Google+

Piodalan Pedudusan Alit di Mrajan Agung Kebayan Guwang (trah ida Kubayan) sesuai purana babad kubayan

Piodalan / odalan / petoyan ida Bathara Kawitan, Pedudusan Alit di Mrajan Agung Kebayan Guwang (trah ida Kubayan) sesuai babad kebayan / babad kubayan

Piodalan adalah upacara pemujaan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Waça dengan segala manifestasinya lewat sarana pemerajan, pura, kahyangan, dengan nglinggayang atau ngerekayang (ngadegang) dalam hari- hari tertentu.

Kata piodalan 

berasal dan kata wedal yang artinya ke luar, turun atau dilinggakannya dalam hal ini Ida Sang Hyang Widhi Waça dengan segala manifestasinya menurut hari yang telah ditetapkan untuk pemerajan, pura, kahyangan yang bersangkutan. Piodalan disebut juga petirtayan, petoyan, dan puja wali.

Odalan atau piodalan 

pada hakikatnya adalah peringatan hari kelahiran (hari jadi) sebuah pura, semacam perayaan ulang tahun kalau pada manusia. Kalau pada manusia, hari jadi atau ultahnya diperingati berdasarkan perhitungan saat kelahiran menurut penanggalan (hari, tanggal, bulan dan tahun). Sedangkan kalau untuk pura atau kahyangan peringatan “tegak odalan” ditentukan berdasarkan perhitungan sasih atau wewaran terutama memadukan sapta wara dan panca wara serta wuku.

Dupa Harum dan wewangian dalam Agama Islam

Dupa Harum dan wewangian dalam Agama Islam

"MAN THIBA ZAADA AQLUHU" (alhadits) artinya : barang siapa yang berwangi-wangian maka tambah akalnya.
Dupa adalah suatu bahan aromatik yang terbuat dari getah pepohonan tertentu. Apabila dibakar di atas arang, dupa menghasilkan aroma yang harum. Guna menghasilkan asap yang lebih tebal dan guna menambah harumnya, terkadang wangi-wangian lain dicampurkan ke dalam dupa.

Fungsi dupa adalah sebagai alat upacara keagamaan umat Hindu, Budha, Konghucu dan lain-lain.

Bentuk Dupa ada berbagai macam seperti: Bentuk Batang dari ukuran 11cm s/d 42cm, magic stick, bentuk kerucut, spiral, bentuk hewan, dan lain-lain. Biasanya orang menamakannya dengan Hio, Yoshua, Dupa.

Mezbah tempat pembakaran Dupa Harum agama Kristen

Mezbah tempat pembakaran Dupa Harum agama Kristen

Mezbah ukupan terbuat dari kayu penaga, dan bentuknya segi empat, dengan ukuran satu hasta (45 cm : 1,5 kaki) baik panjang maupun lebarnya, dan 2 hasta tingginya. Ditempatkan di dalam Tempat Kudus, mezbah ukupan disalut dengan emas di seluruh permukaannya, dengan bingkai emas di sekelilingnya. Empat gelang emas jua diletakkan di bawah bingkai-bingkainya untuk menahan kayu pengusung yang akan dipakai untuk mengusungnya. Di mezbah ukupan ini, tidak ada benda lain kecuali minyak pengurapan kudus dan ukupan berbau harum yang boleh dipakai di sana (Keluaran 30:22-25).

Mezbah ukupan ini adalah tempat ukupan doa dinaikkan kepada Jahweh. Tetapi sebelum kit berdoa di mezbah ukupan, kita harus terlebih dahulu memahami apakah kita memenuhi syarat untuk berdoa kepada Jahweh di mezbah ini atau tidak. Semua orang yang berusaha untuk memenuhi syarat untuk berdoa kepada Jahweh yang kudus harus terlebih dahulu menjadi tidak berdosa dengan membasuhkan semua dosa-dosanya dengan iman. Untuk itu, orang itu harus dibasuh dari segala dosanya oleh iman melalui korban penghapus dosa dan bejana pembasuhan. Jahweh tidak mendengar doa-doa orang-orang berdosa (Yesaya 59:1-3). Mengapa? Karena Jahweh hanya menerima mereka yang sudah dibasuh dari segala dosa mereka dengan percaya kepada Injil air dan Roh. Karena Jahweh sudah membasuhkan segala dosa kita dengan kebenaran yang dinyatakan dalam kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya. Jahweh, dengan kata lain, hanya berkenan untuk mendengar hanya kepada doa-doa dari orang-orang benar (Mazmur 34:15, 1 Petrus 3:12).

Penyembuhan Penyakit dengan tehnik spiritual budha

Penyembuhan Penyakit dengan tehnik spiritual budha

MELEWATI API MENGGUNAKAN KERTAS PENYEMBUHAN PENYAKIT

Diwariskan secara langsung oleh Mahaguru Liansheng
Di sampaikan oleh Vajra Master Lian Ji
Bila tidak enak badan, berdiri di depan pintu utama rumah sambil membawa tiga batang dupa serta menghadap ke arah keberuntungan bagi shio masing-masing.
Memohon kuasa dan campur tangan Para Buddha maupun para Suciwan , supaya penyakit dan rasa sakit dilebur ke angkasa sunya, demikian juga dengan semua rintangan dan bencana.
dimulai dengan

Kertas Tujuh Buddha, (qi fo jin zhi )

Manusia pada umumnya mempunyai karma warana bawaan yang datang dari avidya, karma warana ini akan menjadi berbagai rintangan dalam kehidupan kita, sehingga usaha positip apapun yang kita lakukan selalu mendapat halangan. untuk itu kertas ini dipakai.Kertas ini sebaiknya dibacakan dengan dharani Ta Pei Cou atau Maha Karuna Dharani 7 kali.

Dupa atau hio atau kemenyan atau pasepan Bali harum

Dupa atau hio atau kemenyan atau pasepan Bali harum

adalah sebuah material yang mengeluarkan bau.
Dupa mengeluarkan asap yang biasanya menggunakan bau harum atau aroma khas ketika dibakar. Banyak upacara keagamaan menggunakan dupa. Dupa juga digunakan untuk pengobatan. Dupa ada dalam berbagai bentuk dan proses, namun, dupa dapat terbagi menjadi "pembakaran langsung" dan "pembakaran tidak langsung" tergantung bagaimana dupa digunakan. Suatu bentuk tergantung dari budaya, tradisi dan rasa seseorang.

Hampir semua orang Tionghoa tahu apa itu Dupa/Hio karena setiap ritual persembahyangan yang dilakukan selalu menggunakan benda yang satu ini. Bahkan pernah saya mengdengar seorang sesepuh berkata, “Kalau tidak mau memegang dan tidak tahan dengan bau Dupa/Hio janganlah jadi orang Tionghoa.” Namun tahukah anda makna yang tersirat dari penggunaan Hio didalam ritual persembahyangan tersebut. Berikut sedikit penjelasan tentang makna dari Hio, jenis-jenisnya, dan cara penggunaannya.

Hio artinya harum. Yang dimaksud harum disini ialah Dupa, yaitu bahan pembakar yang dapat mengeluarkan asap berbau sedap/harum. Dupa yang dikenal pada jaman Nabi Khongcu (Kongzi) berwujud bubuk atau belahan kayu, misalnya : Tiem Hio (Cheng Xiang), Bok Hio (Mu Xiang)/Gaharu, Than Hio (Tan Siang)/Cendana dan lain-lain.

Makna dan Kegunaan Dupa / Hio bagi etnis Tionghoa / Budha