Google+

Para Putra Arya Wayabiya berpindah tempat

Para Putra Arya Wayabiya berpindah tempat

Diceriterakan I Gusti Anglurah Tambaan Kancing Masuwi ketika beristana di Tambaan serta menjadi Anglurah Gelgel, ada putranya bernama:

  • I Gusti Ngurah Tambaan Saguna, 
  • I Gusti Ayu Jembung, 
  • I Gusti Ayu Raka serta 
  • I Gusti Tambaan Laca. 

I Gusti Tambaan Laca menyertai ayahnya di Tegal. 
 I Gusti Ayu Jembung sudah dipertemukan dan dinikahkan dan sudah diupacarai dengan I Gusti Ngurah Arsa Guwi. Tahu-tahu datang utusan sang ratu Taman Bali, meminang I Gusti Ayu Jembung. Utusan itu bernama Padanda Sakti Gde Mawang. 

Tatkala I Gusti Ngurah Tambaan keluar dari puri, dilihat sang pandita di halaman puri sedang memegang tateken beliau dan terlihat keluar api se-kepalan tangan bertingkat satu. Kemudian Ida I Gusti Ngurah Tambaan seraya menghaturkan ucapan selamat datang, juga memegang keris pusaka – pajenengan beliau dan keluar api se-hasta bertingkat 21. Saat itu merasa kalah kesaktian sang pandita dengan I Gusti Ngurah Tambaan. Lalu Ida pandita menyampaikan prihal akan meminang adiknya I Gusti Ayu Jembung akan dipakai isteri oleh I Dewa Taman Bali. 

Bukti Saint Veda tentang keberadaan Alam Semesta

Bukti Saint Veda tentang keberadaan Alam Semesta

Pustaka Hindu kuno, memperkirakan "Hari Brahma, jangka hidup dari alam semesta kita, menjadi 4.32 milyar tahun. Angka ini dekat dengan perkiraan para astronom kita, yang menghitungnya menjadi sekitar 4.6 milyar tahun."

Dr. Carl Sagan ahli astronomi AS terkenal, di dalam bukunya, Cosmos (1980) menjelaskan: “Agama Hindu adalah satu-satunya agama besar dunia yang mengatakan bahwa Alam Semesta mengalami kelahiran dan kematian tak terukur, tak terbatas. Ia adalah satu-satunya agama di mana skala waktunya sesuai dengan skala waktu kosmologi ilmiah modern. Siklusnya berjalan dari hari siang dan malam biasa kita ke suatu siang dan malam Brahma, 8.64 milyar tahun panjangnya. Lebih panjang dibanding usia Bumi atau Matahari dan sekitar separuh waktu sejak Dentuman Besar (Big Bang). Dan masih ada banyak skala waktu yang lebih panjang.”

Suatu ketika Dr. Carl Sagan, melakukan show di sebuah TV di Amerika. 
Dengan bantuan animasi dan simulasi komputer, Mr. Sagan mempresentasikan semua teori yang dikemukakan oleh Para ahli fisika astronomi saat ini. 
Dijelaskannya tentang panjang gelombang cahaya galaxy yang terus bertambah, alam semesta mengembang, teori Big Bang, efek Dopler, dan sebagainya. Para pemirsa terkejut, ketika menjelang akhir acaranya Mr. Sagan terlihat berada di India, berdiri di depan sebuah Temple Krishna yang telah berusia ribuan tahun. 

Mr. Sagan berkata “Para ilmuwan menemukan semua teori yang telah saya paparkan tadi tahun-tahun akhir ini saja, sedangkan di sini, di India, orang sudah mengetahui informasi itu sejak ribuan tahun yang lalu, dari kitab-kitab Weda…” (Danavir Gosvarni, 2002).

Lontar Kunti Sraya

Lontar Kunti Sraya

merupakan Lontar yang berisikan ilmu kawisesan, yang bisa dikategorikan pengiwa, karena sebagian besar berisikan mantra-mantra palepasan.
adapun isi dari lontar Kunti Sraya ini adalah:
  1. Keputusan Kunti Sraya
  2. aji Penangkeb
  3. pengraksa rikala madewa sraya
  4. pengarad hyang kunti sraya
  5. dan mantra-mantra madewasraya lainnya.

berikut ini salinan Lontar Kunti Sraya

Lontar Usadha Tengeran Sarab

Lontar Usadha Tengeran Sarab

Tengeran Sarab adalah jenis lontar usada/pengobatan tradisional Bali yang memuat nama-nama penyakit sarab, mantra, dan sarana pengobatannya.
Sarab dalam kamus Bali, Jawa Kuna berarti: penyakit gatal-gatal berupa bintik-bintik merah pada kulit bayi.
Penyakit sarab ada bermacam-macam bergantung pada gejala yang menyertainya. Misalnya:

  • kalau si bayi tidur terus, itu disebut sarab bangké, 
  • kalau sakitnya senut-senut disebut sarab barong, 
  • kalau kaki dan tangannya saling terkait disebut sarab pamali, 
  • kalau tidak bisa menangis disebut sarab getih/darah, 
  • kalau menangis tiada hentinya disebut sarab laplap. 

Selain itu, lontar tersebut juga menjelaskan berbagai permasalahan pada bayi dan cara menjaganya agar terhindar dari berbagai kejahatan yang disebabkabn oleh ilmu hitam, seperti dhesti dan léyak.

Adapun cara menangkal berbagai kegiatan itu berupa mantra yang diberi judul antara lain: wéda krettha kundawijaya yang berguna untuk berbagai hal; pengesengan upas yang berguna untuk menetralkan segala macam racun; pematuh agung, pengraksa jiwa; dan sebagainya.

berikut ini salinan lontar Usadha Tengeran Sarab

Ilmu Pengasih dalam Lontar Piwelas

Ilmu Pengasih dalam Lontar Piwelas

Lontar milik : Ida Rsi Bujangga, Gria Tegal Cangkring, Negara.
Piwelas adalah jenis lontar kediatmikan yang tergolong ilmu kawisesan pangiwa.
Piwelas adalah kata bahasa Bali yang berarti pengasihan.
Lontar tersebut tidak hanya memuat aji pengasihan atau guna-guna, tetapi juga ilmu hitam yang lainnya, yaitu aji pengiwa dan pangliyakan.

Aji pengasihan atau guna-guna yang dimaksud adalah:

  1. Piwelas Ni Rangdéng Dirah, 
  2. Piwelas Bhatara Ghana, 
  3. Piwelas Jarring Sutra, dan
  4. Piwelas Kama Tantra. 

Aji pangiwa dan pangliyakan yang dimuat dalam lontar tersebut adalah:

  1. Kaputusan Bhatari Dhurga, 
  2. Kaputusan Siwa Sumdhang, 
  3. Kaputusan Batur Klika, 
  4. Waringin Mas, 
  5. Tumpang Wredha, 
  6. Brahma Sumeru, 
  7. Pangliyakan Kandhaphat, 
  8. Kaputusan Sang Hyang Aji Lawéyan, dan 
  9. Kaputusan Léyak Gundul. 

Selain ajian-ajian tersebut, lontar yang diberi judul piwelas milik Ida Rsi Bujangga, Geriya Tegal Cangkring, Negara itu, juga memuat ajian-ajian yang lain, seperti:

  1. Pamancut Guna, 
  2. Tungkub Buwana, 
  3. Tutulak Pangraksa Jiwa, 
  4. Paséwakan, 
  5. Tutulak Sakti, 
  6. Pametuwan Bhuta ring awak, 
  7. Sasirep Kaputusan Maling Maguna, dan sebagainya.

Ilmu Kimia dan Biologi dalam Veda

Ilmu Kimia dan Biologi dalam Veda

Atharvaveda III.13.5

“Agnisomau bibhrati apa it tah”
Air terbentuk dari Agni ( oksigen ) dan soma ( hidrogen)

Rgveda VIII. 72.16

“Adhuksat pipyusim isam urjam, suryasya sapta rasmibhih”
Tumbuh-tumbuhan memperoleh energi dari cahaya matahari. 
Penjelasan : 
Tumbuhan dapat mengubah air dan gas karbondioksida menjadi gula dan gas oksigen dengan adanya zat hijau daun (klorofil) dan bantuan sinar matahari ( sinar biru dan sinar merah). Hal tersebut terjadi melalui proses fotosintesis.

Samaveda 1824

“Tam it samanam vaninas ca virudho-antarvatis ca suvate ca vivaha”
Tumbuh-tumbuhan memancarkan udara vital yang dinamakan samana ( oksigen) secara teratur.
Penjelasannya : 
Oksigen (O2) merupakan hasil samping reaksi fotosintesis yang sangat bermanfaat bagi kehidupan, termasuk untuk pernafasan.

Atharvaveda VIII.7.10

“Ugra ya visa-dhusanih osadhih”
Tumbuh-tumbuhan menghancurkan pengaruh atmosfir yang beracun.

Yajuveda :6.22

“Ma po mo sadhir himsih”
Jangan mencemari air dan jangan menebang pohon.

Yajurveda V.43

“Dyam ma lekhir,anariksam ma himsih”
Jangan mengganggu langit dan mencemari atmosfir.

Ilmu Fisika Astronomi dalam Veda

Ilmu Fisika Astronomi dalam Veda


Rgveda II.72.4

“Aditer dakso ajayata, daksad uaditih pari”.
Artinya : Dari aditi (materi) asalnya daksa (energi) dan dari daksa (energi) asalnya aditi (materi). Ternyata teori yang mencengangkan ini telah tersurat di Veda. E = m.c2 Albert Einstein ternyata bukan hal yang baru dalam ilmu pengetahuan Veda.

Rgveda II,11.20

“Avartayat suryo na cakram”
Matahari berputar seperti sebuah roda pada sumbunya.

Atharwa Weda XII.1.37

“Ya apa sarpam vijamana vimrgvari”
Artinya: Bumi bergerak berotasi dan bertranslasi

Yajur Weda III.6

“Ayam gauh prsnir akramid,asadan mataram purah,pitaram caprayam svah”
Artinya: Bumi yang berbintik-bintik ini ada dan berputar dilangit seperti seorang ibu, ia berjalan mengelilingi matahari sebagai seorang ayah.

Dari sloka tersebut terlihat bahwa selain berotasi atau berputar pada porosnya, bumi juga berevolusi mengelilingi matahari, dari pernyataan ini sangat erat dengan teori heliosentris yang menyatakan bahwa pusat alam semesta adalah matahari. Dan diperjelas lagi oleh kitab Atharwa Weda mengenai pergerakan Bumi. Dalam kitab ini pun juga menjelaskan bahwa bagaimana bumi dapat bertahan di dalam angkasa raya karena gaya tarik-menarik yang lebih superior, ini dalam ilmu fisika telah dijelaskan oleh Newton melalui teori Gravitasi yang sudah dipaparkan di atas.

Bukti Kebenaran Hindu - Alamat Bumi di Semesta Kian Lengkap

Bukti Kebenaran HINDU -  Alamat Bumi di Semesta Kian Lengkap

inilah yang kemarin menjadi berita menarik tentang Kemahakuasaan Tuhan, dimana para peneliti luar angkasa semakin meyakinkan; bahwa selain di bumi masih ada kemungkinan kehidupan diluar sana. dan tentunya, bila ada kehidupan lain, sudah barang tentu ada kecerdasan lain serta kebijakan akan keyakinan spiritual lain diluar sana, seperti halnya Agama yang dianut oleh manusia di bumi ini.

mari kita kupas sedikit tentang Salah Satu Ayat Kitab Bhagawad Gita, yang dengan meyakinkan mengatakan bahwa " selain dibumi, masih ada kehidupan-kehidupan lain disemesta jagat raya ini, yang berada diluar bumi ini".
ini merupakan BUKTI KEBENARAN dari ajaran Sanatana Dharma, yang dikenal sebagai Agama Hindu.
setiap Agama boleh mengklaim kebenaran dalam bumi ini, tapi belum tentu bisa berlaku untuk semua ciptaan Tuhan, yang bukan hanya di bumi saja.

Yanti deva-vrata devanpirt. Yantipirt vratah, bhutani, yanti bhutejya yanti mad-yojino pi man” (Bhagawadgita, IX,25)
Artinya:
Para pemuja Dewata akan pergi kepada Dewa, para pemuja leluhur akan pergi kepada para leluhur, dan yang berkorban pada roh malam pergi kepada roh malam, namun yang yang berkorban kepada-Ku akan kembali kepada-Ku.

tasmai namo bhagavati vasudevaya vidraahi
yan mayaya durjayaya mam vedanti jagat gurun ( Bhagavata-purana 2.5.12 ).
artinya:
Hamba bersujud kepada Personalitas Tertinggi Tuhan Yang Maha Esa (Vasudeva) yang kekuatan tenaga-Nya menghayalkan orang-orang bodoh yang menganggap Aku sebagai penguasa tertinggi.

vedanti tat tatva vidas tatvam yaj jnanam advayam
brahmeti paramatmeti bhagavan iti sabdhyate (Srimad-Bhagavatam 1.2.11)
artinya:
Para rohaniawan yang terpelajar yang mengenal kebenaran mutlak, menjuluki yang mutlak sebagai brahman, paramatma dan bhagavan.

dalam Brahma Samhita Sloka 13, disebutkan bahwa:
Kāranodakaśāyi Vishnu (Mahā Vishnu): Wisnu yang berbaring dalam lautan penyebab dan Beliau menghembuskan banyak alam semesta. Lautan penyebab (Causal Ocean / Lautan Energi) adalah energi eksternal Tuhan. Sesuai dengan teori fisika terkini dimana energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.

Jadi dari setiap “pori-pori” Kāranodakaśāyi Visnu muncullah Garbhodakaśāyī Visnu yang memunculkan sebuah alam semesta. Dari 1 “pori-pori” memunculkan 1 alam semesta yang terdiri dari jutaan galaksi. Garbhodakaśāyī Visnu dan Dewa Brahma ada di tiap-tiap alam semesta.

jadi dalam Veda, Tuhan tidak hanya menciptakan BUMI dan isinya saja,
tetapi Beliau Menciptakan Semesta ini. dan di setiap demesta diciptakan Dewa Brahma (sang Pencipta) yang menciptakan isi semestanya, menciptakan Dewa-dewi, termasuk Dewa Indra Penguasa SURGA dan Dewa Yama penguasa NERAKA di alam Kita (kepercayaan di bumi).

nah bila anda masih berdalih untuk mencapai surga, berarti tuhan anda masih dibawah dewa brahma, yaitu penguasa surga Dewa indra. dan wajar Tuhan anda Dewa Indra agak angkuh, karena dalam Veda, Indra memang dikenal agak sombong sehingga pernah di hukum Oleh Dewa Wisnu.
 untuk lebih jelas, silahkan simak artikel Saint dibawah ini:

Alamat Bumi di Alam Semesta Kian Lengkap

sumber: Koran Kompas, Kolom Iptek, Lingkungan dan kesehatan, kamis 18 September 2014.

Rumah besar Galaksi Bimasakti, yaitu Supergugus Galaksi Laniakea, berhasil didefinisikan awal September lalu. Temuan itu membuat posisi Bumi di jagat raya semakin jelas. Meski demikian, supergugus galaksi yang diperkirakan memiliki 100.000 galaksi dan terbentang sejauh 520 juta tahun cahaya itu tetaplah secuil bagian dari alam semesta.
Galaksi dan Bumi

Mantra Dewa Siwa - 108 Nama Gelar Hyang Siwa

Mantra Dewa Siwa - 108 Nama Gelar Hyang Siwa

Hindu mengajarkan banyak cara dan jalan untuk mewujudkan kebahagiaan dalam hidup. Salah satu cara dan jalan tersebut adalah melalui pengucapan Japa Mantra. 

Menurut Agni Purana sebagaimana dikutif oleh Sadguru Sant Keshavadas memberikan batasan pengertian Japa yaitu berasal dari suku kata “ja” artinya menghancurkan kelahiran dan kematian dan suku kata “pa “artinya menghancurkan semua dosa.  Jadi japa adalah menghancurkan semua dosa dan meniadakan lingkaran kelahiran kematian serta membebaskan jiwa dari keterikatan duniawi. 
Japa juga berarti pengulangan mantra yang bersifat pikiran/mental. Jadi Japa Mantra adalah pengulangan nama –nama Tuhan atau aksara-aksara Suci.

Sedangkan mantra yang sering dilantunkan dalam “Japa Mantra” merupakan mantra-mantra untuk memuja kebesaran-NYA, antara lain : Mantra Siwa dengan melantunkan nama-nama/sebutan Siwa, Hare Krisna (Hare Krisna Hare Krisna Krisna Krisna Hare Hare, Hare Rama Hare Rama Rama Rama Hare Hare), ataupun Gayatri Mantam. 

Biasanya dalam melaksanakan Japa Mantra digunakan Genitri sebagai medianya, ataupun bisa menggunakan tangan apabila tidak tersedia Genitri. Tangan kanan digunakan untuk menghitung satuan, sedangkan tangan kanan digunakan untuk menghitung puluhan. Satu putaran sebanyak 108 kali.

108 Japa Mantra yang ditujukan untuk Dewa Siwa yang bergelar Sang Hyang Mahadewa

Mantra Wisnu Sahasra Nama - 1000 Nama Tuhan

Mantra Wisnu Sahasra Nama - 1000 Nama Tuhan

Jika dalam Al-Qur’an hanya dikenal 100 Nama Suci Allah, Asmaaa-ul-husnaa, maka Hindu dalam kitab suci Veda mengenal 1000 Nama Suci Tuhan, Visnusahasra-nama.
Visnu-sahasra-nama ini dapat kita jumpai dalam kitab Padma Purana dan juga Mahabharata Anushāsanaparva 149.

Adapun bunyi mantram/slokanya adalah sebagai berikut:

1
vishvam vishnur-vashatkaaro
bhoota-bhavya-bhavat-prabhuh
bhoota-krit bhoota-bhrit bhaavo
bhootaatmaa bhoota-bhaavanah

2
pootaatmaa paramaatmaa cha
muktaanaam paramaa gatih
avyayah purushah saakshee
kshetrajno ‘kshara eva cha

Visnusahasra-nama 1000 Nama Suci Tuhan Dalam Veda

Visnusahasra-nama 1000 Nama Suci Tuhan Dalam Veda

Para pengikut Veda boleh berbangga karena Veda adalah kitab suci yang paling lengkap.
Dari segi jumlah sloka/ayat, Veda paling banyak.

Dari segi konsep Tuhan, Veda mengenal Konsep Paramatman (Tuhan yang ada di mana-mana, disetiap atom dan mahluk hidup), Brahman (Tuhan yang tidak berwujud, Nirguna meresapi segala-galanya) dan Bhagavan (Tuhan yang berwujud dan beraspek pribadi).
Dan yang tidak kalah menariknya adalah Nama Suci Tuhan. Jika dalam Al-Qur’an hanya dikenal 100 Nama Suci Allah, Asmaaa-ul-husnaa, maka Hindu dalam kitab suci Veda mengenal 1000 Nama Suci Tuhan, Visnusahasra-nama. Visnu-sahasra-nama ini dapat kita jumpai dalam kitab Padma Purana dan juga Mahabharata Anushāsanaparva 149.

Dalam Visnu-sahasra-nama terdapat 107 Mantram yang dapat kita tenemukan 1000 Nama Suci Tuhan, yaitu;

jalan mencari Tuhan - Catur Marga

jalan mencari Tuhan - Catur Marga

Agama berasal dari kata “a” dan “gam”. A artinya tidak, gam artinya pergi, Parisada Hindu Dharma Pusat (1967 ; 9). 
Jadi Agama mengandung pengertian "langgeng dan tidak pergi kemana-mana". 
Konsep agama adalah suatu ajaran yang tetap langgeng, kekal, tidak dipengaruhi oleh tempat dan waktu. Jadi ajaran agama akan tetap ada selama manusia eksis di muka bumi ini. Hal itu disebabkan oleh agama diperlukan oleh manusia untuk menjadi penuntun hidup dari kegelapan atau awidya.

Dari pernyataan tersebut dapat dijelaskan bahwa agama adalah suatu ajaran yang akan selalu siap mengantarkan kita keluar dari suatu keadaan kegelapan atau awidya. Dalam konteks ajaran Hindu Dharma bahwa agama akan mengantarkan kita kembali bersatu dengan Tuhan. Konsep Tuhan dalam ajaran Hindu merupakan salah satu dari intisari konsep Hindu yaitu Panca Srada :
  1. Percaya dengan adanya Tuhan (Brahman)
  2. Percaya dengan adanya Atma (Atman)
  3. Percaya dengan adanya Hukum Karama Phala
  4. Percaya dengan adanya Samsara (Reinkarnasi / Punarbhawa)
  5. Percaya dengan adanya Moksa, 

Ajaran moksa adalah tujuan akhir setiap Umat Agama Hindu seperti dinyatakan dalam Buku Pengantar Agama Hindu untuk Perguruan Tinggi bahwa tujuan agama adalah untuk mendapatkan kesejahteraan di dunia dan moksa di akherat. Atau diistilahkan dengan “Mokshartham Jagadhita ya ca iti dharma”. Dalam sara kita akan dapati bahwa dharma itu diumpamakan sebagai jalan atau alat bahkan diibaratkan sebagai perahu (alat untuk menyebrang) dari dunia yang tidak kekal ini ke pulau harapan yaitu sorga, Cudamani (1987;14).

Weda memberikan empat buah jalan yang bisa ditempuh untuk mencapai tujuan moksatam-jagathita. Keempat ini sama utamanya,

Apa makna catur marga?

Catur marga berasal dari dua kata yaitu catur dan marga. Catur berarti empat dan marga berarti jalan/cara atapun usaha.

Igama, Agama, dan Ugama

Igama, Agama, dan Ugama

Berhasil atau tidak membangun sekolah berasas Hindu yakni sekolah yang menjadikan agama Hindu sebagai dasar atau tumpuan berpikir amat, sangat ditentukan oleh pemahaman mayoritas umat Hindu tentang agamanya. 
Apa yang sebenarnya dimaksudkan sebagai Hindu dalam konteks tersebut? 
Apakah dalam pengertian Hindu Dharma atau Hindu Bali?

Sebutan agama Hindu atau Hindu Dharma memang sudah digunakan dalam suasana formal di ijazah, kartu tanda penduduk, dan sebagainya. Berarti tak usah diragukan lagi, yang dimaksudkan adalah sekolah berasas Hindu Dharma. Akan tetapi dalam praktik keagamaan, terutama di Bali, yang berlaku adalah Hindu Bali. Inilah yang memungkinkan cita-cita itu berubah menjadi Sekolah Hindu Bali.

Sepintas Hindu Dharma dan Hindu Bali tampak sama, tetapi sebenarnya jauh berbeda. Hindu Dharma mengandung makna universal, berlaku umum di seluruh dunia. Sedangkan Hindu Bali sangat spesifik. Berlaku hanya dalam lingkungan Bali secara individual maupun geografis. Agama Hindu Bali merupakan hasil penetrasi damai dua agama besar Brahmanisme (Siwa-Wisnu) dan Buddhisme (Mahayana-Tantris) terhadap sistem keagamaan orang-orang Bali.

siapa Tuhan mu? apakah dewa itu Tuhan-mu?

siapa Tuhan mu?
apakah dewa itu Tuhan-mu?

banyak sekali ada pertanyaan seperti itu kepada saya sebagai penganut gama tirtha hindu.
banyak yang menghina, melecehkan dan mulai menyamakan Tuhan ku bagai setan di pandangan mereka para penanya yang mungkin terlalu "kuper" yang hanya tau 1 buku dan 1 sumber saja... bagai Mahasiswa yang membuat Skripsi hanya mengandalkan 1 buku sumber, yang dia percaya sudah lengkap dan valid.

baiklah.. untuk menjawab hal diatas, tentang siapakah Tuhan saya...? 
silahkan simak tanya jawab singkat berikut ini. ini hanya sekilas info tentang keyakinan, semoga dengan tulisan ini bisa membuka pandangan para pembaca yang budiman.

Teman (T) : Orang Hindu menyembah banyak Dewa, ya ? Hindu Politeis.
Anak Hindu (AH) : Di dalam Weda ada kalimat terkenal yang menyatakan sbb: “Ekam Sat Vipra Bahuda Vadanti, “ artinya “ Tuhan itu satu, tetapi orang bijaksana (para maharsi) menyebutkan dengan berbagai nama. Pernyataan di dalam Weda ini sudah ada jauh sebelum lahirnya agama Kristen dan Islam.