Google+

Penerimaan Murid Baru - Tehnik Yoga Meditasi April 2013

Penerimaan Murid Baru

Yayasan Taman Bukit Pangajaran dengan Ajaran Ghanta Yoga

menerima Murid baru
Bimbingan Pernafasan dan Meditasi
Jika anda benar - benar ingin belajar dan berlatih Pernapasan dan tehnik Meditasi terutama untuk Kesehatan, Teraphy diri sendiri dan orang lain, meningkatkan Percaya Diri (PD), proteksi diri dan keluarga, bisa Mendeteksi dan Mentransfer Energi ke benda/seseorang dan merasakan getaran energi alam, melancarkan bisnis dan rejeki, menambah dan membuka aura kewibawaan (bagi Pria) serta kecantikan (bagi wanita), kami siap membantu anda.

Kegiatan ini akan dilaksanakan pada:
Hari: Kamis, 18 April 2013
Pukul: 18.00 - selesai
Tempat: Klinik Jalasidhi, Jl. Pralina No 18 Kesiman Denpasar
SMS: 087860065000 atau 08993182858

Pendaftaran:
  • Bala Ghanta, mempelajari tehnik kawisesan (ilmu kebal, tenaga dalam dll) Level 1 Rp. 350.000,-
  • Usadha Ghanta, mempelajari tehnik pengobatan (medis dan non medis) Level 1 Rp. 350.000,-
  • Sridhana Ghanta, mempelajari tehnik manejemen rejeki (usaha/bisnis) Level 1 Rp. 500.000,-
  • Padma Negara Ghanta, mempelajari tehnik inner beauty (khusus wanita) Level 1 Rp. 500.000,-
  • Pradnya Ghanta, mempelajari tehnik mengajar. Level 1 Rp. 350.000,-
tehnik Meditasi ini tidak bisa dipelajari sekaligus, sehingga bimbingan Guru sangat diperlukan.
bagi yang telah lulus level 1, silahkan melanjutkan ke level 2 dan seterusnya.

trah keturunan Gusti Pelandung (trah Pangeran Nyuh Aya)

keturunan Gusti Pelandung

Shri Nararya Kreshna Kepakisan, berputra:
  1. Pangeran Nyuh Aya
  2. Pangeran Made Asak
Pangeran Nyuh Aya, berputra:
  1. I Gst, Ag. Petandakan.
  2. I Gst. Satra.
  3. I Gst. Pelangan.
  4. I Gst. Kaloping.
  5. I Gst. Akah.
  6. I Gst. Cacaran.
  7. I Gst. Anggan.
  8. I Gst. Ayu Adhi

Meditasi Kundalini Sakti

Meditasi Kundalini Sakti dengan Gayatri Mantra

ॐ भू: । ॐ भुवः॒ । ॐ स्वः । ॐ महः । ॐ जनः । ॐ तपः । ॐ सत्यम ।
ॐ तत सवितुर वरे॑ण्यं । भ॒र्गो॑ दे॒वस्य॑ धीमहि । धियो॒ यो नः॑ प्रचो॒दया॑त् ।

Om bhur, Om bhuvah, Om svah, Om mahah, Om janah, Om tapah, Om satyam.
Om tat savitur varenyam, bhargo devasya dhimahi, dhiyo yo nah, prachodayat.

Gayatri Mantra dibagi dalam tiga bagian, bagian pertama didedikasikan untuk tujuh dunia, bagian kedua adalah bagian utama dari mantra dan terdiri dari 24 suku kata, 

Pura Dasar Bhuana Pemersatu Umat

Pura Dasar Bhuana Pemersatu Umat, Penghormatan pada Empu Ghana

Pura Dasar Bhuana di Desa Gelgel, Klungkung merupakan salah satu peninggalan sejarah Klungkung yang notabene sebagai pusat kerajaan di Bali. Selain sebagai satu-satunya pura dasar yang ada di Bali, pura ini juga memiliki keunikan dan fungsi khusus.

Seperti apa keunikan dan fungsi dari keberadaan pura ini?
PURA Dasar Bhuana dibangun Mpu Dwijaksara dari Kerajaan Wilwatikta (Kerajaan Majapahit) pada tahun Caka 1189 atau tahun 1267 Masehi. Pura ini merupakan salah satu Dang Kahyangan Jagat di Bali. Pada masa Kerajaan Majapahit, Pura Dang Kahyangan dibangun untuk menghormati jasa-jasa pandita (guru suci). Pura Dang Khayangan dikelompokkan berdasarkan sejarah. Di mana, pura yang notabene tempat pemujaan di masa kerajaan di Bali, dimasukkan ke dalam kelompok Pura Dang Kahyangan Jagat. Keberadaan Pura Dang Kahyangan tidak bisa dilepaskan dari ajaran Rsi Rena dalam agama Hindu.

Mencari Kawitan orang Bali

Mencari Kawitan orang Bali

Banyak orang bingung mencari Kawitan karena pada zaman Bali Kuna belum ada pemujaan Tuhan melalui Bhatara Hyang Kawitan. Setelah kalahnya Bali pemerintahan dipegang oleh Dalem Baturenggong dengan dibantu Danghyang Nirarta yg diberi gelar Pedanda sakti Wawu Rauh baru ada pemujaan Kawitan. Jadi orang2 Bali Mula yg sudah ada di Bali sebelum masuknya Dh Nirarta menjadi bingung untuk menelusuri jejak2 leluhur mereka yg sudah ada sebelum masuknya Danghyang Nirarta.

Sehingga banyak masyarakat Bali Mula masuk kedalam klompok Pasek, contoh: Kubayan, Dukuh, Karang Buncing, Tangkas, Bandesa, masuk ke soroh Pasek, padahal Kubayan itu adalah jabatan rohaniawan desa Bali Kuna sebelum masuknya Hindu ke Bali. Dukuh adalah turunan raja-raja Bali Kuno yg diberi gelar kependetaan oleh Danghyang Nirartta yg diberi julukan Pedanda Sakti Wawurawuh. Banyak sekali kontroversi mengenai sejarah Bali ini yang perlu diluruskan. Catur Lawa (Dukuh, Pasek, Pande, Penyarikan) itu bukan soroh atau kelompok warga.

Sekilas Tentang Keris

Proses pembuatan, empu dan etika menggunakan keris

Sekilas Tentang Keris
by : Basuki Teguh Yuwono
Pendahuluan
Keris merupakan karya yang multi material dan multi skill/keahlian, keris merupakan penggabungan seni tempa logam pada bilah, seni kemasan/perhiasan pada mendak, selut dan pendoknya, serta seni ukir kayu pada bagian hulu dan warangkanya. Beberapa unsur tersebut dihasilkan dengan baik oleh tangan-tangan terampil dan digabungkan menjadi karya yang indah, bermutu tinggi yang penuh dengan nilai-nilai simbolnya. Haryono Haryo Guritno dalam bukunya Keris Jawa Antara Mitos Dan Nalar, menuliskan agar menjadi karya yang lengkap secara teknis maupun estetis, bilah keris harus diberi sarung dan gagang atau hulu. Bagi masyarakat jawa, Warongko dan Perabot keris yang lain hampir sama pentinya dengan bilah keris itu sendiri.

Keris berasal dari kata kris, atau riris, atau aris yaitu sesuatu yang kecil runcing dan tajam.Walaupun belum dapat dipastikan kapan pertama kali keris berkembang di Nusantara akan tetapi Keris diperkirakan telah ada semenjak perkembangan seni perlogaman berkembang di Nusantara. Dalam beberapa artefak dan catatan sejarah keris telah ada dan berkembang pada masa awal-awal abad pertengahan, di dalam prasasti rukam berangka tahun 825 saka (907 M) telah dikenal istilah “kris”, di dalam prasasti poh dan prasasti karang tengah tertulis antara lain kata Kres yang diduga artinya keris. Hal ini menunjukan bahwa masyarakat jawa telah mengenal keris semenjak abab ke-9.

Prasasti Pande Bang

Babad Pande Bang

Uni purwan ing tatwa carita, katakana pwa sira paduka bhatara brahma, ayoga duk ing tan ana paran pran, kari ya sunia, sumlah pwa katonaniya, anarawang-anaruwung, nora tanah lawan langit, tan katenger pwa doh-dohaniya, tan ana wetan kidul kulwan mwang utara, kewala ana katon surya sapetang siki, asurupan atemahan tunggal, tan sipi tejan ing lumran ira, anuluhi ikang bhuwana-anda-pada. Mangkana dilah tejan ira sang hyang indra nguni. I wekasan dadya ana katon, pawayangan, anal or, kidul, kulwan, wetan, sinipatakan dening tung tung ing anan ira sang hyang surya. Apan ta dumeh niyan, apan tan sinipi tikena mapanes. Kunang riwekasan dadya ana muwah katon, akasa lawan pratiwi, atisayang mawalu rupan ikang pratiwi akasa, asinang katon madyan ing bhuwana, tinitisaken tumihan tumihan ikang teruh teruh, saking antariksa, ya atemahan ana ikang taru-taru, sarwa tumuwuh, awurahan, yam maka ananta-padma sahanan ira. Bhatara brahma mayoga, ya tam aka uripan ika, nimitan ing atisayeng mawelu, tejan ikang kukus, angurdayana, mwah atikel amingsor tekeng pukah, jeng ira paduka bhatara brahma, dadya mijil ikang maya sakamantyan sakeng sendin ing adnyanan ira bhatara brahma tinehar pinrayogaken ikang maya, ya ta pwa atemahan manusa, mangke lare, mangke matuha. Sira ta tumuli anama mpu brahma bangsa. Nahan kalingan ikang nguni, didiniyan pada pratyaksa pra-santana sowing-sowang. Rengwakena ikang carita muwah, ring usana sang apanelah bhatara mpu brahma bangsa, atisaya kotaman ira, drasaksat sang hyang tri netra pwa sira, apan parihning hyang. Ri wekasan kinon pwa sira de paduka bhatara prajapati, ayoga amredyakena putra santana. Tar wihang ta pwa sira, tumut umiring adnya bhatara, iriki tineher ayoga sira mpu brahma bangsa. Tan sipi baran ikang yogan ira, kowat den ing kasidyan janyanan ira rasa singgang kang pratiwi-tala, awasana mijil tang manusa sawiji, sakeng sandin ing yoga, listuayu laki warna, tan awaneh kapwa kaya sang kritya, umangke lare, mangke matuha, sira taw us akekasih mpu wija brahma kapandyan.

Perjalanan Mpu Brahmaraja atau Mpu Bumi Sakti keturunan Mpu Rajakertha

Bhagawan Pandya Mpu Bhumi Sakti keturunan Mpu Rajakertha

Adapun Mpu Dwijendra atau Mpu Rajakertha berputra 3 orang laki-laki, masing masing bernama 
  1. Gagakaking,
  2. Bukbuksah dan
  3. Mpu Brahma Wisesa atau Mpu Gni.
Kemudian Mpu Brahma Wisesa berputra 2 orang laki-laki, masing-masing bernama 
  1. Mpu Gandring tinggal di Lalumbang dan
  2. Mpu Saguna atau Mpu Patih Jaya.
Apa sebab disebut Mpu Gandring, sebab tugas atau pekerjaan beliau ‘angandring’ yaitu ahli membuat senjata dan barang/benda tajam lainnya. Mpu Gandring wafat ditikam oleh Ken Arok raja Singasari (1220-1227), dengan keris buatannya sendiri, sebab Mpu Gandring dalam membuat keris tersebut tidak memenuhi ‘catur dharma krya’.

Seterusnya Mpu Saguna atau Mpu Patih Jaya berputra
  1. Mpu Tusan, menurunkan Pande Tusan
  2. Mpu Lumbang,
  3. Mpu Galuh berputra seorang laki-laki bernama Mpu Brahmaraja.
  4. Mpu Gandu.

Babad Pande Prasasti Pande Kesian

Babad Pande Kesian Gianyar

Ini merupakan salinan prasasti Pura Pande di Banjar Kesian Desa Lebih Kecamatan Gianyar, dimana saya hadir langsung pada saat ngwacen prasasti itu yaitu pada tahun 2000 lalu. Kemudian saya akhirnya mendapatkan salinan prasati ini sudah dalam bentuk buku/diktat. Buku ini disusun oleh I Ketut Sujana, S.Ag bersama Drs. Made Surada. Buku ini tidak memuat halaman-halaman prasasti, sebagaimana salinan lontar dari Pusdok, tetapi berbentuk narasi sebagaimana sebuah buku pada umumnya.

Tak lupa saya sampaikan bahwa Prasasti/Babad/Babancangah atau apapun namanya tidak boleh dijadikan sebagai satu satunya acuan sejarah, sikap dan tingkah laku dalam masyarakat, karena babad biasanya sangat bersifat subyektif. Perlu dicarikan pembanding dengan sumber lain, sehingga tercipta keseimbangan dalam kehidupan bermasyarakat.

Dalam setiap posting saya akan post-kan beberapa alenia saja, sebagaimana salinan babad yang lain. Masih dalam beberapa waktu kedepan, akan diposting salinan prasasti yang berbahasa jawa kuno. Mungkin beberapa bulan kedepan baru akan diposting rangkuman yang berbahasa Indonesia.