Asal Usul Treh Sri Karang Buncing
Jangankan menelusuri jejak keberadaan Tuhan/Hyang Widhi sebagai penyebab awal keberadaan alam semesta beserta isinya adalah suatu kemustahilan. Menelusuri jejak para leluhur saja sangat sulit sekali, ibarat mencari sebuah jarum di tengah padang rumput yang sangat luas, kadang-kadang gelap, kadang samar, terputus-putus dan membingungkan, sehingga membuat seseorang menjadi penasaran untuk terus mencari dan mencari terus sampai pada titik kebenaran.
Mencari dan menelusuri asal usul leluhur (lelangit) dari masing-masing warga/klen/gotra/treh menurut garis keturunan laki laki (purusa) yang menganut asas ius-sanguinis artinya asas keturunan atau hubungan darah yang ditentukan oleh orang tuanya. Disini tidak lepas dengan membicarakan sejarah keberadaan leluhur mereka dalam pemerintahan raja-raja Bali yang hidup pada zaman orangnya sendiri. Dalam teologi sosial kemasyarakatan, raja dianggap sebagai ‘tuhan’ atau ‘dewa’ penggerak seluruh kehidupan di masyarakat, baik dalam bidang agama, politik, sosial, budaya, ekonomi, pendidikan dan sebagainya, akan tercatat peristiwa yang telah terjadi di zamannya.
Sejarah membicarakan suatu kejadian atau peristiwa penting yang telah lewat dan terkronologis, umurnya bisa mencapai ratusan tahun bahkan sampai ribuan tahun yang lalu, dan bagian sejarah yang akan datang masih berlanjut sampai kini. Hanya orang-orang penting yang memerintah pada zamannya akan tercatat dalam buku sejarah. Oleh masyarakat yang tidak menyaksikan peristiwa sejarah, kadang-kadang dicampur-adukkan antara sejarah dengan agama.