Google+

Babad Mengwi - Kerajaan Mengwi

Babad Mengwi - Kerajaan Mengwi

setelah berhasil menundukkan Pasek Badak, Perjalanan selanjutnya I Gusti Agung Putu menundukkan I Gusti Ngurah Teges, sehingga kekuasaannya daerah Kaba-kaba menjadi bagian dari wilayah Kawyapura.

I Gusti Agung Putu juga menyerang dan menaklukkan Penebel dalam rangkaian membantu Tabanan. Sebagai imbalan kemenangan itu Tabanan memberikan desa Marga kepada I Gusti Agung Putu. Beberapa penguasa atau Anglurah juga menyatakan takluk kepada Kawyapura, hingga wilayah Kawyapura meliputi:
  • ke Selatan bukit Jimbaran sampai Uluwatu, 
  • ke Utara sampai gunung Beratan, 
  • ke Timur sampai sungai Petanu, 
  • ke Barat sampai sungai Yeh Panah.

Perkembangan kemudian laskar I Gusti Agung Putu berperang dan menaklukkan laskar Buleleng. Perang ini dipicu oleh putera I Gusti Ngurah Panji Sakti yang bernama I Gusti Panji Wayahan, yang merabas hutan Batukaru dan merusak Pura Luhur Batukaru, kekuasaan Kawyapura. Sebagai tanda takluk I Gusti Ngurah Panji Sakti menyerahkan daerah Blambangan dan Jemberana menjadi daerah kekuasaan Kawyapura.
Selain itu, puteri Panji Sakti, Ni Gusti Ayu Panji sebagi isteri I Gusti Agung Putu. Raja juga memohon seorang Brahmana, Ida Pedanda Sakti Bukian dari desa Kayu Putih, diberikan tempat di Kekeran untuk mendampingi beliau,

Demikianlah bertambah – tambah keagungan dan kebesaran I Gusti Agung Putu, Ketika diangkat menjadi Raja I Kawyapura, beliau diberi gelar I Gusti Agung Bima Sakti, atau Cokorda Sakti Blambangan gelar lainnya. kerajaan beliau disebut Mengwi.

kata Mangwi terdiri dari dua kata yaitu “Mangu” karena di Gunung mangu inilah I Gusti Agung Putu memperoleh wara lugraha dari Yang Kuasa atau dari Kawi (Sanghyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa). Sebab itu kerajaannya dinamakan “mangu-wi”(di Gunung Mangu mendapatkan wahyu dari Kawi), dan juga disebut Kawyanegara, yaitu Negara karena kehendak atau diciptakan oleh Kawi (sanghyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa)

I Gusti Agung Putu Tunduk Kepada Dewa Agung Klungkung

Dengan semakin luasnya daerah – daerah jajahan yang kemudian menjadi wilayah kekuasaan, I Gusti Agung Putu tidak mau mengakui kewibawaan Dewa Agung Klungkung. Sekitar awal – awal tahun 1700, ada seorang tokoh sakti ilmu hitam yang bernama Ki Balian Batur, tinggal di pesisir Timur Kerajaan Mengwi, di desa Teledunginyah. Mempunyai sisya (murid) yang banyak, yang terkemuka adalah I Gede Mecaling. Ki Balian Batur konon ciptaan dari Bhatara Ulun Danu yang menginginkan agar I Gusti Agung Putu tunduk terhadap Dewa Agung Klungkung.

Ulah Ki Balian Batur beserta murid – muridnya membuat raja Mengwi merasa terusik. Banyak rakyat beliau terutama di bagian Timur meninggal karena serangan ilmu hitam. I Gusti Agung Putu mengerahkan laskar untuk menyerang Ki balian Batur beserta rakyatnya. Namun laskar Mengwi tidak dapat berbuat apa, karena berhadapan dengan mahluk – mahluk gaib. Dalam keadaan putus asa mengahadapi musuh, I Gusti Agung Putu mendengar suara gaib, yang menyarankan meminta bantuan dari Dewa Agung Klungkung. Ki Balian Batur hanya dapat dikalahkan dengan bedil Ki Narantaka dan peluru Ki Selisik.

I Gusti Agung Putu mengikuti saran suara gaib itu. Beliau menghadap Dewa Agung Klungkung untuk meminta bantuan. Dewa Agung Klungkung memenuhi permohonan raja Mengwi dengan mengutus adik beliau Dewa Agung Anom Sirikan, untuk melaksanakan tugas membunuh Ki Balian Batur. Tugas dilaksanakan dengan baik dan sebagai imbalannya I Gusti Agung Putu memberikan daerah Sukawati kepada Dewa Agung Anom Sirikan. dengan bantuan Dewa Agung Anom SirikanCokorda Sakti Blambangan memimpin pasukan dengan diiringi Ki Gumiar Bandesa Mengwi kembali menyerang Ki Balian Batur, sehingga Ki Balian Batur berhasil ditaklukan.

Setelah Ki Balian Batur wafat, Cokorda sakti Belambangan mendirikan Perhyangan di Rangkan Sukawati diberi nama Arjakusuma. Selain itu raja juga membangun pesanggerahan bersama Jro Kangin.
Lokasi perhyangan dengan Jro tersebut bersanding, kemudian perhyangan tersebut diberi nama Pura Penataran Agung tempat pemujaan raja Klungkung, Raja Mengwi, warga Brahmana, Rsi Siwa Buddha, para anglurah dan seluruh rakyat.

Atas permohonan Cokorda Sakti Belambangan dan sesuai janji terdahulu, I Dewa Agung Anom dibuatkan puri di Desa Sukawati dan perhyangan bernama Pura Penataran Agung, lalu diberikan rakyat dan daerah kekuasaan kerajaan mengwi di sebelah Timur sungai Wos. Di sana I Dewa Agung Anom Sirikan, dan kerajaannya dinamakan kerajaan Sukawati Gianyar, yang mulai berdiri pada tahun 1710 M.

Demikianlah riwayatnya timbul kerajaan Dalem Sukawati, dan I Gusti Agung Putu mengakui otoritas Dewa Agung Klungkung Sesuhunan Bali - Lombok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar