Google+

Dewata Nawa Sanga - Penguasa 9 Penjuru Mata Angin

Dewata Nawa Sanga

Penguasa 9 Penjuru Mata Angin

Dewata Nawa Sanga tidak sama dengan Sang Hyang Widh. Dewa adalah perwujudan sinar suci dari Hyang Widhi (Tuhan) yang memberikan kekuatan suci untuk kesempurnaan hidup mahluk. Dewa berasal dari bahasa Sansekerta “div” yang artinya sinar. Dewa adalah perwujudan sinar suci dari Hyang Widhi (Tuhan) yang memberikan kekuatan suci untuk kesempurnaan hidup mahluk. Dewa berasal dari bahasa Sansekerta “div” yang artinya sinar. Istilah Deva sebagai mahluk Tuhan adalah karena Deva dijadikan ( dicipta-kan ) sebagaimana dukemukakan di dalam kitab Reg Veda X. 129.6. Dengan diciptakan ini berarti Deva bukan Tuhan melainkan sebagai semua mahluk Tuhan yang lainnya pula, diciptakan untuk maksud tujuan tertentu yang mempunyai sifat hidup dan mempunyai sifat kerja ( karma ) . 

Disamping pengertian di atas, dalam Reg Veda VIII.57.2, dijelaskan pula tentang banyaknya jumlah Deva yaitu sebanyak 33 yang terdapat di tiga ( 3 ) alam ( mandala ) . Ketigapuluh tiga Deva tersebut terdiri dari 8 Vasu ( Basu ), 11 Rudra, 12 Aditya, Indra dan Prajapati.
lebih lengkapnya silahkan baca: Dewa dan Bhatara (Betara)

Berikut ini adalah nama dan makna menurut Upanishad Brihadaranyaka dan itihasa Mahabharata, Kedelapan Vasu tersebut adalah: 
  1. Agni ( dewa api - "Panas api" ), atau Anala (juga disebut Agni) yang bermakna "Hidup"
  2. Prthivi ( dewa tanah - "Bumi" ), atau Dhara yang bermakna "Dukungan"
  3. Vayu ( dewa angin - "Angin" ), atau Anila yang bermakna "Angin"
  4. Dyaus ( dewa langit - "Langit" ), atau Prabhasa yang bermakna "Bersinar fajar"
  5. Aditya ( dewa matahari - "Abadi", nama yang sangat umum untuk matahari adalah Surya ), atau Pratyƫsha yang bermakna "Pra-fajar", yaitu senja pagi, tetapi sering digunakan hanya berarti "cahaya"
  6. Savitra ( dewa antariksa - "Ruang" ), atau Ha yang bermakna "Meresapi"
  7. Chandramas ( dewa bulan - "Bulan" ), atau Soma yang bermakna "Soma-tanaman", dan nama yang sangat umum untuk bulan
  8. Nakstrani ( dewa bintang - "Bintang" ), atau Dhruva yang bermakna "Bergerak", nama Polestar
Rudra sebagai salah satu aspek Deva-deva, merupakan unsur hidup dan kehidupan yang disebut sebagai Rudra prana. Kesebelas Rudras yang mengatur alam semesta (buana agung dan buana alit), diantaranya Kapali, pingala, Bima, Virupaksha, Vilohita, Shasta, Ajapada, Abhirbudhnya, Shambu, Chanda, dan Bhava.

makna filosofis dalam menggunakan Bija atau mebija

Mawija atau mabija dilakukan setelah usai mathirta, yang merupakan rangkaian terakhir dan suatu upacara persembahyangan, kita akan dibagikan butiran-butiran beras yang kita tempelkan di kening dan di leher yang disebut bija. Bija atau disebut dengan wija adalah komponen penting yang terdapat pada canang. Suatu hal sesederhana memakai bija pun sesungguhnya memiliki makna yang luas dalam ajaran Veda. Bija pada umumnya adalah beras yang dicuci dengan air bersih lalu direndam dalam air cendana, kemudian diberi pewarna (biasanya menggunaka kunyit - Curcuma Domestica VAL) agar berwarna kuning maka disebutlah bija kuning

Dalam perkembangannya, terkadang bija hanya dibuat dengan beras yang dicuci dengan air bersih saja. Pemakaian bija dilakukan setelah menerima tirtha atau amertha pada akhir proses persembahyangan. Pada kenyataanya, setiap umat Hindu di Indonesia mempunyai cara sendiri alam menggunakan bija. Wija atau bija diusahakan beras galih yaitu beras yang utuh, tidak patah (aksata). 

Ajna padmam bhruvor madhye
hakshopetam dvi patrakam
shuklabham tan mahakalah
siddho devy atra haakinii
(Siva Samhita 96: ajna cakra vivaranam)
Artinya:
Cakra yang berdaun bunga dua disebut Ajna, terletak di antara kedua alis mata dan memiliki aksara ham dan ksam. Pimpinannya disebut Sukla Mahakala (waktu agung putih); pimpinan devinya disebut Hakini. 

Kali dan Korban Manusia - AM I A HINDU

berikut adalah lanjutan resume dari buku 

AM I A HINDU ( Apakah Saya Hindu ? ) 

dimana dibawah ini dijelaskan tentang "Kali dan Korban Manusia" buku ini di tulis oleh Ed. Viswanathan (Diterjemahkan oleh NP Putra) 

 

AYAH, SIAPAKAH KALI? 

Kali adalah Dewi Ibu (Mother Goddes) - simbol teror dan kematian di luar, tapi di dalam simbol cinta dan kasih. Para pemujanya menyembah dia sebagai energi pertama atau kesadaran murni. Sri Ramakrishna Paramahamsa adalah pemuja Kali yang terbesar di abad modern ini. Dia biasanya digambarkan memakai sebuah kalung dari kepala manusia. Dalam dua tangannya ia memegang pedang dan belati, dan dalam dua tangan yang lain ia memegang dua kepala yang sudah putus dengan darah mengalir. Kali juga diasosiasikan dengan swastika tangan kiri. 

Dewa-Dewa dalam agama Hindu - AM I A HINDU

berikut adalah lanjutan resume dari buku 

AM I A HINDU ( Apakah Saya Hindu ? ) 

dimana dibawah ini dijelaskan tentang "Dewa-Dewa dalam agama Hindu" buku ini di tulis oleh Ed. Viswanathan (Diterjemahkan oleh NP Putra) 

 

MOHON JELASKAN PADAKU MENGENAI DEWA-DEWA DALAM AGAMA HINDU? 

Menurut Bible Kristen, segala sesuatu datang dari Kata, dan Kata adalah Tuhan. Hampir sama, kita dalam agama Hindu percaya bahwa segala sesuatu datang dari Brahman, dan Brahman adalah Tuhan. Aspek bergetar (vibratory) dari Brahman disebut 

AUM atau OM


Jadi orang Hindu mengatakan AUM adalah Tuhan. Dari AUM datang Tuhan Ibu (Mother God) dan Ketuhanan yang dibagi menjadi tiga yang secara populer dikenal sebagai Tri Murti, yaitu 

Citra - AM I A HINDU

berikut adalah lanjutan resume dari buku 

AM I A HINDU ( Apakah Saya Hindu ? ) 

dimana dibawah ini dijelaskan tentang "Citra" buku ini di tulis oleh Ed. Viswanathan (Diterjemahkan oleh NP Putra) 

 

AYAH, APAKAH AGAMA HINDU MENDORONG PENYEMBAHAN PATUNG? 

Untuk memulainya, kitab-kitab suci Hindu tidak merekomendasikan pemujaan sebuah patung sebagai Tuhan. Sebagaimana dikatakan oleh philsuf Jerman Mac Muller, "Agama Weda-Weda tidak mengenal patung." Sesungguhnya, kitab-kitab suci dengan jelas menyatakan bahwa sebuah patung bukanlah pengganti Tuhan, tapi hanyalah sebuah sarana untuk membuat pikiran berpikir tentang Tuhan. 

Guru - AM I A HINDU

berikut adalah lanjutan resume dari buku 

AM I A HINDU ( Apakah Saya Hindu ? ) 

dimana dibawah ini dijelaskan tentang "Guru" buku ini di tulis oleh Ed. Viswanathan (Diterjemahkan oleh NP Putra) 

 

SIAPAKAH GURU? 

Dewasa ini kata Guru telah digunakan sedemikian luas sampai-sampai seseorang disebut "Guru Wall Street." 

Kebanyakan orang beranggapan bahwa "guru sekolah" (teacher) adalah arti dari kata Guru. Tapi dalam agama Hindu, Guru artinya Tuhan itu sendiri. Hanya para ahli (master) yang sudah merealisasikan Tuhan dapat disebut Guru. Hanya mereka yang mempunyai hak untuk meminta bhakti dan penyerahan kehendak yang tak dapat dipertanyakan dari para pengikut mereka. 

Kamasutra - AM I A HINDU

berikut adalah lanjutan resume dari buku 

AM I A HINDU ( Apakah Saya Hindu ? ) 

dimana dibawah ini dijelaskan tentang "Kamasutra" buku ini di tulis oleh Ed. Viswanathan (Diterjemahkan oleh NP Putra) 

 

APAKAH KAMASUTRA? 

KAMA artinya "keinginan untuk pemuasan seksual." 
Menurut mitologi, Dewa Kama (Tuhan dari Cinta) adalah Dewa dengan busur dan panah, dan bilamana ia memanah seseorang dengan anak panahnya, maka dalam diri orang itu akan tumbuh keinginan seksual kepadanya. 

Salagrama, Mudra dan Nyasa - AM I A HINDU

berikut adalah lanjutan resume dari buku 

AM I A HINDU ( Apakah Saya Hindu ? ) 

dimana dibawah ini dijelaskan tentang "Salagrama, Mudra dan Nyasa" buku ini di tulis oleh Ed. Viswanathan (Diterjemahkan oleh NP Putra) 

 

APAKAH SALAGRAMA? 

Ia adalah batu halus yang dikatakan sebagai bentuk alamiah (Swaroopa) dari Wishnu. Sesungguhnya, kata "Salagrama" adalah salah satu nama dari Wishnu. 

Batu halus ini umumnya ditemukan di dasar sungai Gandaki di Nepal. Batu ini diambil dari sungai dan disembah begitu saja, tanpa upacara penyucian. Namun, gambar Dewa-Dewa masih diijinkan untuk dipahat di permukaan batu Salagrama. Seperti patung-patung di Pura Badrinath (di Katmandu). Penyembahan Salagrama tidak dihubungkan dengan jenis tertentu dari Pooja. Bahkan pengucapan Mantra dan air suci tidak perlu. 

Siwalingga, Yantra dan Mandala - AM I A HINDU

berikut adalah lanjutan resume dari buku 

AM I A HINDU ( Apakah Saya Hindu ? ) 

dimana dibawah ini dijelaskan tentang "Siwalingga, Yantra dan Mandala" buku ini di tulis oleh Ed. Viswanathan (Diterjemahkan oleh NP Putra) 

 

APAKAH SIWALINGGA MERUPAKAN BAGIAN DARI TANTRA? 

Ia adalah bagian dari Tantrisme. Dewasa ini kamu tidak akan menemukan sebuah Pura Hindu tanpa sebuah Siwalingga berdiri dalam sebuah Yoni. Menurut Siwa Purana, itu melambangkan ruang di mana alam semesta menciptakan dan melenyapkan dirinya berulang-kali. 

Menurut Tantra, ia melambangkan 'phalus' dan 'yoni' - perwujudan dari sifat laki-laki dan wanita dari Tuhan. Ia juga melambangkan prinsip-prinsip kreatif dari kehidupan. Siwalingga bisa bersifat Chala (bergerak) atau Achala (tidak bergerak).Chala Lingga dapat ditempatkan di Pura atau rumah atau dapat dibuat secara sementara dari tanah liat atau adonan atau nasi. 

Tantra, Chakra dan Kekuatan Kundalini - AM I A HINDU

berikut adalah lanjutan resume dari buku 

AM I A HINDU ( Apakah Saya Hindu ? ) 

dimana dibawah ini dijelaskan tentang "Tantra, Chakra dan Kekuatan Kundalini" buku ini di tulis oleh Ed. Viswanathan (Diterjemahkan oleh NP Putra) 

 

APAKAH TANTRA? 

TANTRA adalah cabang dari agama Hindu. Kebanyakan kitab-kitab TANTRA masih dirahasiakan dan arti sebenarnya dan yang sudah diketahui masih merupakan teka-teki. Kebanyakan orang-orang Hindu, termasuk para sarjana besar, pada umumnya tidak mendiskusikan TANTRA
Kata Sansekerta dari TANTRA artinya "memperluas" (to expand). 
Berbeda dengan agama Hindu pada umumnya, sebagian dari TANTRA percaya kepada kenikmatan hidup material. Tidak seorangpun mengetahui secara tepat kapan TANTRA mulai atau Mahareshi mana yang memulainya. Bukti menunjukkan bahwa Tantrisme ada selama zaman Weda. Bahkan Sankara menyebut keberadaannya dalam bukunya Saundarya Lahari

Bentuk paling mudah dari Meditasi - AM I A HINDU

berikut adalah lanjutan resume dari buku 

AM I A HINDU ( Apakah Saya Hindu ? ) 

dimana dibawah ini dijelaskan tentang "Bentuk paling mudah dari Meditasi" buku ini di tulis oleh Ed. Viswanathan (Diterjemahkan oleh NP Putra) 

 

AYAH, MENURUTMU APA BENTUK MEDITASI YANG PALING MUDAH DAN PALING AMAN? 

Nak, sejauh pengetahuanku, Hamsa atau metoda yang secara umum dikenal sebagai Pranayama Bayi (Baby Pranayama) adalah metoda yang paling mudah dan paling aman dari semuanya.