Makna Filosofis Gerak Sembahyang Orang Bali Hindu
banyak pertanyaan tentang mantra sembahyang (muspa) dan banyak pula yang belajar bagaimana tata cara sembahyang, tetapi sangat jarang ada yang membahas, kenapa sikap sembahyang orang bali seperti itu? apa makna filosofis dari gerak sembahyang orang bali khususnya yang beragama hindu tersebut.
lewat artikel ini, saya akan mencoba membahas tentang Makna Filosofis Gerak dan Sikap Sembahyang Orang Bali Hindu, agar para pembaca terutama semeton Hindu Bali mengerti dan memahami, kenapa sikap muspa dalam panca sembah yang kita geluti saat ini menggunakan sikap-sikap tertentu itu,
jadi pertanyaan awam yang umum harus kita ketahui:
- kenapa sembahyang harus bersila untuk lelaki dan mesimpuh untuk yang wanita?
- kenapa harus mencakupkan tangan?
- kenapa harus melakukan pranayama?
nah, itu pertanyaan pertanyaan umum yang akan dibahas di artikel ini.
saya kira setiap orang hindu akan mengetahui, bahwa cara mendekatkan diri dengan tuhan adalah dengan menjalankan YOGA, yang diturunkan menjadi "Catur Marga Yoga". catur marga yoga itu sendiri adalah pilihan cara mencari dan mendekatkan diri dengan Tuhan, lebih lanjut baca: Catur Marga Yoga.
nah, dari catur marga yoga inilah diturunkan menjadi sikap sembahyang yang digunakan oleh orang bali sampai saat ini. ada 2 poin yang diambil dari aturan umum Yoga, yang digunakan dalam tehnik persembahyangan (muspa) dibali, yaitu:
- Asana (sikap)
- Pranayama (pernafasan)
dari aturan tersebut tercermin bahwa Sembahyang (muspa) merupakan salah satu tehnik meditasi yang dikembangkan di daerah Bali.
Tentang meditasi, kitab svetasvantara Upanisad, menyatakan: