Google+

Pengobatan Gratis dan Penerimaan Murid Baru Mei 2013

Pengobatan Gratis 

Yayasan Taman Bukit Pengajaran kembali mengadakan kegiatan Rutin Bulanan yaitu Bakti Sosial PENGOBATAN dan KONSULTASI GRATIS, yang diadakan pada:
  • Hari I: Minggu, 12 Mei 2013
  • Hari II: Minggu, 26 Mei 2013
  • Pukul: 16.30 - 18.30 wita
  • Tempat: Lapangan Puputan Niti Mandala Renon Denpasar - BALI
Klinik Jala Sidhi hadir untuk mengabdikan Diri, membantu mempermudah permasalahan yang anda hadapi, KAMI akan bantu hingga tuntas, BIAYA SUKARELA, melayani
  • Terapi penyembuhan berbagai penyakit medis dan non medis,
  • mempercepat jodoh, keharmonisan keluarga,
  • memproteksi pekarangan, proteksi diri dan keluarga,
  • melancarkan rejeki, bisnis dan usaha
  • meningkatkan karismatik menjadi semakin disegani (berwibawa)
  • membangkitkan iner beauty (kecantikan dari dalam diri)
  • meningkatkan kemampuan otak dan kecerdasan anak-anak dalam belajar
Pengobatan GRATIS di Denpasar Bali

menerima Murid baru

Bimbingan Pernafasan dan Meditasi

Jika anda benar - benar ingin belajar dan berlatih Pernapasan dan tehnik Meditasi terutama untuk Kesehatan, Teraphy diri sendiri dan orang lain, meningkatkan Percaya Diri (PD), proteksi diri dan keluarga, bisa Mendeteksi dan Mentransfer Energi ke benda/seseorang dan merasakan getaran energi alam, melancarkan bisnis dan rejeki, menambah dan membuka aura kewibawaan (bagi Pria) serta kecantikan (bagi wanita), kami siap membantu anda.
Kegiatan ini akan dilaksanakan pada:
  • Hari: Selasa,
  • Pukul: 18.00 wita - selesai
  • Tempat: Klinik Jalasidhi, Jl. Pralina No 18 Kesiman Denpasar
Pendaftaran:
  1. Bala Ghanta, mempelajari tehnik kawisesan (ilmu kebal, tenaga dalam dll) Level 1 Rp. 350.000,-
  2. Usadha Ghanta, mempelajari tehnik pengobatan (medis dan non medis) Level 1 Rp. 350.000,-
  3. Sridhana Ghanta, mempelajari tehnik manejemen rejeki (usaha/bisnis) Level 1 Rp. 500.000,-
  4. Padma Negara Ghanta, mempelajari tehnik inner beauty (khusus wanita) Level 1 Rp. 500.000,-
  5. Pradnya Ghanta, mempelajari tehnik mengajar. Level 1 Rp. 350.000,-
tehnik Meditasi ini tidak bisa dipelajari sekaligus, sehingga bimbingan Guru sangat diperlukan.
bagi yang telah mengikuti Lokakarya  - bulan April 2013 - Life Skills Spiritual yang telah lulus level 1, silahkan melanjutkan ke level 2
bagi level 2 dan seterusnya yang sudah mendapat rekomendasi dari pelatih atau sudah siap naik level dipersilahkan menghubungi sekretariat yayasan.

kami GARANSI setiap murid akan mencapai tujuan dari setiap tahapan, bila murid mau menjalankan saran Guru/Pelatih. dan siap di uji dilapangan...

keterangan lebih lanjut silahkan hubungi:
Budi (koordinator Sridhana) 0361 8757377
SMS-Center yayasan: 087860065000 atau 08993182858
Wechat : Budi_guAng
LINE : budajuz

Geguritan TAMTAM

Geguritan TAMTAM

PUH SINOM

  1. Pangkah tiiang nganggit gita, katah sane salah indik, sok mewasta milu nuutang, kawiwara katututin, sanget kardin idane lewih, kapingging wang lintang dusun, prasodama tanding surya, katuran bekel dumadi, ring sang putus, galang kadi nabastala.
  2. Dahat sinampura pisan, pupuh lagu tuna luwih, pelambang lwir anak punyah, wantah ipun uning nyarik, saking pangkah milu ngawi, tuna sastra muda punggung, saking pupuh kaguyonan, prama sastra tan paindik, salah unduk, kerunane papojolan
  3. Kewala bisa ngucapang, bisane angan dibibih, adoh pacang mangrasayang, kadi pitekete sami, kaling ke adasa linggih, panca sila adoh kantun, dumadak ring paraloka, ida dane manindakin, kardi putus, nyungkemin kadi pelambang
  4. Saking meled nyaritayang, panumadin anak becik, wiwit saking pulo jawa, Ginal Ginul maak nami, sisian Ida Peranda Sakti, Aji Saka sane dumun, mengadakan anak melah, wirya budi tan sinipi, silar silur, manumadi dadi lanang
  5.  Cutet mangkin caritayang, doning ceceh manumadi, pamuntate mangkin kocap, petandane makekalih, manglayang nyusup ring sepi, ngawang-awang dane sampun, ditu reka masubaya, sanggupe pacang numitis, mangda kasub, wicaksana ngodag jagat

Niti Sastra Sargah 15

Niti Sastra

Sargah 15

Wasantatilaka --o/-oo/o-o/o-o/-o//

Niti Sastra Ayat 1
Lwirning purohita wiçesa ri sang narendra.
Sang wruh ri çāstra putusing paramādhi-kāwi.
Ring widya-sāra sarasāhuwusan kagêgwan.
Sakteng çiwārcana sadāgama tan kaluptan.
Pendeta istana yang utama harus memenuhi syarat-syarat ini : ia harus tahu akan buku-buku ajaran, faham benar akan syair-syair yang indah lagi penting isinya, mengenal betul akan inti dan arti ilmu pengetahuan; ia harus menyembah Siwa dan menjalankan agama dengan patuh. *) Keenam musuh itu ialah : keinginan, kemarahan, kegila-gilaan, kelobaan, kesombongan dan kemabokan.

Niti Sastra Ayat 2
Mwang modi dikṣi wêdihanya tekes linakṣan.
Wijneng samādhi japa hūti ginöng sadarpa.
Mekṣawa ring naya karaksanirang narendra.
Manggêh purohitā tikā ta ngaranya ring rāt.
Lagipula ia harus bertabiat periang dan sopan, ia harus memakai pakaian dan destar sepadan dengan pangkatnya. Ia harus dapat samadi (tafakur) dengan sempurna; ia harus dengan sungguh-sungguh mengucapkan mentera dan memimpin peralatan sasaji (kurban). Ia harus selalu dengan saksama menjaga keselamatan raja. Pendeta istana yang semacam itulah dapat disebutkan pendeta istana yang sejati di atas dunia ini.

Niti Sastra Sargah 14

Niti Sastra

Sargah 14

Kusuma wicitra ooo/o--/ooo/o-o//

Niti Sastra Ayat 1
Ika hulahên ring çiçu ya ta sikṣān
Pagêha ri kābhyāsaning aji tan len.
Apan ikanang yowana wiṣayābwat.
Ya tika sêḍêngning tuha muni wrêtti.
Yang harus kita perbuat kepada anak-anak ialah melatihnya dalam hal menuntut pengetahuan, lain tidak. Sebab nafsu anak-anak itu memang susah ditahan-tahan. Hal ini berubah, jika orang menjadi lebih tua dan tulus hidupnya. *) priya = lelaki.

Niti Sastra Ayat 2
Kunang i ḍatêngnya ng mrêta têpêt ambêk.
Atutura ring yoga tayaning ātma.
Taki-taki tosön pakêkêsa sang wruh.
Wêkasanikāng tan hana juga toson.
Jika maut sudah mendatangi, kita harus berhati teguh. Ingatlah di dalam tafakur tentang ketiadaan jiwa. Hal itu hendaklah difahamkan dengan petunjuk dari orang yang mengetahui. Kita wajib mengerti, apa sebenarnya mati itu.

Niti Sastra Sargah 13

Niti Sastra

Sargah 13

Cardula Wikridita ---/oo-o-o/oo-/--o/--o/o//

Niti Sastra Ayat 1
Wwang tan wring çruti rūpa lingga mangucap çāstreng sabhā manḍala.
Himpêr wwang manikêp matangga magalak ngkāneng alas durgama.
Tambangnyeki bêsarrikā gagangikang tunjung talinyāmikut.
Durān sambhawa teki yan kawênangāngde hasyaning wwang mihat.
Orang yang tidak mengenal adat lembaga, jika hadir dalam rapat yang membicarakan ajaran-ajaran, sama saja dengan sebuah tugu. Ia dapat disamakan dengan orang yang hendak menangkap gajah liar dalam hutan lebat, hanya dengan memakai tali sebesar gagang tunjung untuk mengikatnya; mustahil usahanya itu akan berhasil; malahan ia akan ditertawakan orang yang melihatnya.

Niti Sastra Ayat 2
Wwanten durgama wiṣṭining bhuwana din tan prayatneriya.
Ring go yan malungid sungunya magalak, ring wwang maweng sanjata.
Wwang tang rājakulān mawāni gulungeng cardūlawikridita.
Têkwan lwah madalêm asantêr amulêk, stri rakṣakān bhiṣana.
Di dunia ini ada bahaya-bahaya besar yang harus kita hadapi dengan hati-hati sekali, yaitu : banteng yang bertanduk panjang lagi runcing yang sedang mengamuk; orang yang membawa senjata; anggota keluarga raja yang berani bertanding dengan sardulawikridita (singa buas); sungai dalam yang deras arusnya lagi banyak pusaran airnya; dan lagi wanita. Awaslah, semua itu berbahaya.

Niti Sastra Sargah 12

Niti Sastra

Sargah 12

Smaradhahana oo-/o-o/oo-/ooo/ooo/-o-/oo//


Paḍaning ku-putra taru çuṣka tumuwuh i ri madhyaning wana.
Maghasagêrit matêmah agni sahana-hananing halas gêsêng.
Ikanang su-putra taru candana tumuwuh i ring wanāntara.
Plawagoragā mrêga kaga bhramara mara riyā padaniwi.
Anak yang jahat sama dengan pohon kering di tengah hutan. Karena pergeseran dan pergesekan, keluar apinya, lalu membakar seluruh hutan. Akan tetapi anak yang baik sama dengan pohon cendana yang tumbuh di dalam lingkungan hutan. Kera, ular, hewan berkaki empat, burung dan kumbang datang mengerubungnya.

Niti Sastra Sargah 11

Niti Sastra

Sargah 11

Cardula Wikridila ---/oo-/o-o/oo-/--o/--/o//


Ring bhogeka gunanya kasta-guna dening pista mangde keral.
Kralning pista ya kastabhaga tekaping pehan tahap nityaca.
Ring pehan ya tikastabhaga tekaping sarpis sada bhaksana.
Kralning sarpis inastabhaga tekaping mangsottama ng uttama.
Kekuatan makanan biasa hanya seperdelapan kekuatan tepung. Kekuatan tepung hanya seperdelapan kekuatan air susu, jika kita terus-menerus meminumnya. Kekuatan air susu hanya seperdelapan sarpis (semacam mentega, dibikin dari air susu kerbau) jika kita terus-menerus menggunakannya. Kekuatan sarpis hanya seperdelapan khasiat daging itulah makanan yang terbaik.

Niti Sastra Sargah 10

Niti Sastra

Sargah 10

Prawira lalita -oo/-o-/ooo/-o-/ooo/o//

Niti Sastra Ayat 1
Lwirnikang sinêmbahaken ing prajā t-ingêt-ingêt,
Arthaka len ikang wara wadhū sudharma linewih,
Ring swami janggut inganira yan praṇammya siniwi.
Sang ratu tungtunging ghraṇa namaskaranta marêka.
Ingatlah akan siapa yang wajib dihormati : Orang kaya, perempuan yang ternama dan baik budinya harus dihormati. Kepada suami orang menyembah sampai tangan menyentuh pada dagu. Sembah kepada raja dialkukan sampai tangan menyentuh pucuk hidung.

Niti Sastra Ayat 2
Pitrê ri madhyaning halis inêmbah aywa malupa,
Lalata ring pangajyanira çāsananta marêka,
Mūrdha ri sang gurunta pasangaskaran kramanika.
Panca welang nikang praṇama çasaneng widhi tutên.
Sembah kepada nenek-moyang : sampai kedahi, antara kening. Sembah kepada guru yang membuka pikiranmu : sampai ke kepala. Ketahuilah ilmu sembah yang diwajibkan itu; kerjakanlah dengan tertib.

Niti Sastra Ayat 3
Bhrêtya pariksa pūrwaka sinorakên tinitihan,
Bhakti tumungkulāmra pinariksa ring dhana luput,
Stri pamariksa tan kêna tinogning aprang atahên.
Yeka ngaranya bhrêtya saphala prawira lalita.
Bujang harus diuji secara begini : dihinakan dan diberi pekerjaan yang berat. Jika ia tetap setia dan hormat, ............. maka kesetiaannya itu harus dicobai dengan urusan uang. Jika tidak guncang hatinya, cobalah dengan perempuan. Jika masih tahan, cobalah majukan ia ke medan perang. Jika kelihatan keberaniannya, maka sesungguhnyalah ia itu seorang bujang yang berguna lagi perwira.

Niti Sastra Sargah 9

Niti Sastra

Sargah 9

Smaradahana oo-/o-o/oo-/ooo/ooo/-o-/oo//

Niti Sastra Ayat 1
Kadi sang hyang indra sang amukti suka wibhawa bhoga wiryawān.
Sira sang wiweka guṇamanta paḍa-paḍa lawan hyang içwara.
Atiye wanātuha sudharma padanira bhaṭāra keçawa.
Ikanang wimūdha paçu tulya manahika mabhoga sanggama.
Orang yang hidupnya mewah, berkuasa, kaya lagi dhormati orang, sama dengan Betara Indera. Orang yang sangat berhati-hati dan sangat pandai, sama dengan Betara Iswara. Orang muda yang sikapnya sebagai orang tua dan saleh hatinya, sama dengan Betara Wisnu. Orang bodoh sama dengan binatang, yang dipikirkan hanya makan dan sanggama.

Niti Sastra Ayat 2
Kramaning dadi wwang ana ring bhuwana pahutanganta ring prajā.
Ri sirang munindra nguniweh sang atithi gamaneka sambaraman.
Athawā muwah swa-pita rahyang āmara rêna yogya kingkingên.
Panahurta ring pitara potraka luputakêning yamālaya.
Manusia di atas dunia ini mempunyai kewajiban terhadap sesamanya. Orang yang suci, apalagi tamu, wajib diperlakukan dengan hormat. Terlebih-lebih kewajiban kita terhadap orang tua, orang-orang suci dan dewa-dewa, harus selalu diingat. Sebagai anak kita berkewajiban melepaskan nenek-moyang kita dari tempat kediaman Betara Yama.

Niti Sastra Sargah 8

Niti Sastra

Sargah 8

Ragakusuma ---/oo-/o-o/oo-/ooo/ooo/-o-/oo//

Niti Sastra Ayat 1
Tikṣṇa hyang rawi ring prabhata magawe ksayani tanu halanya manglare.
Yan sore sira manda-teja hatur āmrête pan raming angga durbala.
Dhumojjwālaning anggesêng cawa mareng awak anurudaken kayowanan.
Prāyaçcitta mayajna homa wangunên pangilanganira pāpa kaçmala.
Cahaya matahari pada waktu pagi-pagi merusakkan badan; akibatnya tidak baik, karena menimbulkan penyakit. Pada waktu sore cahaya matahari yang tiada begitu panas lagi itu adalah seperti air penghidupan yang menyiram badan yang sudah kehabisan kekuatan. Jika panas nyala api pembakaran mayat mengenai tubuh, maka ia akan mengurangkan tenaga kembang tubuh itu. Maka sebaiknya adakanlah sesaji untuk menghilangkan kehinaan dan kekotoran.

Niti Sastra Ayat 2
Sakṣāt dagdha gêsêng tikang wadana yan kita tan anginangerikāng sabhā.
Sakṣāt dagdha gêsêng tikang muka yadin prihawak anginangerikang sabhā.
Sakṣāt dagdha gêsêng tikang wwang anwan i wayahnya dumadak ika hina kāsyasih.
Sakṣāt dagdha gêsêng tikang huwus jada pikun dumadak anêmu bhāgya wiryawan.
Seperti terbakar dan hangus mukamu, jika dalam perkumpulan engkau tidak makan sirih. Seperti terbakar dan hangus mukamu, jika engkau makan sirih sendiri saja dalam perkumpulan itu. Seperti terbakar dan hangus orang yang sudah tua renta, lalu mendapat keuntungan dan kemuliaan.

Niti Sastra Sargah 7

Niti Sastra

Sargah 7

Bhramara wilasita ---/-oo/ooo/oo

Niti Sastra Ayat 1
Hulwanta ng supta juga hilingakên.
Ngwang mājar lingning aji pituhunên.
Yan ring pūrwāyuṣanira madawa.
Yapwan ring uttara dhana katêmu.
Perhatikan tempat letak kepalamu waktu tidur beginilah pelajaran dari buku-buku : Jika letak kepalamu di timur, akan panjang umurmu, Jika di utara, engkau akan mendapat kekayaan.

Niti Sastra Ayat 2
Paçcāt kulwan hulu, patining asih.
Mitrantelik ta ya karaṇanika.
Yapwan ring dakṣiṇa pati maparêk.
Mangde çoka bhramarawilasita.
Jika letak kepala di barat, akan mati rasa cinta padamu; engkau akan dibenci sahabat-sahabatmu. Jika membujur keselatan, akan pendek umurmu, menyebabkan rasa dukacita.

Niti Sastra Sargah 6

Niti Sastra

Sargah 6

Açwalalita ooo/o-o/-oo/o-o/-oo/o-o/-oo/oo//

Niti Sastra Ayat 1
Sira sang aweh sudāna ri sirang dhanādhipa pasungnya niṣphala tika.
Ikang uwus warêg sungana bhojanātiçaya nisphalanya marika.
Kadi hudan iang samudra papaḍanya nisphala hilang banūnya mapahit.
Ikang upakāra katriṇi taman prayoga paḍa niṣphalāywa tuladên.
Barang siapa memberi sedekah kepada orang kaya, sedekahnya itu tidak akan berguna sedikitpun jua. Memberi makan kepada orang yang kenyang itu tidak akan ada faedahnya. Begitu juga halnya dengan air hujan yang jatuh di laut, karena akan hilang belaka menjadi asin. Ketika macam pemberian ini tidak berguna, jangan ditiru.