Kita Semua Hindu Sekarang
Oleh: Lisa Miler
(Dari We Are All Hindus Now,NEWSWEEK 15 Agustus 2009. Diterjemahkan oleh Sang Ayu Putu Renny).
Amerika bukan satu bangsa Kristen.
Kita, adalah benar, satu bangsa yang dirikan oleh orang-orang Kristen, dan menurut survei tahun 2008, 76 persen dari kita terus mengidentifikasikan diri kita sebagai orang Kristen (tapi, itu adalah persentase terendah dalam sejarah Amerika). Tentu saja, kita juga bukan satu bangsa Hindu — atau Muslim, atau Yahudi, atau Wiccan. Satu juta lebih orang Hindu hidup di Amerika Serikat, satu bagian kecil dari semilyar yang hidup di atas Bumi. Tetapi data pengumpulan pendapat (poll) terakhir menunjukkan bahwa secara konseptual, paling tidak, kita secara perlahan-lahan semakin menjadi lebih sebagai orang Hindu dan semakin kurang sebagai orang Kristen tradisional dalam cara-cara kita berpikir tentang Tuhan, diri kita sendiri, hubungan dengan yang lain, dan keabadian.
Rig Veda, Pustaka Suci Hindu yang amat kuno, mengatakan ini: ”Kebenaran adalah Satu, tetapi para maharsi menyebutnya dengan banyak nama.”
Seorang Hindu percaya ada banyak jalan menuju Tuhan.
Yoga adalah satu jalan,
Jesus adalah satu jalan lain, Qur’an adalah jalan yang lain lagi.
Tidak satu pun lebih baik dari yang lain; semuanya sejajar. Orang-orang Kristen yang paling tradisional, paling konservatif tidak pernah diajarkan untuk berpikir seperti ini. Mereka belajar di sekolah Minggu bahwa agama mereka adalah benar, dan yang lain palsu. Jesus berkata, “Aku adalah jalan, kebenaran, dan hidup. Tidak seorang pun datang pada bapa kecuali melalui aku.”
Orang-orang Amerika tidak lagi membeli (percaya) dengan hal semacam ini.
menurut survei Pew Forum tahun 2008, 65 persen dari kita (orang Amerika, red) percaya bahwa “banyak agama dapat membawa kepada kehidupan abadi”—termasuk 37 persen orang-orang evangelikal putih (kelompok Kristen yang fanatik yang giat melakukan konversi, red), kelompok ini kebanyakan tampaknya percaya bahwa keselamatan adalah bagi mereka sendiri. Juga, jumlah orang-orang yang mencari kebenaran spiritual di luar gereja semakin bertambah. Tiga puluh persen (30%) orang Amerika menyebut diri mereka “spiritual, tidak religius,” menurut pengumpulan pendapat oleh NEWSWEEK tahun 2009, naik dari 24 persen dalam tahun 2005.
Stephen Prothero, profesor agama di Boston University, sejak lama membingkai kecendrungan orang Amerika untuk ”the livine-deli-cafeteria religion” (agama-kafetaria-manisansuci) sebagai ”sangat banyak dalam semangat atau spirit dari agama Hindu. Anda tidak sedang mencomot dan memilih dari agama-agama yang berbeda, karena mereka semua sama,” katanya. ”Ini bukan mengenai ortodoksi. Ini mengenai apa pun yang bekerja/berhasil. Bila pergi ke yoga berhasil, hebat dan bila pergi ke misa Katolik berhasil, hebat. Dan bila pergi ke misa Katolik ditambah yoga plus retreat Buddhist berhasil, itu pun hebat juga.”
Lalu ada pertanyaan tentang apa yang terjadi ketika kita mati.
Orang-orang Kristen secara tradisional percaya bahwa badan-badan dan jiwa-jiwa adalah suci, bahwa bersama mereka membentuk sang ”diri,” dan bahwa pada akhir jaman mereka akan disatukan di dalam Kebangkitan Tubuh (Resurrection). Kamu memerlukan keduanya, dalam kata lain, kamu memerlukan mereka untuk selamanya. Orang-orang Hindu tidak percaya dengan hal semacam itu. Pada waktu kematian, badan dibakar dalam api kremasi, sementara jiwa— di mana identitas berada (sang diri yang sebenarnya, red)— keluar dari badan. Dalam reinkarnasi, salah satu kepercayaan pokok agama Hindu, sang diri (jiwa, red) kembali ke bumi berulang kali dalam badan-badan yang berbeda.
Jadi inilah cara lain di mana orang-orang Amerika menjadi lebih Hindu: 24 persen orang-orang Amerika mengatakan mereka percaya akan reinkarnasi, menurut lembaga pengumpul pendapat Harris (Harris poll) tahun 2008. Demikian agnostiknya kita tentang nasib terakhir dari badan-badan kita bahwa kita membakarnya seperti orang Hindu setelah kematian. Lebih dari sepertiga orang-orang Amerika sekarang memilih kremasi, menurut Assosiasi Kremasi Amerika Utara (Cremation Association of North America), naik dari 6 persen pada tahun 1975. “Saya sungguh-sungguh berpikir semakin spiritual peran agama cenderung mengurangi penekanan beberapa dari interpretasi yang sangat kasar dari dogma Kebangkitan Tubuh (Resurrection),” kata Diana Eck, profesor perbandingan agama di Harvard University.
Jadi marilah kita semua katakan “Om.”
Sumber: mediahindu.net/index.php/berita-dan-artikel/artikel-umum/55-kita-semua-hindu-sekarang.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar