Membangun Rumah Tradisional Bali
setiap kepala keluarga sudah tentu mendambakan memiliki Rumah Sendiri, lepas dari keluarga induknya. begitupula orang bali, bagi kepala keluarga yang sudah mulai mebanjar adat maupun dinas, rumah tinggal milik sendiri juga menjadi dambaan, terpisah dari keluarga, menghindari masalah klasik orang bali, yaitu persaingan internal di keluarga intinya. untuk itu Membangun Rumah Tradisional Bali menjadi sebuah harapan besar, tetapi Membangun Rumah Tradisional Bali tidak segampang membuat barang dagangan, karena Rumah Tradisional Bali memiliki makna filosofis dan magis yang dapat mempengaruhi orang yang memilikinya serta yang tinggal didalamnya. untuk itu ada tahapan yang harus dilalui untuk Membangun Rumah Tradisional Bali.
adapun tahapan awal sebelum Membangun Rumah Tradisional Bali, diantaranya:
menentukan Lokasi Rumah
dalam penentuan lokasi untuk Membangun Rumah Tradisional Bali ini ada beberapa pertimbangan, salah satu yang sangat penting adalah hindari "karang Panes", seperti tanah yang numbak gang/jalan/sungai, tanah yang berdampingan dengan pura khayangan, tanah yang berhawa panas akibat kurangnya sirkulasi, tananh yang lebih rendah daripada tanah disekelilingnya, tanah yang tidak bisa ditumbuhi oleh tumbuhan maupun hewan dan lain sebagainya.
berikut ini sedikit kupasan dari Lontar Keputusan Sanghyang Anala, yang menjelaskan tentang Hala-Ayuning Palemahan. adapun isinya:
iki ling Ira Bhagawan Wiswakarma, luwire: iki ayuning palemahan; ring pascima manemu labha, ring uttara paribhoga wredhi, palamehan asah madya, palemahan hinang Dewa Ngukuhin lan maambu lalah sihing kanti.
maksudnya: