Pages

Apa yang salah dari Hindu?

Apa yang salah dari Hindu?

APA YANG SALAH DARI HINDU? “BANGGALAH ANDA TETAP DI JALAN DHARMA”

Om Swastyastu,
Belakangan ini kita cukup senang mendengar banyak saudara kita yang kembali ke ajaran dharma, ajaran yang bersumber dari Veda. Mereka telah di Sudhi Wadani menjadi seorang Hindu. Namun, saking senangnya kita melihat hal tersebut, kita malah tidak menghiraukan adanya bahaya yang terus memepet posisi kita.

Di tempat lain, malah banyak saudara kita yang pindah agama karena berbagai alasan. Mereka yang lemah, yang haus akan spiritual, yang tidak puas dengan jawaban “nak mula keto”, yang ingin mencari kedamain dengan jalan rohani, yang terpuruk karena ekonomi dan disibukkan dengan ritual yang menelan banyak biaya, mulai didekati oleh para kaum misionaris-misionaris untuk menawarkan produk yang tidak jelas kualitasnya.

Betapa sedihnya hati melihat saudara kita meninggalkan ajaran sanatana dharma karena kasus konversi. Maraknya kasus konversi agama belakangan ini sungguh membuat kita bingung. 
Kenapa hal ini bisa terjadi? 
Kenapa agama diperjual-belikan? 
Apa yang melandasi saudara-saudara kita pindah agama? 
Apa benar agama Hindu itu sulit? Apa benar agama lain lebih baik dari Hindu? 
Apa ada yang salah dari agama Hindu? 
Banyak pertanyaan di otak kita yang terus bermunculan akibat kasus seperti ini.


Hal ini sesungguhnya menjadi PR bagi kita umat dan para tokoh Hindu. Mencari solusi atas permasalahan ini, agar umat Hindu tidak semakin berkurang karena konversi agama. Belum lagi karena kasus pernikahan beda agama, yang menjerat gadis ataupun pria Hindu untuk pindah agama mengikuti pasangannya.

Siapa yang salah? 
Mari kita berbenah dari sekarang. 
Mulailah menumbuh kembangkan sikap bangga terhadap Hindu, bangga terhadap ajaran dharma. Bacalah buku-buku yang berkaitan dengan Hindu, karena dengan banyak membaca kita dari tidak tau menjadi tau, dari membaca kita bisa menjawab banyak pertanyaan yang orang lain dituduhkan ke agama kita. Dari banyak membaca kita bisa menjawab banyak pertanyaan yang ada dalam otak kita. Selain itu, banyak-banyak bertanyalah pada orang yang tau tentang bagaimana Hindu itu, seperti sulinggih, pemangku, serta tokoh agama.

Tanamkan sikap militan Hindu pada diri anda. Jika anda tau ada saudara kita yang terkena konversi, segeralah sadarkan. Selain itu, mari kita mulai tanamkan pendidikan Hindu sejak dini pada anak cucu kita. Dimulai dari pendidikan Hindu di keluarga, sekolah, masyarakat (melalui pasraman). Dengan mengajarkan pendidikan Hindu sejak dini, diharapkan kita bisa memiliki benteng iman yang kuat untuk menolak konversi agama.

Berikut saya lampirkan sebuah sharing dari saudara kita yang lama tinggal di Arab tentang bahwa Dia tetap Hindu walau hidupnya sebagian besar bergaul dengan agama Islam. Dari sharing saudara kita ini, saya berharap saudara-saudaraku sedharma bisa mencontoh sikapnya yang smakin mantap di jalan dharma menjadi sorang Hindu.

Namanya “Made K. Kurniawan“, cerita ini nyata, bukan sebuah rekayasa yang saya buat sendiri. Selamat menyimak.

Suksma.

Om Santih Santih Santih Om.

Why I am still A hindu (Mengapa Saya Masih Hindu) ?

Aum Svastiastu,
Saya ada cerita sedikit tentang pengalaman saya waktu baru beberapa hari tiba di Kuwait.
Pada sebuah kesempatan, salah seorang teman baik muslim dari Indonesia bertanya, “Made, kamu sudah tahu banyak tentang Islam dan paham ajaran Islam tapi kenapa kamu masih Hindu?
Pertanyaan sensitif yang perlu jawaban extra hati-hati karena saya satu-satunya orang yang berasal dari Bali dan beragama Hindu di negara arab (kandang Islam). Salah-salah saya bisa pulang tinggal nama.
Dia bertanya demikian setelah saya menceritakan latar belakang saya yaitu orang bali yang lahir dan besar di lingkungan muslim di Lampung dan ikut pelajaran agama islam dari SD sampai perguruan tinggi. Saya juga menceritakan pengalaman saya ketika kecil saya ikut teman2 sepermainan belajar mengaji (membaca quran) di sebuah surau ( Langgar ) dekat rumah saya tinggal. Tak pelak lingkungan yang demikian membuat saya fasih dan hafal surah2 utama dalam shalat khususnya surah Al-Fatiha.
Kebetulan yang bertanya ini adalah teman baik saya. Saya sering menginap dan makan di flat nya. Demi menjaga persahabatan dan tidak menyinggung perasaan dia, meskipun saya kritis terhadap Islam dan militan Hindu, saya hanya menjawab secara diplomatis, ‘mungkin saya belum mendapat hidayah dari Allah. Doakan saja supaya saya cepat mendapat hidayah dan segera masuk Islam. Insyalla, Allah Karim.’
Sambil tersenyum teman saya menimpali, ‘Bagus, Insyalla, Allah Karim.
Setelah percakapan tsb, teman-teman muslim yg lain memberi saya banyak buku-buku referensi Islam dan bahkan ada yang menyarankan saya untuk meminta buku-buku tentang Islam secara gratis di kantor Islam Presentation Committee ( IPC ) cabang Kuwait, sebuah organisasi syiar Islam yang memberikan informasi dan dakwah Islam secara gratis kepada para calon mualaf di Middle East.
Ya, saya memang sempat ke kantor IPC dan mendapat buku-buku Islam gratis dan membacanya. Saya juga berdialog dan bertanya kepada teman-teman muslim, ustad, mullah dari India, Pakistan, Bangladesh, Iran, Syria, Palestine, Jordania dll. Secara garis besar pandangan mereka dan umat muslim seluruh dunia tentang islam adalah sama yaitu Islam adalah satu-satunya agama yg paling benar dan satu-satunya paspor menuju surga karena memang demikianlah yang diajarkan oleh nabinya dan tercantum dalam kitab suci mereka.
Namun anehnya semakin banyak saya membaca referensi Islam dan semakin banyak yang saya ketahui tentang Islam khususnya riwayat Nabi Islam, justru saya malah semakin mantab memeluk Hindu. Tentu ini berbeda dengan kasus-kasus mualaf yang mengaku masuk Islam dan menjadi muslim setelah membaca dan mempelajari Islam.
Sekedar selingan, ada cerita menarik tentang teman saya dari Filipina yang sama-sama bekerja di Kuwait. Dia pindah agama dari Kristen ke Islam. Kepada saya dia mengaku mempelajari islam selama kurang lebih 7 tahun sebelum akhirnya memutuskan utk pindah menjadi muslimah. 
Saya tanya, “kamu tahu berapa jumlah isteri Nabi Muhammad?” 
Dia jawab, "tiga". 
Saya cuma tersenyum. Besoknya saya bawakan dia buku biografi Muhammad. Dia hampir tidak percaya bahwa Muhammad beristrikan 12 orang (ini yang resmi) tidak termasuk gundik (concubine tawanan perang). Saya bilang ke dia, nurani dan akal sehat saya sulit menerima dan mengakui orang semacam itu sebagai orang suci apalagi sebagai nabi (utusan tuhan). Dia cuma bisa senyum sambil menelan ludah pahit…
Kembali ke cerita saya semula. Di bawah ini adalah beberapa alasan saya pribadi mengapa sampai sekarang saya masih beragama Hindu dan selamanya akan tetap Hindu.
  • Merenungi karakteristik ajaran Veda yang begitu profound dan inklusif, saya berpendapat bahwa ajaran Veda diterima oleh orang-orang suci (enlightened seers) ) yang benar-benar suci dan qualified dibidang spiritual dan bebas dari dominasi triguna. Para Rsi-rsi agung ini mengajarkan ajaran suci Veda kepada manusia dari generasi ke generasi tanpa dilandasi motif self interest atau political interest sebagaimana yang terjadi pada agama-agama semitik.
  • Kalau pada agama-agama semitik sang nabi naik ke bukit dan memproklamirkan diri (self proclaim) di hadapan orang-orang mengaku sebagai nabi utusan tuhan dan bisa menerima wahyu pada saat kapan dan dimana saja termasuk di kasur, sumur dan dapur. Sedangkan Rsirsi Veda mendapat dan menerima wahyu Veda pada saat menjalani laku dan disiplin spiritual yang ketat dan lama sehingga mencapai tahapan samadhi, sebuah fase manunggaling dengan Paramatma sehingga bisa memahami rahasia alam semesta termasuk Tuhan dan mentransformasinya ke dalam bahasa dan tulisan manusia. Pada tradisi Veda justru orang-orang (publik) yang haus akan pelajaran spiritual-lah yang datang ke Rsi untuk belajar spiritual dan bukan Rsi yang secara aktif pergi kesana kemari mencari pengikut sebanyak-banyaknya sebagaimana yang kita lihat pada tradisi agama-agama abrahamik.
  • Saya meyakini letak geografis sangat menentukan karakteristik ajaran sebuah agama. Mengapa ajaran agama abrahamik terkesan keras dan barbar tidak lain disebabkan karena faktor alamnya yang keras dan suhu panas yang ektrim di daerah gurun pasir arabia menentukan aspek emosional inhabitannya. Berbeda dengan alam India tempat para Rsi Agung bertapa dan menerima wahyu Veda yaitu alam pepohonan yang hijau, gunung, bukit yang hijau, sungai dengan air yang jernih dan menyejukkan, maka ajaran Veda pun menyejukkan.
  • Hanya di Hindu saya menemukan ajaran persaudaraan yang menyejukkan yaitu konsep persaudaraan universal yang dikenal dengan Vasudaiva Kutumbakam, sebuah mahavakya yang mengakui bahwa umat manusia terlepas dari apapun latar belakangnya (suku, agama, bahasa, bangsa, budaya, tradisi, warna kulit) diseluruh dunia bersaudara. Ini berbeda dengan konsep agama semitik yang hanya mengakui orang-orang internal agamanya saja sebagai saudara sedangkan orang-orang di luar agamanya sebagai musuh.
  • Konsep Tuhan, Atman, Moksa, Reinkarnasi, Karma, Rta, Dharma (exclude the Puranas) bagi saya lebih appealing daripada konsep Tuhan, Surga, Neraka, Nabi, Pahala, Kiamat, alam kubur, hari pengadilan (judgement day) dan kebangkitan (resurrection) nya agama semitik. Note: I am not a big fan of Purana.
  • Overall, kedalaman spiritual Veda lebih memuaskan kebutuhan spiritual saya ketimbang ajaran agama semitik yang dangkal dan kering. Bagi saya ajaran agama semitik hanya cocok untuk anak-anak TK (taman kanak-kanak) dimana Tuhan bertindak seperti guru TK yang menakut-nakuti siswa dengan hukuman jika tidak mengerjakan PR dan memberi hadiah jika mengerjakan PR.
  • Nurani dan akal sehat saya menolak sifat-sifat Tuhan antropomorfik dalam ajaran agama-agama semitik (pencemburu, pendendam, senang kalo disembah, marah dan murka kalau tidak disembah, bahkan yang lucu Tuhan menyesatkan manusia karena manusia menolak dan menentang nabinya).
  • Nurani dan akal sehat saya menolak seseorang yg mengawini 12 wanita (belum termasuk gundik tawanan perang) sebagai orang suci apalagi sebagai utusan tuhan, terlebih salah seorang isterinya adalah anak kecil umur 6 tahun, anak ingusan yang belum paham bagaimana mengurus kerjaan di kasur, dapur dan sumur. Kualitas seperti ini tentu sangat jauh dari kualifikasi orang suci.
  • Membaca biografi nabi Islam, artikel-artikel tulisan murtadin Anwar Shaikh (Islam: Arab Imperialism), the Nature of Prophethood, buku-buku Ali Dasti, Ali Sina dll, saya mantab dan yakin akan kebenaran ajaran Veda.
  • Kebenaran ajaran Veda adalah ‘self-evident dan experential” dan bersumber serta berdasarkan pengalaman spiritual langsung orang yang tercerahkan (come, see, learn and experience the truth) dan bukan dogmatic yang berpusat pada satu orang nabi (listen and believe) yang mengeluarkan ayat semaunya kapan dan dimana saja termasuk saat di kasur, sumur dan dapur dan mengubah atau membatalkan ayat-ayat yang diterima sebelumnya dengan alasan ayat-ayat tersebut datang dari bisikan setan dan bukan dari tuhan.. (hahaha.. what a joke….?
Aum santih, santih, santih Aum.

artikel yang terkait dengan Apa yang salah dari Hindu?
demikian sekilas tulisan dari penganut hindu yang kami peroleh dari pandejuliana.wordpress, semoga bermanfaat.

1 komentar: