2. Pasek Salahin di Banjar Tojan Tengah, Desa Pering, Gianyar. 
Selanjutnya Pasek Salahin di Banjar Abian Nangka, Desa Kesiman menerunkan Pasek Salahin di Banjar Peken. 


Kemudian Pasek Salahin yang disebut Bandesa Simpar di Banjar Kaja, Desa Simpar menurunkan Pasek Salahin di Banjar Sawah, Desa Siangan, Daerah Gianyar seterusnya disana ia berfungsi selaku Kubayan, tetapi bukan Pasek kubayan. Demikianlah keturunan De Pasek Lurah Salahin, yang karena tugasnya lalu menjadi jati diri atau sebutan Bandesa Paseki Salahin, kubayan dan lain-lainnya.

Mpu Gnijaya di Jawa Berputra 7 orang laki-laki dan sesudah pudgala (dwijati) masing-masing bergelar:

  1. Mpu Ketek , 
  2. Mpu Kananda , 
  3. Mpu Wiradnyana, 
  4. Mpu Withadarma , 
  5. Mpu Ragarunting , 
  6. Mpu Prateka, 
  7. Mpu Dangka 
kesemuanya berparahyangan di kuntuliku, Jawa Timur. Mereka dikenal dengan sebutan Sang Sapta Rsi alias Sang Sapta Panditha, selanjutnya menurunkan warga pasek Sapta Rsi pada kesempatan yang diungkap dan diuraikan secara singkat dan pada garis besarnya mengenai asal usul Pasek Gelgel seperti yang dijelaskan sebagai berikut :


  1. yang dimaksud Pasek Gelgel ialah keturunan Kyai Gusti Agung Pasek Gelgel mantan raja Bali tahun saka 1265 – 1342 dan Kyai Gusti Agung Pasek Gelgel adalah salah seorang keturunan Mpu Withadharma adapun Pasek Gelgel sekarang menyungsung merajan Agung atau Dadya Agung di desa Songan kecamatan kintamani (bangli).
  2. dengan demikian dapat dipahami bahwa seluruh warga pasek (maha gotra pasek sanak Sapta Rsi) adalah berkerabat karena leluhurnya adalah sang Sapta Rsi atau Sang Sapta Pandita. Peristiwa atau kejadian ini mempunyai latar belakang atau factor penyebab berbeda satu dengan yang lainnya yang kadang-kadang sangat bervariasi dan tidak dapat disebutkan satu persatu begitu juga mengenai keberadaan Pasek Gelgel yang terdapat di desa Keramas.

Keturunan I Gusti Pasek Gelgel di Banjar Pegatepan Desa Gelgel, kecamatan dan kabupaten Klungkung, memakai identitas bermacam-macam. Misalnya yang bertempat tinggal di desa Depaha, kecamatan kubutambahan, kabupaten buleleng menyebut diri Pasek Depaha. Begitu juga yang bertempat tinggal di desa Gobleg, kecamatan banjar , kabupaten Buleleng, menyebut diri Pasek Gobleg dan kadang-kadang tidak memakai sebutan Pasek Gelgel Gobleg. Untuk lebih jelasnya mengenai asal usul pasek Gobleg dapat diungkap dan diuraikan sebagai berikut :

tidak mungkin diungkap dan diuraikan secara mendetail asal usul Pasek Gobleg tersebut, mengingat terbatasnya ruangan rubrik babad ini. Namun secara singkat dan padat garis besarnya dapat diuraikan, bahwa mereka yang menyebut diri Pasek Gobleg adalah Pasek Gelgel yang bertempat tinggal desa Gobleg, kecamatan banjar, kabupaten Buleleng. 

Adapun I Gusti Pasek Gelgel di banjar Pegatepan Desa Gelgel kecamatan klungkung, berputra laki-laki sebanyak 11 orang, berikut beberapa putranya:

  1. Ki Pasek Manik Mas De Gurun Pasek Gelgel, 
  2. ki Pasek Gelgel di Gelgel, 
  3. ki Bendesa Manik Mas di Gelgel, 
  4. Ki Pasek Gelgel di desa depaha disebut Pasek Gelgel Depaha, 
  5. Ki Pasek Gelgel di desa Gobleg disebut Pasek Gobleg. Pasek Gelgel di Desa Gobleg, kecamatan Banjar, kabupaten Buleleng inilah menurunkan Pasek Gelgel Gobleg atau menyebut diri Pasek Gobleg. 
Seperti halnya warga-warga lainnya, di dalam sejarah perkembangannya, keturunannya sekarang terdapat diberbagai tempat atau desa yang masing-masing mempunyai latar berbeda. Demikian pula keturunan Pasek Gelgel Gobleg dan Pasek Gobleg. Sekarang terdapat dimana-mana, antara lain dibanjar kekerasan desa Mengwitani, kecamatan mengwi (badung), di desa penebel (tabanan), di desa kayuputih kecamatan banjar (buleleng) dan lain-lainnya yang tidak mungkin disebut satu persatu.


Sedangkan yang dimaksud pusatnya kurang jelas, akan tetapi merajan panyungsungnya yang berstatus:

  • merajan agung adalah di banjar Pegatepan Desa Gelgel (klungkung) , 
  • dadyanya di banjar Bulakan Desa Gobleg (buleleng) 
  • panti dan paibon di masing-masing domisili Pasek Gelgel. 
  • Pura kawitan ialah dipura Lempuyang Madya, kecamatan Abang, kabupaten Karangasem, 
  • pura padaharman adalah pura Catur Lawa Ratu Pasek di kompleks Pura Besakih. Kecamatan Rendang, kabupaten Karangasem. 
Mengenai struktur atau jenis pelinggih Pasek Gelgel Gobleg apabila saudara memang keturunan Pasek Bendesa Gelgel tidak benar prasasti warga saudara tersimpan dirumahnya jro mangku disebelah selatan Pura Dasar Bhuwana di Desa Gelgel, kecamatan dan kabupaten Klungkung. Prasasti Pasek Bendesa Gelgel pasti disimpan di salah satu Merajan Pasek Bandesa Gelgel, yang sekarang keturunannya terdapat di beberapa tempat atau desa. Lazimnya, walaupun mereka sudah tidak ada lagi menjabat bandesa tetap menyebut dirinya bandesa. Sedangkan bandesa itu nama jabatan kepala desa pada zamannya. 


Untuk diketahui siapa yang disebut Pasek Bendesa, secara singkat dan pada garis besarnya dapat dijelaskan sebagai berikut :

  1. karena keterbatasan ruangan mustahil dapat diungkap dan diuraikan secara rinci mengenai asal usul Pasek Bendesa tersebut. Namun dapat dijelaskan bahwa putra bungsu kyai gusti agung pasek gelgel mantan raja bali tahun saka 1265-1272 bernama I gusti pasek gelgel di Banjar Pegatepan, desa Gelgel, sekarang kecamatan dan kabupaten klungkung. Adapun I gusti Pasek Gelgel di banjar Pagatepan, desa Gelgel sekarang di banjar Pagatepan, desa Gelgel Berputra 11 orang laki-laki, diantaranya bernama Pasek Bendesa Gelgel, dan beliau inilah kemudian menurunkan Pasek Bendesa di beberapa tempat atau desa. Walaupun sudah tidak lagi menduduki jabatan bendesa. Mengenai palinggih berbentuk memang merupakan cirri khas warga Pasek. Sesuai fungsi yang membedakan letak meru tersebut menghadap ke selatan yang berlokasi pada deretan utara dan menghadap ke barat yang berlokasi pada deretan timur. Pendiri meru ini pun hanya pada merajan yang berstatus merajan dan merajan agung. Merajan yang berstatus panti, dan paibon tidak menggunakan meru tumpang tiga, demikian ditentukan oleh para leluhur yang wajib diketahui dan ditaati.
  2. tentang bentuk yang wajib didirikan pada masing-masing merajan terlebih dahulu harus diketahui apa status merajan tersebut, apakah paibon, panti, dadya atau merajan agung. Hal ini antara lain dapat diketahui dari sejarah keberadaan warga Pasek di masing-masing tempat.disini tidak mungkin dapat dijelaskan satu per satu mengenai jenis bangunan suci yang harus didirikan pada masing-masing status merajan tersebut, karena akan memerlukan ruangan cukup luas.

Kadang-kadang seorang atau warga menggunakan jati diri menurut tempat tinggal atau jabatan, sehingga ada menyebut diri Pasek Penatahan, Pasek Galiukir, Pasek Pajahan, Pasek Sanda dan lain-lainnya. Dengan menggunakan jati diri demikian tanpa menyebutkan asal usul, tidak jarang membingungkan keturunannya, dan yang paling fatal kemudian mereka tidak mengenal leluhur dan pura kawitannya, sehingga tidak jarang terjadi, karena tidak memakai jati diri seperti leluhurnya, lalu menganggap merajan. Penyungsungannya sebagai pura kawitan, sedangkan pura kawitan yang sebenarnya kurang dikenal. Untuk menghindari peristiwa demikian, perlu dijelaskan asal usul mereka, agar jangan sampai terlanjur mengunakan identitas yang tidak sesuai dengan asal usul mereka, agar jangan sampai terlanjur menggunakan identitas yang tidak sesuai dengan asal usul. Secara singkat dapat dijelaskan demikian.

1 komentar: