Google+

Dewa Siwa menghancurkan Tripurasura

Dewa Siwa menghancurkan Tripurasura

OM Swastiastu,
Dengan memuja nama Tuhan Yang Maha Esa, semoga terwujudkan kedamaian dan kesejahteraan.

Melanjutkan bagian pembahasan tentang Sri Kalki Awatara dan Mahamadha dalam artikel  "Benarkah Nabi Muhammad SAW adalah Kalki Awatara?"
Mari kita menyimak kejadian sebelum Mahamadha hadir dari reinkarnasi Tripurasura dan berhasil bertemu dengan Raja Bhojaraja seperti yang disampaikan dalam Bhawisya Purana, berikut adalah apa yang terjadi sebelumnya seperti apa yang dijelaskan dalam Bhagawata Purana.

Tripusura adalah nama gabungan yang diberikan kepada tiga Asura dalam Purana atau sejarah Agama Hindu yaitu Widyunmali, Tarakaksha dan Wirayawana, yang ketiganya merupakan anak dari Asura Tarakasura. Tarakasura adalah seorang Asura yang berkeinginan menguasai Triloka dan dia meminta ketiga anaknya untuk memohon kekuatan kepada Dewa Brahma untuk mampu mengalahkan Siwa Mahadewa dan kemudian menguasai Triloka. Ketiga Asura tersebut mulai melakukan Tapa Bratha. Selama ratusan tahun mereka melakukan Tapa Bratha dengan berdiri pada satu kaki. Selama ribuan tahun berikutnya mereka hidup di langit dan melakukan Tapa Bratha. Untuk ribuan tahun selanjutnya mereka melakukan Tapa Bratha dengan berdiri menggunakan kepala mereka sebagai tumpuan.

Tafsir Kalki Awatara Non-Hindu versi Atharwa Weda, Rig Weda dan SamaWeda

Tafsir Kalki Awatara Non-Hindu versi Atharwa Weda, Rig Weda dan Sama Weda

OM Swastiastu,
Dengan memuja nama Tuhan Yang Maha Esa, semoga terwujudkan kedamaian dan kesejahteraan kepada setiap pribadi.
Dari uraian singkat disertai dasar rujukan sastra Veda yang menjelaskan pengertian “avatara” serta siapa yang hadir sebagai “avatara”, pembahasan pada kesempatan ini dilanjutkan kepada sanggahan serta penjelasan per-kutipan dari masing-masing sloka yang dikutip secara acak dan ditafsir secara keliru oleh penulis buku dengan judul :
Ramalan tentang Muhammad S.A.W, dalam kitab suci agama Zoroaster, Hindu, Buddha dan Kristen
Ringkasan Buku Ramalan Tentang Muhammad SAW
Sebagai sebuah ajaran, Islam yang dibawa Muhammad Saw. bukanlah sesuatu yang sama sekali baru. Ia menjadi kelanjutan dari ajaran Tuhan yang diturunkan kepada umat terdahulu. Ini bisa dilihat dari banyaknya ritual yang dilakukan umat terdahulu diajarkan dalam Islam. Meskipun dengan penyempurnaan di sana-sini. Yang lebih tak terbantahkan lagi adalah Islam mengajarkan tauhid sebagaimana ajaran agama-agama yang dibawa oleh para Nabi sebelum Muhammad Saw.
Lebih dari itu, lewat buku ini, keberlanjutan ajaran Muhammad semakin tak terbantahkan. Dalam buku ini diuraikan adanya nubuat (ramalan ) tentang kehadiran Muhammad dalam kitab suci agama-agama. Dalam kitab suci agama Zoroaster misalnya, Muhammad disebut sebagai “nabi yang dijanjikan”. Dalam Weda, Muhammad diberi gelar Narashansah astvishyate (Muhammad yang Terpuji dan Diagungkan). Sementara Buddha Gautama meramalkan kehadiran Muhammad dengan menyebutnya sebagai Buddha Maitreya. Dalam perjanjian lama Muhammad disebut sebagai Himada yang membawa Shalom (sama dengan Muhammad yang membawa Islam).
Penerbit: Hikmah
Pengarang: Abdul Haq Vidyarthi dan Abdul Ahad

Artikel khusus yang membahas pengakuan sepihak ramalah tokoh yang dimaksud dan disetarakan dengan avatara Vishnu dapat diperoleh salah satunya dari media informasi dan salahsatunya sudah dibahas di "benarkah Nabi Muhammad SAW adalah kalki awatara?"

Ramalan Kalki Awatara Non-Hindu versi Bhawisa Purana

Ramalan Kalki Awatara Non-Hindu versi Bhawisa Purana

gambaran Kalki Awatara
Om swastiastu, Om Awighnamastu namo siddham
ini merupakan Sebuah Sanggahan dan Penjelasan atas Ramalan Nabi Muhammad S.A.W dalam sastra Veda sebagai Sri Kalki Avatara.

Namaste,
Dengan memuja nama Tuhan Yang Maha Esa, semoga terwujudkan kedamaian dan kesejahteraa kepada setiap pribadi.

Pada pembahasan pengetahuan Veda kali ini, topik yang akan di bahas dimulai dari pengertian kata “avatara” || अवतार | sebagai inkarnasi atau perwujudan realitas personal Tuhan Yang Maha Esa yang hadir ke dunia mengambil berbagai perwujudan kepribadian rohani_Nya, dengan perkenan_Nya sendiri, untuk melaksanakan sebuah misi menegakan kembali prinsip-prinsip Dharma atau kebenaran dalam masyarakat manusia, melindungi pribadi-pribadi yang saleh yang teguh dalam kebajikan serta menumpas siapapun

mereka yang terperosok dalam berbagai tindakan yang bertentangan dengan Dharma, yang tidak mengindahkan Dharma, mereka yang menentang realitas mutlak Tuhan Yang Maha Esa dan merosot dalam tindakan-tindakan Adharma. 

Benarkah Nabi Muhammad adalah Kalki Awatara?

Benarkah Nabi Muhammad adalah Kalki Awatara?

banyaknya artikel tentang saling klaim kebenaran antar agama, membuat saya tergelitik mencarinya. dan jika anda melakukan "search" di google dengan mengetikkan kata "muhammad dalam weda" atau "Muhammad SAW Nabi Hindu?" maka anda akan menemukan beberapa tulisan yang menyatakan bahwa Muhammad SAW adalah Kalky awatara ataupun Nabi-nya orang Hindu. saya tidak memberi komentar panjang lebar di artikel-artikel tersebut karena satu, kita beda keyakinan dan sudah tentu mereka akan banyak berkilah tentang kebenaran menurut mereka, seperti halnya kita dalam mempertahankan keyakinan kita.
akhirnya melalui artikel ini diharapkan dapat memberikan pertimbangan jawaban (wiweka) untuk pertanyaan besar orang Hindu khusunya dibali, apa benar Nabi Umat Islam yaitu Muhammad adalah Kalki awatara yang sangat ditunggu-tunggu umat hindu?

Benarkah Ka'bah bekas kuil hindu?

Benarkah Ka'bah bekas kuil hindu?

Islam sebagai Penganut Paham Bakti Marga yang dikenal akan fanatisme dan pemusatan arah pemujaan (kiblat), sudah tentu Judul artikel  Benarkah Ka'bah adalah bekas kuil hindu ini akan menjadi momok yang sangat sensitif. kenapa? karena memang begitulah ciri umat yang berjalan dengan paham Bhakti Yoga, dan Mungkin hal ini terdengar terlalu kontroversial dan kadang kala dikaitkan dengan hoax oleh sebagian orang yang merasa kedudukannya/harga dirinya terancam. Namun, penyajian artikel ini tidak bertujuan untuk merendahkan kredibelitas saudara-saudara muslim, melainkah hanya untuk membuka wawasan akan apa yang sebenarnya terjadi.

Kontroversi seputar ka’bah sudah menjadi perbincangan yang sangat hot di dunia maya. Hal ini pertama kali diungkapkan oleh seorang pakar sejarah P.N. Oak. Beliau juga telah melempar isu yang tidak kalah menggegerkannya, yaitu tentang pengungkapan bukti sejarah yang menyatakan bahwa Taj’mahal pada dasarnya adalah sebuah kuil Hindu untuk dewa Siva (Tejo Himalaya) yang direbut oleh Mogul.

Raja Marga Yoga

Raja Marga Yoga

Jalan Mistik (Raja Marga) merupakan lelakon yang sifatnya mencari kebenaran lebih jauh tentang keberadaan Tuhan Yang Maha Rahasia dan berusaha dengan ilmu pengetahuan (Jnana) yang dimiliki untuk menguak tabir misteri dari Sang Maha Misteri. Dalam Karma dan Bhakti Marga, kegiatannya masih lebih banyak memakai jasmani, maka dalam Raja Marga yang bekerja lebih banyak hati dan pikiran. Melaksanakan upacara, beryadnya, dharma yatra dan sebagainya, adalah merupakan ruang lingkup dari jalan kerja (Karma) dan jalan Bhakti yang merupakan perwujudan dari sedikit Jnana yang dikuasai. Ketika manusia memperdalam ilmu pengetahuannya tentang hakekat ketuhanan, hakekat kehidupan, berpikir jauh tentang keberadaan alam kelanggengan yaitu alam kehidupan setelah kematian yang serba tidak kasat mata (gaib), maka yang banyak berperan adalah hati dan pikiran. Pikiran sangatlah berperan dalam menentukan arah dari perjalanan kehidupan manusia dan pikiran sangatlah sulit untuk dikendalikan. Kitab Saracamuscaya Sloka 80 mengatakan :
Apan ikang manah ngaranya,

ya ika witning indriya,
maprawati ta ya ring cubhacubhakarma,
matangnyan ikang manah juga prihen kahrtanya sakareng.
Terjemahannya :
Sebab yang disebut pikiran itu, adalah sumbernya nafsu, ialah yang menggerakkan perbuatan yang baik ataupun yang buruk; oleh karena itu, pikiranlah yang segera patut diusahakan pengekangannya/pengendaliannya.

Jnana Marga Yoga

Jnana Marga Yoga

Kata jnana mempunyai makna ilmu pengetahuan. Jnana marga dapat dimaksudkan manusia dalam usahanya mencari Tuhan melalui jalan belajar tentang hakekat dari Tuhan itu sendiri (Widhi Tatwa).

  • Siapa, bagaimana sifat-sifatnya, bagaimana dan dimana mencari-Nya?
  • Lalu kenapa jnana (ilmu pengetahuan) dikatakan sangat penting bagi perjalanan manusia mancari Tuhan? 

Jawabannya, karena diantara yadnya, ilmu pengetahuan adalah yadnya yang paling utama, seperti yang disebutkan dalam Bhagavad Gita Bab IV yang membahas tentang Jnana Yoga. Sloka (33) menyebutkan:
srayan dravyamayad yajnaj

jnanayajnah paramtapa
sarvam karma ‘khilam partha
jnane perisamapyate
Artinya:
Persembahan berupa ilmu pengetahuan, Parantapa, lebih bermutu daripada persembahan materi; dalam keseluruhannya semua kerja ini berpusat pada ilmu pengetahuan, oh Parta.

Karma Marga Yoga

Karma Marga Yoga

Ketika seorang anak baru mulai belajar sembahyang, atau dalam bertingkah laku, dia hanya bisa mengikuti apa yang diajarkan oleh orang tuanya atau meniru apa yang dilakukan oleh orang lain. Dia hanya sebatas melaksanakan dan belum mengerti kenapa harus demikian. Dalam tingkatan ini, tingkat jnana dari guru laku (baik orang tua ataupun orang lain) sangatlah menentukan kwalitas dari pelaksanaan karma dari anak didiknya. 

Seorang guru yang memiliki pengetahuan yang luas dan berpengalaman pada umumnya akan menghasilkan murid yang berbudi luhur. Artinya, dari awal melangkah dia sudah mendapatkan tuntunan dalam bekerja yang sudah disesuaikan dengan jnana (ilmu pengetahuan) walaupun pada saat yang sama dia belum memperoleh pendidikan tentang jnana.

Akan sangat berbeda dengan seseorang yang dari awal perjalanan hidupnya tanpa adanya bimbingan dari orang tua atau guru, maka dia akan belajar sendiri dari lingkungan alam sekitarnya. Kalau dia berkumpul dengan kelompok pencuri, perampok, maka kemungkinan besar dia akan ikut menjadi perampok. Kalau dia bergaul di lingkungan orang-orang yang senang berjudi, maka kemungkinan besar dia akan menjadi seorang penjudi. Sebaliknya, kalau dia bergaul dengan orangorang yang senang sembahyang, membaca kitab suci, maka kemungkinan besar dia akan menjadi orang berprilaku baik. Maka dari itu, sebagai orang tua haruslah sanggup memberikan contoh yang baik dalam berbicara, bertingkah laku, agar dijadikan panutan bagi anak-anak.

Makna Pakian Adat Bali

Makna Pakian Adat Bali

Busana Adat Bali
Pakian Adat Bali
Di Bali yang kental akan nuansa adat dan budaya, dimana Adat dan Budaya bali berakar dari keyakinan Dharma Gama Tirtha, tentu saja memiliki banyak filosofi didalamnya. Pakaian adalah suatu tren tertentu sesuai dengan fenomena yang dihadapi, namun kita sering lupa apa makna pakaian tersebut bagi dirinya. Sebagai manusia yang berkebudayaan pakian merupakan wujud budaya suatu individu dan bangsa. Pakaian memberikan nilai dan warna dari budaya. Sebagai manusia yang memiliki pikiran cerdas pakaian merupakan buah pikiran yang matang untuk dapat memperlihatkan prestis atau harga diri ditengah-tengah orang lain yang membenahi diri dalam mencari jati diri.

namun, belakangan sering kali kita melihat pengunaan Pakian Adat Bali dalam Prosesi upacara diluar konteks keyakinan dharma (agama hindu), yang menjadi pertanyaan:

  • apakah salah, apabila orang bukan orang bali (non-hindu) menggunakan pakian adat bali?
  • bagaimana hukumnya bagi pemeluk keyakinan Non-Hindu yang melakukan persembahyangan dengan Atribut Budaya Bali, dalam hal ini Pakian Adat Bali?

untuk pertanyaan pertama, menjadi relatif jawabannya karena mungkin saja itu sebagai rasa nasionalisme. tetapi pertanyaan kedua menjadi sangan aneh, karena kita ketahui bahwa atribut Budaya Bali memiliki makna filosofis yang berpegang pada ajaran Dharma. dan apabila ada umat Non-Hindu yang menggunakan atribut Budaya bali, akan menjadi sangat aneh, mereka tidak meyakini dharma tetapi mereka menjalankan ajaran dharma. satu sisi bisa enjadi kebanggan dimana mereka ikut menjalankan ajaran dhrama tetapi sisi lain kita menjadi miris, dimana ajaran dharma dianggap hanya sebatas adat saja, bukan keyakinan.