Google+

Ramalan Jodoh dan Perkawinan berdasarkan Garis Tangan

Ramalan Jodoh dan Perkawinan berdasarkan Garis Tangan

berikut ini ramalan jodoh anda berdasarkan garis tangan, dimana ramalan ini dapat menggambarkan kapan ada akan melangsungkan pernikahan. ramalan ini baik dibaca untuk anda yang belum menikah ataupun yang belum mendapatkan jodoh. sekali lagi, ini hanyalah ramalan, jadi jangan terlalu dipercayai. adapun Ramalan Jodoh dan Perkawinan berdasarkan Garis Tangan, diantaranya:

temukan Garis Jodoh anda dibawah jari kelingging anda, di pinggir telapak tangan anda. apabila sudah ditemukan cocokkan dengan gambar-gambar ramalan garis tangan berikut ini.

Garis Tangan dekat dengan garis hati

jika anda memiliki garis jodoh 2 atau lebih, pilihlah yang terpanjang. dan bila terpanjang posisinya lebih dengat dengan garis hati, maka diramalkan anda akan menikah diusia muda, mungkin pada umur 20 tahunan.

Desain Rumah Bali tanah 1 are

Desain Rumah Bali tanah 1 are

banyaknya lahan kavling yang kita jumpai di daerah Bali sebagai akibat dari semakin berkembangnya keluarga kecil umat hindu bali serta tingginya harga tanah di bali dan sekitarnya sehingga umat hindu memerlukan konsep design rumah adat bali yang tetap berpatokan pada konsep kehinduan asta kosala-kosali.
berikut ini contoh tata letak bangunan atau Desain Rumah Bali untuk tanah 1 are atau 80 m2.
secara umum, dalam membangun rumah di bali haruslah mengikuti aturan umum yang tercantum dalam Asta Kosala-Kosali. jadi, yang harus diperhatikan adalah:

Landasan Filosofis dalam membangun Rumah Bali.

  1. Hubungan Bhuwana Alit dengan Bhuwana Agung. Pembangunan perumahan adalah berlandaskan filosofis bhuwana alit bhuwana agung. Bhuwana Alit yang berasal dari Panca Maha Bhuta adalah badan manusia itu sendiri dihidupkan oleh jiwatman. Segala sesuatu dalam Bhuwana Alit ada kesamaan dengan Bhuwana Agung yang dijiwai oleh Hyang Widhi. Kemanunggalan antara Bhuwana Agung dengan Bhuwana Alit merupakan landasan filosofis pembangunan perumahan umat Hindu yang sekaligus juga menjadi tujuan hidup manusia di dunia ini.

Palinggih Indra Blaka untuk Karang Panes

Palinggih Indra Blaka untuk Karang Panes

Ajaran agama Hindu dengan konsep alam semestanya senantiasa menekankan betapa perlu dan pentingnya diciptakan suatu kondisi harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesamanya dan manusia dengan lingkungannya. Kondisi harmonis itulah yang akan mengantarkan umat Hindu untuk mencapai tujuan Hidupnya yaitu Jagadhita dan Moksha. Untuk itulah pemilihan sebuah pekarangan untuk dibangun rumah/tempat tinggal(palemahan/pekarangan) hendaknya memperhatikan hal-hal yang diyakini akan turut berperan menciptakan kondisi yang harmonis.
Bila dikaji lebih jauh, pengaruh baik-baiknya maupun upaya yang dilakukan untuk menghindari atau menetralisir pengaruh negatifnya, senantiasa mempertautkannya dengan hal-hal yang bersifat fisik, tangible, nyata (sekala) maupun prihal yang intangible, tak kasat mata (niskala).
Dengan kata lain ”berkorelasi” horizontal maupun transendental (vertikal). Ada religiosistas dan proses ritual di dalamnya. Suatu totalitais kearifan dan harmonisasi kehidupan.

Penelusuran dan eksplorasi nilai dan makna yang terkandung dalam ketentuan tata letak tanah dan bangunan bercitra kearifan lokal Bali, kiranya lebih memberi peluang, untuk lebih membuka pemahaman atau penafsiran yang benar tentang tata cara membangun paumahan menurut tafsir (smerti) agama Hindu.
Seperti yang ada tertuang dalam lontar-lontar, membuat secara rinci mengenai cara memilih tanah, jenis tanah, tata ruang (spasial) halaman, prosedur membangun hingga upacara yang berhubungan dengan nyakap palemahan dan melaspas bangunan. Juga ada petunjuk atau ketentuan tentang bagaimana memiliki letak tanah, merujuk pada letak yang baik atau sebaliknya.
ada beberapa lontar yang memuat tentang baik-buruknya tata letak dan bentuk pekarangan atau tanah untuk tempat tinggal atau perumahan. Di antaranya, Tutur Bhagawan Wiswakarma, Bhamakretti, Japakala dan Asta Bhumi. seperti yang dikutif dari lontar bhama kertih, yang dimaksud dengan karang paneh diantaran:
Iki ling ira BHAGAWAN WISWAKARMA, pangalihan karang, anggen karang pahumahan, mangda tan kabheda – bheda dening lara kageringan, helingakna padhartania, lwirnia: Yan hana karang tegeh ring paschima, hayu nga, nemu labha sang ngumahin.

tegesin Dewa Tatwa

tegesin Dewa Tatwa

Om awighnamastu nama sidam.

Iti tegesing DÉWA TATWA.


  1. Nihan tingkahing makérti ring parhyangan, wnang kapagêhang maka anggén awig-awigring makrama pura, né ngaran trikrama siwa tirta, tgêsnia, trikrama, ng, tingkahé tatiga, lwir, siwa, ng, panyiwi, darma, ng, widi, tirta, ng, toya. Kang toya, ng, tan adwa. Lingania, siwa darma tirta, ng, nyiwi ring widi, antuk budi laksana suci jati. Marmaning sarwa babantênan wnang pinrascitanan ruhun, maka pangilanganing sarwa lêtuh, olih tirtaniong sang wiku pandita putus, ring parhyangan kunang. Wi, ng, nora, ku, ng, céda, pandita, ng, pradnyan, putus, ng, puput, tgêsnia sang sida pradnyantan pacéda.
  2. Nihan tingkah angadêgang pamangku. Yan kaputungan pamangku, wnang ikrama pura twi ipamaksan, malih mamilih pacang pamangku, kramania, dén upakara dumun, saparipolah gamania, mapadêngên-dêngên, mawintên marajah, majaya-jaya. An wus madêg mangku, dugi malih ngrêrêh rabi, sawusé winarang, wnang imangku lanang wadon nyapuh déwék, mwang ngaturang panyêpuhan ring palinggihé ring pura.