Seniman Kubayan - Jasa Dekorasi Gayor Pernikahan dan Karya Adat
Desa Guwang, yang dikenal dengan segudang seniman ukir dengan maskot desa adalah Garuda Wisnu, yang kemudian diabadikan dengan Patung Garuda Wisnu yang letaknya di tengah-tengah Desa tepatnya di sebelah selatan Kantor Kepala Desa Guwang (prebekel) barat Pasar Tradisional (Bancingah Desa Guwang).
dengan semakin majunya perkembangan jaman, seni ukir tidak hanya bisa dikerjakan pada kayu ataupun batu saja, saat ini seniman muda desa guwang terutama dari keluarga kubayan mengembangkan seni ukir tradisi desa yang dituangkan dalam "seni Gayor", yang bahannya terbuat dari spon, gabus styrofoam atau dari bahan lainnya.
salah satu seniman muda keluarga kubayan yang sudah lama malang-melintang "ngayah" melalui seni Gayor adalah Wayan Ardika. Wayan Ardika adalah seorang Guru di sekolah swasta di kabupaten Gianyar, yang kesehariannya berbagi ilmu masak serta seni woodcarving atau foodcarving, tetapi dalam acara adat, dia sering diundang untuk "ngayah" membuat Gayor, baik untuk upacara pernikahan maupun Karya Adat lainnya.
disamping ngayah, Wayan Ardika juga melayani pemasangan Gayor pernikahan, Gayor Karya Adat maupun Gayor Pameran, yang bisanya digunakan saat Pesta Kesenian Bali (PKB), Pameran Dagang serta kegiatan lainnya guna menghias serta mempercantik dekorasi lokasi Acara yang dilaksanakan pemesannya.
Dewasa ini banyak sekali kita lihat perayaan upacara - upacara di Bali ,baik itu upacara Manusa Yadnya, Pitra Yadnya atau yang lainnya. Pada perayaan upacara tersebut, tentunya membutuhkan suatu riasan atau dekorasi yang tentunya berhubungan dengan acara yang sedang dilangsungkan. Terlebih lagi upacara pernikahan yang tentunya membutuhkan dekorasi yang cukup banyak.
Dekorasi pertama yang ia tawarkan adalah gayor bermotif karang boma lengkap. Namun, beberapa masyarakat menolaknya karena dianggap membawa aura panas, negatif, dan sebagainya. Wayan Ardika kemudian mencaritahu dengan berkonsultasi dengan Ida Sulinggih yang merupakan tetua keluarga kubayan, yaitu Sri Mpu Kubayan. “Menurut ida Sulinggih, karang boma bisa saja dipakai untuk dekorasi, tetapi ada elemen yang harus dihilangkan (tidak lengkap), seperti kuku tangannya dihilangkan. Demikian juga jika membuat dekorasi model naga, gigi taring naga dihilangkan, dan naganya dihadapkan ke samping, sehingga orang berani masuk,” paparnya. Namun, dekorasi naga ini dikatakannya sangat jarang diminta, karena katanya banten pengikutnya cukup besar. “Saya buatnya sesuai permintaan saja. Yang paling umum diminta adalah model cupu manik, dan model boma yang biasanya tidak ditempatkan di kori depan rumah, namun di depan gang atau depan jalan besar,” imbuhnya.
Gayor yang ia tawarkan ada dua ukuran standar yang memakai patokan lubang, yakni lubang yang bisa dilalui motor, dan lubang yang bisa dilalui mobil. Dari beberapa model gayor yang ia miliki, ia mengaku model cupu manik dengan dasar hitam dan dicat prada (emas) ini yang terbaru, dengan ukuran cukup besar.
Sebelum membuat dekorasi gayor tersebut, biasanya ia mengecek lokasi yang akan dipasangi dekorasi. Dari sana, ia membuat sketsa dan kemudian langsung membuatnya dirumah bersama kluarganya. Desain-desain yang ia buat tersebut merupakan hasil kreasi dari beberapa desain yang kerap ia lihat dijalan dan didokumentasikannya. Tentunya sebelum direalisasikan ke bentuk nyata, ia mengonsultasikannya dulu ke Jro Mangku, Tetua Keluarga yangjuga seniman Ukir serta kepada Ida Anak Lingsir Sulinggih. “Saya juga tidak berani asal membuat desain-desain tersebut, seperti karang boma dan naga,” ujarnya.
Untuk memasang dekorasi tersebut yang sudah dilengkapi tripleks dan kayu usuk sebagai penyangganya, ia biasanya mengajak kru yang terdiri dari beberapa orang yang juga merupakan anggota keluarga kubayan. Maklum, meski terbuat dari sterofoam, karena ditambah dengan peralatan pelengkap lainnya, dekorasi itu menjadi berat dan membutuhkan banyak orang untuk mendirikannya. Setelah dekorasi gayor berdiri, pada sisi kiri-kanan dilengkapi geling-gelungan, dan pada bagian bawah diberikan kain penutup, dirempel seperti kain gorden. Hasilnya memang cukup bagus, dan memberikan kesan mewah, atau istilah Balinya “metaeeb” pada lokasi upacara.
Kami sadar bahwa tidak semua orang bisa membuat dekorasi pernikahan yang indah dan menawan dengan ukiran gabus atau stirofoam yang sangat mempesona.Tapi anda tidak perlu bingung kami hadir di tengah -tengah anda untuk menjawab semua kegalauan anda dengan menawarkan jasa pembuatan atau penyewaan dekorasi seni untuk pernikahan seperti payas pelengkungan, celengan pernikahan dan dekorasi pernikahan lainnya. Kami selalu berusaha untuk memberikan sesuatu yang berkualitas dengan harga yang pantas. Kami juga menerima pemesanan ukiran stirofoam seperti gayor gabus ukir,papan nama ukir dan lain lain. ujarnya.
Seiring perkembangan per-dekorasian ,sekarang ini banyak dekorasi pernikahan yang sangat menonjolkan keindahan plengkungan atau payas kuri dan hal ini tidak luput dari ukiran gabus atau stirofoam. Kami sadar bahwa tidak semua orang bisa membuat dekorasi seperti itu.Untuk itu kami hadir di tengah tengah masyarakat Krama Bali untuk memberikan solusi terbaik bagi dekorasi pernikahan Anda.Kami adalah produsen ukir gabus dan kami juga menyewakan dekorasi dari yang sederhana hingga yang rumit sekalipun.
Jadi apapun perayaan Anda ,masalah dekorasi percayakan semuanya kepada kami.
Artikel yang terkait dengan Seniman Kubayan - Jasa Dekorasi Gayor Pernikahan dan Karya Adat
- Memilih hari baik untuk pernikahan
- Dewasa Ayu Nganten, pawiwahan atau pernikahan
- Ajaran dharma
- Produk Pasupati - pelengkap ritual adat bali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar