Pages

Gangguan Pada Unsur Tri Dosha Pitta dan Klasifikasi Penyakit

Gangguan Pada Unsur Tri Dosha Pitta dan Klasifikasi Penyakit

Unsur tri dosha yang dapat terganggu tidak hanya unsur vatta saja, tetapi unsur pittu-pun dapat terganggu. Keadaan ini disebut pittaja. Penyebab utama terjadi pittaja atau gangguan pada unsur pitta antara lain adalah:

  1. Gangguan emosi, seperti marah, sedih, takut, ngeri, dsb.
  2. Bekerja terlalu keras sehingga kepayahan.
  3. Bersanggama atau melakukan hubungan seksual yang berlebihan. Pada laki-laki yang banyak mengeluarkan sperma atau air mani, baik akibat bersanggama maupun onani, dapat mengakibatkan pula pittaja.
  4. Makan dan minurnan dapat juga menyebabkan pittaja. Misalnya, makan tak teratur, melakukan puasa tak terkendali, makan dan minum yang rasanya asam (amla), asin (lavana), pedas (katu), panas (usna), bersifat ringan (laghu), diet berlebihan, makan makànan yang banyak mengandung minyak sesam, minyak jajan, daging ikan guana, daging kambing, biri-biri, dadih susu, mentega susu, air dadih, fermentasi air gandum (untuk bir), buah asam, cairan fermentasi (air tape), dan sebagainya.

Selain itu hendaknya diwaspadai bahwa unsur pitta mudah sekali terganggu oleh suhu panas, cuaca di musim panas dan musim gugur, pada tengah hari (tengai tepet), dan tengah malam (tengah lemeng) , atau oleh makanan yang sedang dicerna. 



Pada suhu dingin unsur pitta ini akan menurun jumlahnya. Mungkin inilah salah satu sebabnya mengapa di Bali para orang tua melarang anak-anaknya agar tidak bermain di jalan pada waktu tengai tepet (tengah hari) dan tidak bepergian tepat pada tengah lemeng (tengah malam). Mereka mengatakan bahwa pada saat itu para bhuta kala sedang lewat. Bila berpapasan dengan mereka dapat menyebabkan jatuh sakit. Pada hal saat seperti itu (tengai tepet dan tengah lemeng) mudah sekali terjadi pittuja, gangguan keseimbangan pada unsur pitta.

Gangguan pada unsur pitta menyebabkan banyak berkeringat, rasa tubuh seperti terbakar, berbicara kacau, mudah terbentuk nanah di tubuh, badan berwarna kuning. Gejala ini dapat muncul hanya satu dua saja, tetapi dapat pula semuanya muncul secara bersamaan.

Peningkatan unsur pitta

Bila terjadi peningkatan unsur pitta di dalam tubuh, maka tanda dan gejalanya adalah sebagai berikut:

  1. Osa, rasa terbakar pada bagian organ tubuh.
  2. Coda, sakit seperti sesuatu yang terhisap.
  3. Paridhaha, seperti rasa terbakar di seluruh bagian tubuh.
  4. Dhumayana, sakit seperti asap panas ke luar dari tubuh.
  5. Sakit seperti seluruh tubuh diselimuti oleh arang panas
  6. Peningkatan suhu tubuh.
  7. Rasa sakit seperti cairan dituangkap pada luka borok.
  8. Gejala atau tanda ini dapat muncul hanya satu dua saja, tetapi dapat pula timbul lebih dan jumlah tersebut.

Penurunan unsur pitta

Jikalau terjadi penurunan unsur pitta di dalam tubuh, maka akan muncul tanda dan gejala sebagai berikut:

  1. Suhu tubuh menurun,
  2. Kekuatan mencerna dan metabolisme dalam tubuh menurun,
  3. Kurang bergairah dalam segala segi, termasuk gairah seksual.

Unsur pitta ini erat kaitannya dengan agni atau enzim yang berada dalam tubuh. Enzim adalah produk cairan dari tubuh yang amat penting peranannya dalam setiap proses metabolisme di dalam tubuh, Misalnya enzim ludah di mulut. Enzim ini berfungsi untuk mengubah zat karbohidrat makanan menjadi glukose atau gula. Nasi yang lama dikunyah di mulut lama-lama akan terasa manis, karena zat karbohidratnya berubah jadi gula. Tatkala unsur pitta menurun oleh pengaruh nidana sehingga terjadi dusya, dengan sendirinya enzim dalam tubuh akan menurun pula, termasuk enzim pencernaan, Dengan adanya penurunan enzim ini maka proses pencernaan akan terganggu. Demikian pula enzim di dalam sel lainnya ikut pula menurun jumlahnya. Sehingga proses metabolisme tubuh secara keseluruhan ikut juga menurun.

Di Bali bila seseorang menderita pittaja atau karena gángguan pada unsur pitta, penyakitnya disebut sakit panes. Istilah panes ini tidaklah berarti demam panas. Jampi, stomatis atau luka-luka di mulut disebut sakit panes. Pada hal badannya mungkin tidak panas, tidak demam. Untuk mengobatinya diberikan ramuan yang berkhasiat tis atau dingin. Bagian dari tumbuh-tumbuhan yang berkhasiat tis, antara lain getah awar-awar, akar dan buah blego, akar dan daun ikut lutung, akar dan daun kapuk, akar dan daun kayu manis, getah kelor, getah kenanga, akar & kulit & daun kenari, akar dan daun nenas, akar & batang & daun paku sayur, getah tanjung, dan lain sebagainya

Setiap orang sebagai manusia pasti pernah sakit. Mengapa orang menjadi sakit? 
Ada banyak penyebab yang menjadikan seseorang itu jatuh sakit. Dan berbagai penyebab itu berdasarkan atas asal penyebab penyakit, maka penyakit dapat dibagi menjadi tiga kelompok utama, yakni:

  1. Adhyatmika merupakan penyakit yang berasal dan dalam tubuh sendiri, termasuk penyakit psiko-somatik. Sel, organ atau sistema yang ada di dalam tubuh manusia mengalami kelainan bentuk atau kerusakan, sehingga fungsinya tidak normal. Kelainan ini bukan disebabkan oleh faktor yang datang dan luar tubuh, tetapi memang sudah terjadi tanpa ada campur tangan dan pihak luar tubuh. Penyakit psikosomatik merupakan penyakit yang timbul akibat adanya gangguan pada pikiran, mengakibatkan organ tubuh sakit. Misalnya pikiran selalu kalut, dapat menimbulkan penyakit lambung atau maag
  2. Adhibautika adalah penyakit yang disebabkan oleh faktor kausa fisik dan luar tubuh, seperti bibit penyakit yang menyerang tubuh, atau diserang oleh orang dengan sabit sehingga luka. Teriris pisau, terpukul palu, tertusuk paku, tersiram air panas, kulit terbakar, merupakan penyakit akibat terkena benda fisik ketika sedang bekerja. Demikian pula luka, cedera, atau patah tulang akibat kecelakaan, termasuk di dalam kategori ini.
  3. Adhivaivika merupakan penyakit yang berasal dan takdir, pengaruh planet, musim, dan sebagainya. Penyakit ini muncul sering tidak diketahui penyebabnya. Sehingga dikatakan sebagai takdir. Tiba-tiba badannya panas tanpa diketahui penyebabnya.


Sub-klasifikasi

Bila disimak lebih rinci lagi maka ada 3 sub-klasifikasi dan penyakit adhyatmika, yang kausanya berasal dan dalam tubuh sendiri, yakni:

  1. Adibalaja adhyatmika merupakan penyakit keturunan. Penyakit jenis ini di dalam dunia kedokteran modern disebut penyakit herediter. Penyakit ini diperoleh dari leluhur atau orang tuanya. Misalnya penyakit kencing manis, buta warna, bisu tuli (Bali = kolok) akan menurun kepada anak cucunya.
  2. Janmaja adhyatmika adalah penyakit yang diperoleh ketika berada di dalam kandungan. Penyakit jenis ini di dalam dunia kedokteran modern disebut penyakit kongenital. Misalnya cacat tubuh, atau kelainan hormonal, karena kondisi alat kandungan ibu ada kelainan atau akibat ibu mengkonsumsi obat-obatan tertentu yang membahayakan janin.
  3. Doshaja adhyatmika merupakan penyakit akibat kenaikan dosha. Yang dimaksud dengan dosha di sini adalah tiga unsur dosha atau tri dosha yang selalu berada di dalam tubuh manusia. Ketiga dosha tersebut adalah vatta, pitta dan kapha (unsur angin, api, dan air).

Penyakit dapat pula diklasifikasikan sebagai akibat dari gangguan tri dosha, yaitu:

  1. Nanatmaja dosha adhyatmika, Penyakit yang disebabkan oleh adanya gangguan pada salah satu atau dua unsur tri dosha tertentu. Misalnya : kelumpuhan yang hanya disebabkan oleh vatta atau vayu.
  2. Samaniaja dosha adhyatmika, Penyakit yang muncul dapat pula disebabkan oleh karena adanya gangguan pada ketiga unsur tri dosha.

Karena berbeda penyebab dan penyakitnya maka dengan sendirinya jenis pengobatannyapun bervariasi dan satu penyakit ke penyakit yang lainnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar