Pages

Penciptaan Alam Semesta Menurut ABRAMIC

Penciptaan Alam Semesta Menurut ABRAMIC

Penciptaan Alam Semesta Menurut Kristen

Allah menciptakan Langit dan Bumi, Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air, Berfirmanlah Allah: “Jadilah terang” Lalu terang itu jadi. Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.
Allah menjadikan cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air. Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Allah menamai cakrawala itu langit, itulah hari ke dua.
Segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering. Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu laut. Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji di bumi, itulah hari ke tiga.
Matahari dan bulan serta bintang-bintang pada hari ke empat,
Semua burung dan hewan laut pada hari ke lima,
Binatang ternak, melata, liar dan laki-laki dan wanita pertama pada hari ke enam
Semua penciptaan diatas berdasarkan kutipan - Kejadian 1, 1-31.

Pada tahun 1951, Paus Pius XII menghubungkan Kata “Jadilah terang” dengan hipotesis Big Bang. Sejak saat itu Big Bang, meledak besar sebagai ‘teori’ asal mula semesta.
Pertanyaan:

Matahari diciptakan pada hari ke-4, bagaimana mungkin ada siang dan malam pada hari pertama jika matahari tercipta belakangan?



Penciptaan Alam Semesta Menurut Islam

Logika Al Qur’an untuk awal terciptanya Langit dan bumi juga menggunakan Frase kata ‘jadilah..
Frase kata yang sama yaitu ‘jadilah, maka jadilah ia’ atau ‘kun fayakoonu’ merupakan frase ke-MahaKuasa-an, Itu tercantum saat penciptaan langit dan Bumi, Penciptaan Adam & Isa, serta penciptaan lainnya yang dikehendaki Allah:
[Al Baqarah 2:117] Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: “Jadilah!” Lalu jadilah ia.
[Ali Imran 3: 59] Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi AllAh, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah” (seorang manusia), maka jadilah dia.
[Yasin 36: 82] Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah!” maka terjadilah ia.

Apakah frase kata ‘jadilah, maka jadilah ia’ atau ‘kun fayakoonu’ merupakan Big Bang?

Qur’an ayat 51: 47 menyatakan bahwa “Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa”.

Beberapa orang menterjemahkan kata ‘kami benar-benar berkuasa menjadi ‘kami meluaskannya’. Tafsiran ‘kami meluaskan’ dikemukakan oleh Harun Yahya yang muncul hanya baru-baru ini saja, yaitu ketika hipotesis BigBang dan alam semesta yang terus mengembang sedang populer-pupulernya. Namun berdasarkan 3 ayat di atas tentang ‘jadilah! ’ maka samasekali tidak menunjukan kecocokan apapun dengan hipotesis Big Bang maupun Alam semesta yang terus mengembang.

Detail penciptaan Langit dan Bumi menurut Al Qur’an terdapat di surat [7:54, 10:3, 11:7, 21:30, 25:59, 32:4, 57:4, 41:9-12 dan 79:27-33] .

Surat Al Anbiyaa’ 21:30, menunjukan keadaan Bumi dan langit saat yang awal mula:
Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?

Tafsir Ibn Kathir atas ayat 21:30: …Tidakah mereka mengetahui bahwa Langit dan bumi dulunya bersatupadu yakni pada awalnya mereka satu kesatuan, terikat satu sama lain. Bertumpuk satu diatas yang lainnya, kemudian Allah memisahkan mereka satu sama lain dan menjadikannya Langit itu tujuh dan Bumi itu tujuh, meletakan udara diantara bumi dan langit yang terendah..

Saidbin Jubayr mengatakan ‘langit dan Bumi dulunya jadi satu sama lain, Kemudian Langit dinaikkan dan bumi menjadi terpisah darinya dan pemisahan ini disebut Allah di Al Qur’an’. Al hasan dan Qatadah mengatakan,’ Mereka Dulunya bersatu padu, kemudian dipisahkan dengan udara ini

Surat AR RA’D (GURUH)13:2,
  • Allah, mengangkat para langit tanpa pilar & mengangkat para langit tinggi jauh diatas Bumi
  • berkenaan dengan kalimat (menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan) adalah seperti yang Allah maksudkan di surat 36:38 (dan matahari berjalan ditempat peredarannya), Itu juga dikatakn artinya adalah: Hingga mereka selesai/turun [settle] ke bawah kursi Allah [‘arsy] setelah melewati bagian lain bumi. Jadi ketika mereka, dan seluruh planet2 sampai di sana, mereka berada ada di jarak terjaduh dari ‘arsy. Karena menurut pandangan yang benar, yang teks-teks buktikan, ini berbentuk seperti kubah), dibawahnya yang mana adalah semua ciptaan. tidak berbentuk bundar seperti benda2 langit, karena ini ada pillar bawaannya. Fakta ini adalah jelas bagi mereka yang mengerti jelas ayat dan hadis2 autentik) Dalam tafsir Ibn Kathir tertulis kata “domb”, kata tersebut tidak dapat saya temukan artinya di seluruh kamus Ingris-inggris, Inggris-Indonesia; Namun di urban dictionary, domb – whale [paus?]; dalam kamus Hungaria, domb – hill [bukit]. Karena ini berkenaan dengan shape [bentuk] dan juga terjemahan tafsirnya dalam bahasa inggris, maka mungkin ada kesalahan tulis/cetak dan itu bukanlah ‘Domb’ namun ‘dome’ [kubah, canopy]
  • Pendapat dari Ibn `Abbas, Mujahid, Al-Hasan, Qatadah, dan beberapa ulama lainnya, menyatakan bahwa kalimat ‘meninggikan langit tanpa tiang yang kamu lihat’ artinya adalah ada Tiang namun tidak dapat kamu lihat
  • Namun menurut Iyas bin Mu’awiyah, bahwa Langit itu seperti Kubah yang menutupi Bumi, artinya adalah tanpa tiang.
  • Ibn Kathir menyatakan bahwa pendapat terakhir [Iyas bin Mu'awiyah] adalah lebih baik mengingat Allah juga menyatakan di ayat lainnya [22:65] yaitu ‘Dia menahan langit jatuh ke bumi, melainkan dengan izin-Nya?’

Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.

Tafsir Ibn kathir untuk ayat [13:2],
Penjelasan-penjelasan di atas, memberikan kita informasi bahwa menurut tradisi Islam, Bumi diciptakan terlebih dahulu, Langit dinaikkan, langit sebagai atap yang berbentuk Kubah dan allah menahannya agar tidak jatuh ke BUMI serta dibentangkannya BUMI.

Surat Fushshilat 41: 9-12, menyajikan urutan pengerjaan Bagaimana penciptaan yang dilakukan Allah:
  • Pertama, (41:9) Bumi di ciptakan dalam 2 masa
  • Kedua, (41:10) Segala isi BUMI di ciptakan total dalam 4 masa
  • Ketiga, (41:11) Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa.” Keduanya menjawab: “Kami datang dengan suka hati.”
 Surat diatas jelas menunjukan bahwa kedudukan BUMI dan LANGIT adalah SEDERAJAT, yaitu BUMI yang BUKAN merupkan anggota LANGIT. Bumi diciptakan terlebih dahulu, diselesaikan baru kemudian ALLAH menyelesaikan Langit dan itu dibuktikan di ayat selanjutnya
  • Keempat, (41:12) Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.

Penciptaan Bumi dan Penciptaan langit dibicarakan secara terpisah Allah berkata bahwa Ia menciptakan Bumi terlebih dahulu, karena itu adalah Fondasi, dan Fondasi harus dibangun terlebih dahulu baru kemudian atap..

TAFSIR Ibn Kathir untuk surat 41:9-11 juga menyatakan bahwa :
Berkenaan dengan penciptaan Bintang-bintang di ayat Fushshilat 41:12 maka terdapat 3 (ayat) lain di Al Qur’an yang memberikan konfirmasi pasti bahwa bintang- bintang [dan meteor] diciptakan untuk menghiasi langit dan sebagai alat untuk melempar setan-setan ketika mereka mencuri dengar berita dari Allah/langit [Ash Shaaffaat 37: 6, Al Mulk 67: 5, Al Hijr 15:16-18, Al Saba' 34:22-23 dan ‘Al Buruj [bintang-bintang raksasa] di ayat Al Furqaan 25:61]
“Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang, dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala”.
[Note: kata mishbah, berarti lampu atau penerangan. Ditafsirkan sebagai bintang-bintang]

Surat 34:22-23,
Diriwayatkan Abu Hurayrah, “Nabi berkata [..] Mungkin sebuah meteor akan mengenai mereka sebelum ia [setan] berhasil meneruskan sesuatu [bocoran] [..]” [Dicatat oleh Bukhari, Abu Dawud, At-Tirmidhi & Ibn Majah]
Di sahih Muslim, Book 026, Number 5538, Diriwayatkan Ibn Abbas, “Nabi berkata [..] Dan ketika para malaikat melihat para jin mereka menyerangnya dengan meteor-meteor [..]“

Surat 67:1-5,
Allah berkata, (& indeed We have adorned the nearest heaven with lamps) Ini merujuk pada bintang-bintang yang telah di letakan di langit, beberapa bergerak dan beberapa diam.
Allah menyatakan, (and We have made them (as) missiles to drive away the Shayatin,) Kata ‘them’ di pernyataanNya ini, “and We have made them” adalah merujuk pada Bintang-bintang sebagai lampu atau penerangan..Meteor-meteor yang dilemparkan berasal dari bintang-bintang.

Surat As-Saffat (37:6-7, Verily, We have adorned the near heaven with the stars (for beauty) & to guard against every rebellious devil. They cannot listen to the higher group (angels) for they are pelted from every side. Outcast, & theirs is a constant (or painful) torment. Except such as snatch away something by stealing, & they’re pursued by a flaming fire of piercing brightness). Qatadah berkata, ‘Bintang-bintang diciptakan hanya untuk tiga kegunaan, yaitu: Hiasan di langit, Alat pelempar setan dan petunjuk Navigasi, Jadi siapapun yang mencari interpretasi lain tentang bintang selain ini maka itu jelas merupakan opini pribadi, Ia telah melebihi porsinya dan membebani dirinya dengan hal-hal yang ia sendiri tidak punya pengetahuan tentang ini. [Ibn Jarir dan Ibn Hatim mencatat riwayat ini] .

Surat 37:6-9,
Bintang-bintang dan planet-planet di langit memberikan penerangan pada manusia di bumi, seperti yang Allah katakan:(67:5, And indeed We have adorned the nearest heaven with lamps, and We have made such lamps (as) missiles to drive away the Shayatin, & have prepared for them the torment of the blazing Fire.), (15:16-18, & indeed, We have put the big stars in the heaven & We beautified it for the beholders. And We have guarded it from every outcast Shaytan. except him who steals the hearing then he is pursued by a clear flaming fire)

Surat 15:16-19,
Disini, Mujahid dan Qatadah berkata bahwa Buruj [Bintang-bintang besar] merujuk pada benda-benda langit. (Aku berkata): Ini seperti ayat : (25:61, Blessed be He Who has placed the big stars in the heavens) `Atiyah Al-`Awfi berkata: “Buruj disini merujuk pada ‘benteng penjaga’. Ia dibuat jadi ‘Bintang jatuh’ untuk melindungi dari Iblis yang mencoba mendengarkan informasi dari langit tertinggi. Jka ada syaitan yang menerobos untuk mencuri dengar, sebuah ‘bintang jatuh’ datang dan menghancurkannya. Ia mungkin lolos dan menyampaikannya pada Syaitan lainnya di bawah[..]“, Seperti yang dinyatakannya di Sahih.

Surat 25:61,
Disini, Allah memuliakan dirinya dan memuji keindahan yang diciptakannya di langit, yaitu tentang Al-Buruj, bintang-bintang raksasa, menurut pandangan Mujahid, Sa`id bin Jubayr, Abu Salih, Al-Hasan dan Qatadah. Ini seperti pada Ayat, (67:5, And indeed We have adorned the nearest heaven with lamps). Allah berkata: (Blessed be He Who has placed in the heaven Al-Buruj, and has placed therein a great lamp,) yaitu Matahari yang bersinar seperti lampu, seperti yang Allah katakan: (78:13, And We have made (therein) a shining lamp). (and a moon giving light.) Artinya, sinar dan cahaya dari sesuatu yang lain, yang berbeda dari sinar Matahari, seperti Allah katakan: (10:5, It is He Who made the sun a shining thing and the moon as a light)

Surat An Naazi’ aat 79:27-33, menyajikan urutan pengerjaan penciptaan yang dilakukan Allah!

Telah disinggung sebelumnya di surat Ha Mim As-Sajdah bahwa bumi tercipta sebelum langit diciptakan. Kemudian, setelah langit tercipta, bumi di luas.

Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah membinanya, Dia menciptakannya, meninggikannya lalu menyempurnakannya, dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang.

Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya. Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya. Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh, (semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu.

Katakanlah: “Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya? demikian itu adalah Rabb semesta alam”. Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanannya dalam empat masa. bagi orang-orang yang bertanya.

Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab: “Kami datang dengan suka hati”. Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya.

Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
  • Allah menciptakan Bumi dalam dua hari (masa), kemudian Dia menciptakan Langit, kemudian Dia (Istawa ila) meninggikan langit dan membentuknya dalam dua hari lagi.
  • Kemudian Dia membentangkan Bumi, ini berarti bahwa Dia membawa, sejak saat itu, air dan makanan. Dan kemudian Dia menciptakan Gunung-gunung, Pasir, benda-benda tak bernyawa, batu-batu dan bukit-bukit dan semuanya dalam waktu dua hari lagi.
  • Dia menciptakan Bumi dalam Dua hari, artinya pada Minggu dan Senin [dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya, memberikan yang potensial untuk ditanam dan seterusnya berproduksi
  • [Dia menentukan padanya kadar makanan-makanannya]yang manusia butuhkan dan tempat tempat untuk bercocoktanam dan memanennya pada Selasa dan Rabu [`Ikrimah dan Mujahid menyatakan menempatkan tanaman yang hanya cocok di tempat-tempat tertentu], jadi dengan dua hari sebelumnya menjadi empat hari [bagi orang-orang yang bertanya; Ibn `Abbas, Qatadah dan As-Suddi menyatakan, "untuk siapapun yang bertanya tentang itu]
  • Kemudian Dia meninggikan (Istawa ila) langit dan dan langit itu masih merupakan asap..melengkap dan menyelesaikan ciptaannya seperti 7 langit dalam dua hari, artinya Kamis dan Jumat

Sa’id Bin Jubayr berkata, ‘Seseorang berkata pada Ibn ‘Abbas: Saya menemukan di Qur’an yang membingungkan ku:…Allah berkata (79:27-33):
Jadi Dia menyatakan bahwa Penciptaan Lagit dahulu baru kemudian penciptaan Bumi, Namun kemudian Allah berkata (41:9-12):
Di sini Allah menyatakan Penciptaan BUMI dahulu baru kemudian Penciptaan Langit..

Kemudian Ibn ‘Abbas menjawab:..
Inilah yang Allah katakan (Ia) menghamparkan (Bumi) (79:30) Dan Allah berkata :Ia ciptakan bumi dalam dua hari, jadi Dia menciptakan Bumi dan segala Isi didalamnya dalam empat hari dan Dia menciptakan Langit dalam dua Hari.

Ini di rekaman oleh Al Bukhari:
Allah menyatakan bahwa penciptaan Manusia itu jauh lebih mudah daripada penciptaan Langit. Ia meninggikan Bangunannya lalu menyempurnakannya (79:28). Kemudian ia Menciptakan siang dan malam. Kemudian bumi dihamparkannya (diisi) Caranya: memancarkan Air dan menumbuhkan tumbuhan, gunung-gunung dipancangkan teguh (79:31-32). Untuk apa? Untuk kesenangan Manusia dan binatang ternak milik manusia (79:33)

Di Tafsir Ibn Kathir untuksurat 79:27-33 terdapat satu riwayat menarik mengenai kebingungan seseorang akan hubungan surat [41:9-12] dan surat [79:27-33] yaitu mana yang diciptakan terlebih dahulu: BUMI atau LANGIT

Surat Al Raaf 7:54,
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, [..]

Dalam tafsir Ibn kathir untuk surat AQ 7:54:
Abu Huraira berkata bahwa Nabi berkata padaku Allah menciptakan Debu/Abu pada hari Sabtu, Gunung-gunung pada hari Minggu, Pepohonan pada hari Rabu, Menyebarkan makhluk hidup pada hari Kamis dan Menciptakan Adam pada hari Jum’at antara Asr dan Malam.
Allah menyatakan bahwa Ia menciptakan semesta, Langit dan Bumi dan semua yang ada didalamnya dalam 6 hari. Enam hari yang dimaksud adalah Minggu, Senin, Selasa, rabu, kamis dan Jumat. Di hari Jum’at semua ciptaan telah di susun, Adam diciptakan. Kata “As=Sabt’ artinya Stop.

Imam Ahmad mencatat
Di Hadis Muslim, Book 039, Number 6707:
Abu Huraira meriwayatkan bahwa Nabi menggenggam tangan ku dan berkata: Allah yang Maha Agung dan Mulia menciptakan : Tanah liat pada hari Sabtu, Gunung pada hari Minggu, Pepohonan pada hari Senin dan Segala yang berkaitan kelengkapan pekerjaan pada hari Selasa, cahaya pada hari Rabu, menyebarkan Binatang pada hari Kamis dan Adam setelah ashar pada hari Jum’at, ciptaan terakhir pada hari Jum’at antara Sore dan Malam [Di sahih muslim 4.1856, 4.1857, Abu dawud 3.1041, 3.1042 diriwayatkan Abu Huraira bahwa Adam diciptakan pada hari Jum'at]

Laporan-laporan mengenai penciptaan langit dan bumi di atas, menyimpulkan bahwa Bumi diciptakan terlebih dahulu baru kemudian langit, yang permulaannya dalam keadaan bertumpuk satu diatas yang lain dan kemudian langit di angkat ketas, yang semuanya tercipta dalam 6 masa [masa = hari, yang bernilai 1000 tahun, seperti yang dilaporkan Mujahid, Imam Ahmad bin Hanbal, dan dari Ibn Abbas menurut Riwayat Ad-Dahhak's darinya.]

Masih mengenai Surat 41:11
“Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu..”

Dalam Asbabun Nuzul surat Al Iklas 112:1-4,
Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.”

Riwayat Abus Syaikh di dalam kitabul Adhamah dari Aban yang bersumber dari Anas yang meriwayatkan bahwa Yahudi Khaibar menghadap kepada Nabi saw. dan berkata:
“Hai Abal Qasim! Allah menjadikan malaikat dari cahaya hijab, Adam dari tanah hitam, Iblis dari api yang menjulang, langit dari asap, dan bumi dari buih air. Cobalah terangkan kepada kami tentang Tuhanmu.” Rasulullah saw tidak menjawab, sehingga turunlah Jibril membawa wahyu surat ini (S.112:1-4) yang melukiskan sifat Allah.

Dari hadis di atas, kita ketahui bahwa tidak ada penolakan mengenai asal muasal Langit, Adam, Iblis dan Bumi.

Surat 41, 51, 21 dan 79 termasuk golongan Almakiyah (sebelum Hijrah ke Medinah, 620 M) dan urutan turunnya surat adalah tertera demikian. Ayat 112, ada yang mengganggap sebagai Al Makiyyah, sementara As suyuti menganggap sebagai Al Madaniyya

Penegasan terakhir mengenai penciptaan Bumi dan Langit adalah melalui surat Al Baqarah yang diturunkan Allah di 2 H (624 M). Surat ini termasuk golongan surat Al madaniyya yang turun lebih belakangan dari surat Al Makiyya lainnya yaitu 41, 51, 21 dan surat 79.

Di surat Al Baqarah 2:29,
Ia yang menjadikan segala sesuatunya untuk mu di Bumi. Kemudian Ia meninggikan (Iswata ila) langit dan dijadikanNya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.

Setelah semuanya siap, di dilanjutkan dengan penciptaan Adam di Al Baqarah 2:30-36, surat itu memperkuat surat-surat penciptaan manusia yang turun sebelumnya yaitu di 7:10-24, 15:26-33 dan 38:71-84. Disebutkan bahwa Adam diciptakan dari tanah kemudian Allah berkata, ‘Jadilah! ’ [3:59]

Pernyataan di surat Al Baqarah 2:29-36 sangat jelas, terstruktur dan ada urutannya! yaitu menciptakan Bumi, kemudian langit plus 7 langit dan terakhir Penciptakan Manusia. Jadi, saat manusia diciptakan maka penciptaan langit sudah final, tidak ada pengembangan langit lagi. Bukti itu ada di ayat 2:31

Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!”

Ada pendapat yang mengatakan bahwa 7 langit adalah 7 lapisan Atmosfir. Di jaman awal Islam, Mujahid, Qatadah and Ad-Dahhak dalam tafsir Ibn Kathir untuk surat 32:4-6 yang di kutip lagi oleh Ibn kathir untuk tafsir surat 13:2-4, dinyatakan bahwa jarak Bumi dan lapisan langit serta antar lapisan langit adalah 500 tahun [jadi sekitar 3500 tahun]. Jelas sudah bahwa 7 langit adalah bukan atmosfir, sesuai dengan bunyi surat di qur’an maka langit yang dimaksudkan adalah ‘surga’:

Surat Al Najm 53:14-15, (yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada syurga tempat tinggal..

Jalaluddin as-Suyuthi (pengarang tafsir Ad-Durr al-Mantsur fi Tafsir bi al-Ma’tsur) menjelaskan berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Wahhab ibnu Munabbih bahwa Allah Swt. menciptakan `arsy dan kursi (kedudukan) dari cahaya-Nya. `Arsy itu melekat pada kursi. Para malaikat berada di tengah-tengah kursi tersebut. `Arsy dikelilingi oleh empat buah sungai, yaitu:
  1. sungai yang berisi cahaya yang berkilauan;
  2. sungai yang bermuatan salju putih berkilauan;
  3. sungai yang penuh dengan air; dan
  4. sungai yang berisi api yang menyala kemerahan.

Para malaikat berdiri di setiap sungai tersebut sambil bertasbih kepada Allah. Hadis yang menyebutkan 7 langit adalah Surga:
  • Sahih Bukhari vol.9 book 93, No. 608 yang dinarasikan Anas Bin Malik yaitu saat perjalanan Isra’ Mira’j naik hingga kelangit ke 7 dikatakan oleh Nabi Muhammad bahwa Ia dibawa keliling langit. Pada langit pertama ia bertemu para penghuni Surga dan juga Adam, kemudian ia lihat dua sungai yang disebut sebagai sumber dari sungai Nil dan Eufrat. Ia juga melihat sungai yang lain dan ditepi sungai itu Ia lihat Istana yang dibangun dari Mutiara dan Jamrud..di Surga tingkat ke-2, bertemu para penghuni surga+Idris.. di Tingkat ke-4, bertemu para penghuni surga+Harun..di Tingkat ke-6, Para penghuni surga+Ibrahim..di Tingkat ke-7, para penghuni surga+Musa 
  • Sahih Bukhari vol.1 Buku 8 no.345, diriwayatkan Abu Dhar, Muhammad berkata, saat ia mencapai Langit pertama. Ia berjumpa Adam bersama jiwa-jiwa anak cucunya pada sisi kanan dan kiri Adam, dimana yang dikanannya merupakan penghuni Surga dan dikirinya adalah penghuni neraka..Di setia tingkat surga itu ia bertemu, Idris, Musa, Yesus dan Ibrahim..Ia diberikan perintah untuk membawa shalat sebanyak 50 x, kemudian di sarankan Musa untuk naik lagi dan menjadi 25x, ketemu musa, disuruh nawar lagi, balik lagi dan menjadi 12.5x, ketemu musa, disuruh nawar lagi dan terakhir menjadi 5x 
  • Sahih Bukhari Vol. 4 Buku 54 no. 429, diriwayatkan Malik Bin Sasaa, Muhammad berkata ia bertemu yesus dan Yahya di langit ke 2, dilangit ke 3 bertemu yusuf, di langit ke 4 bertemu Idris, dilangit ke-5 bertemu Harun, langit ke-6 bertemu Musa, ketika Ia mencapai langit ke 7, Ia bertemu Abraham disana dan melihat Bait-Al-Ma’mur (Rumah Allah) yang didalamnya 70.000 malaikat yang berbeda yang melakukan sholat setiap harinya. Ia lihat pula Sidrat-ul-Muntaha, Buah Nabk, daun seperti telinga gajah, dan EMPAT SUNGAI, dua di Surga [paradise]yang dua tidak terlihat, yang lain adalah: sungai Nil dan Euphrate [Abas Malik meriwayatkan...dan 4 Sungai mengalir, dua terlihat dan dua tidak..yang terlihat adalah Nil dan Euphrates (Hadis Bukhari Vol. 5 Buku 58 No.227); Abu Huraira meriwayatkan Nabi berkata: Saihan, Jaihan, Euphrates dan Nil adalah nama2 sungai di Firdaus(Sahih Muslim 040 no 6807)]
KESIMPULAN, bisa dipikirkan sendiri… apapun pendapat anda, tetapkanlah dan simpan dalam hati. mungkin dari ulasan tersebut diatas masih ada kekurangan, mohon teman2 menambahkan agar artikel ini menjadi lbih lengkap. thx

by cakepane.blogspot - vedasastra.wordpress

4 komentar:

  1. Untuk memahami bigbang dalam Alkitab secara singkat ada baiknya anda mengunjungi blog saya (ugith)

    http://k-yu80.blogspot.com/

    BalasHapus
    Balasan
    1. yup.. terimakasih atas masukannya....
      segera tyg berkunjung, dan mohon masukan demi kesempurnaan artikel ini...

      Hapus
  2. Sampeyan sudah paham AL-Qur'an blm? Klo blm baiknya jgn kutip sumber skunder skunder bahkan tersier yg validitasnya makin terbatas meunurut tingkat keilmuan manusia yg relatif satu sama lainnya, bgt juga dgn sampeyan termasuk didalamnya super minim tp seakan punya keilmuan yg tinggi dan luas, shg melahirkan sebuah pemahaman dan persepsi yg subyektif menurut keinginan yg jauh dr akurat. Repot menyandingkan Hindu yg berbasis mitos dan legenda dgn sesuatu yg berbasisi dgn wahyu Tuhan, gak akan nyambung bro. Yg sisa dr pewahyuan zaman dahulu yg ada pada veda ada sedikit saja yg original, yakni tentang Tuhan/Allah dan sifat2 Zat Nya. Selebihnya hanya berisi mitos dan cerita2 legenda yg tdk bebasis fakta dan sejarah yg riel dan otentik (spt kisah ramayana atau mahabharta itu legenda). Hindu dlm ibadahnya jg politheisme, menyembah dewa2 perdasarkan situasi dan kebutuhan peribadahan yg dilakukan, Jd susah menselaraskan paham monotheisme murni dgn politheisme murni, gak akan nyambung bro, meski ada dlm veda menyebut ttg Tuhan yg maha Esa dsb tp dlm aplikasi Hindu tak mengarah kesana. oke bro!! menurut hemat saya anda pelajari aja Hindu dan veda sebaik2nya drpd repot2 mikirin dan banding2kan dgn agama lain yg jelas2 gak nyambung. Anda menuju ke timur sementara org lain menuju utara, oke sleep dulu bro... night2

    BalasHapus
    Balasan
    1. mungkin tyg blm paham.. tp mengutip beberapa ayat itu, mungkin cukup memberikan gambaran..
      bila ada sanggahan..
      mohon berikan ayat sagahan beserta penjelasannya..
      sehingga yang membaca mengerti tentang ayat tersebut

      mengenai monoteisme dan politeisme
      mungkin baiknya anda juga belajar tentang ayat2 politeisme dan monoteisme di kitab kami... karena semua itu di jelaskan, bukan tafsir lagi.. dan 1 kelebihan kitab kami, bila belum jelas, kami selalu memberikan itihasa, yang merupakan kejadian yang benar2 terjadi dan merupakan refleksi pengamalan kitab tersebut... :)

      terima kasih...

      Hapus