Google+

Mantra Pemangku Nganteb Ider Bhuana

Mantra Pemangku Nganteb Ider Bhuana

Om Swastyastu, Om Ano Badrah Kratawo Yantu Wiswatah
Puji syukur kami panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa, karena atas tuntunan dan asung kerta nugraha-Nya, kami dapat mengumpulkan tuntunan mantra penganteb untuk tingkatan Jro Mangku/Pinandita.

artikel ini kami sajikan dan kami kumpulkan dari beberapa buku mantra, agar dapat dipergunkan sebagai acuan atau tuntunan bagi para Pemangku/Pinandita yang mau belajar untuk kemajuan umat kita dalam melaksanakan Kerti Yadnya di bidang mantra untuk nganteb. Kami menyadari bahwa ini tidak mesti harus dipakai karena masih banyak kekurangan-kekurangannya, tetapi dapat dipakai sebagai pembanding dalam nganteb Yadnya se hari-hari didalam melaksanakan tugas ke Permangkuan/Pinandita, sekaligus untuk meningkatkan SDM pemangku/Pinandita.

Memaknai Hari Raya Nyepi

Memaknai Hari Raya Nyepi

Pada tanggal satu sasih kadasa, dilaksanakanlah brata penye-pian. Brata penyepian ini dijelaskan dalam Lontar Sunarigama sebagai berikut:
….benjangnya nyepi amati geni, tan wenang sajadma anyambut karya sakalwirnya, ageni-geni saparanya tan wenang, kalinganya wenang sang wruh ring tattwa gelarakena semadi tama yoga ametitis kasunyatan.
Artinya:
“….besoknya, Nyepi, tidak menyalakan api, semua orang tidak boleh melakukan pekerjaan, berapi-api dan sejenisnya juga tak boleh, karenanya orang yang tahu hakikat agama melak-sanakan samadhi tapa yoga menuju kesucian.”

Lontar Sri Jaya Kasunu

Lontar Sri Jaya Kasunu

om awighnamastu nammo siddham

  1. Purwaning tatwa, natwayang kasinangkaom-kasinangkonan leluhur-leluhur ida sang Jayakasunu, ne rihin madeg agung tan langgeng.
  2. Yan akudang undag kawentenan leluwur-leluwur ida madeg agung, taler ngamunggahang sengkawan aaun 2 (duang tahun raja, amengguh seda, ucapang nemangkin ida Sang Jaya kasunu nampe gilirane madeg agung (ngatinin ajine, dening katinggal nyuksema = seda). Antuk panjake tan wenten ida kayun, sawireh sayang pekayune ring jiwa (urip), mawinan ida lunga nakti (miasa) ring setra pamuun, las ring raga, ngetutang kepatutan.

Lontar Sunarigama

Lontar Sunarigama

Ong Awignam astu namo sidham
Iki sang Hyang Sundari gama, ngaran, kaderistianing pakerti game, lingira sang hyang Sukseme Licin, ring wateking puru ite kabeh, make derestianing praja mandala, wenang winarah-warah, sekeramania ring sang Wisesang rat, wenang nilak sahan, tekaning wang same peraja mendale kabeh, nemitaning.

Makna Benang Tridatu

Makna Benang Tridatu

Ketika ada berita akan terjadi bencana atau bahaya mengancam maka ramailah anggota masyarakat ngaturang bakti dan nunas benang tridatu, dengan maksud agar terhindar dari bahaya tersebut. Itulah tradisi yang sejak zaman dahulu kala diwariskan kepada masyarakat Bali. Tidak ada seorang pun yang mempersoalkan mengapa harus memakai benang tridatu. Dengan memakai benang tridatu diyakini akan dapat terbebas dari bencana yang sedang mengancam. Apakah betul demikian,itulah suatu pertanyaan yang belum terjawab secara ilmiah.

Kajeng Kliwon

Kajeng Kliwon

Dalam setiap perhitungan Tri Wara yang jatuh pada “ kajeng” kemudian perhitungan panca wara yang jatuh pada perhitungan “kliwon”, maka dalam tradisi beragama Hindu bali, hari inidiyakini sebagai saat dimana kekuatan kosmis yang merupakan kumpulan dari berbagai macam energy, akan menunjukkan sisi gelapnya. Paruh gelap dalam energi itu yang menjadi satu kesatuan secara utuh, memang tidak bisa kita hilangkan, layaknya siang dan malam, tinggi dan rendah atau kuat dan lemah.

Sang Tiga Bucari

Sang Tiga Bucari, 

Bermula ketika Dewi Mayakrsna, Putri Batara Guru dengan Dewi Uma, yang sangat cantik jelita. beliau memiliki nafsu tidak pernah puas dengan pelayanan sang suami, tatkala rasa bosan hadir, sang suami pun dibunuhnya, suami pertama nya adalah Putra Batara Indra, demikian seterusnya hingga 35 kali menikah, dan semua suami dibunuh setelah rasa bosan itu ada padanya, suatu saat sang dewi bertemu dengan dua gandarwa bersaudara Bajrandhaksa dan adiknya Bajrangkara.