Google+

Asal Ajaran Ganta Yoga yang merupakan Ajaran Spritual

Asal Ajaran Ganta Yoga yang merupakan Ajaran Spritual

Asal Muasal Ghanta Yoga

Ghanta Yoga adalah suatu teknik mengakses energi spiritual yang inspirasinya diambil dari teks-teks kuno di Bali tentang agama dan kebudayaan. Lontar-lontar tua di Bali terutama yang bertemakan hakikat pemurnian diri umumnya menyajikan filsafat dan teknik yoga yang secara konvensional hasilnya baru bisa dicapai dalam waktu lama. Grandmaster Ghanta Yoga kemudian melakukan perenungan, bahwasanya hakikat pemurnian diri yang luhur yang membutuhkan pengorbanan dan disiplin yang taat dan lama berbenturan dengan semangat zaman sekarang yang lebih tertarik pada hal-hal yang bersifat instant. Ini artinya ada kecenderungan masyarakat tidak tertarik dengan olah spiritual, jika metode yang disajikan masih menurut cara-cara konvensional.

Meskipun Ghanta Yoga menggunakan guru mantra yang dapat berupa bahasa Sanskerta, namun yoga ini tidak hanya untuk kalangan agama tertentu saja, tapi terbuka untuk semua agama, suku, bangsa, budaya, jenis kelamin, maupun usia.


Dewasa ini yoga sudah demikian populer di masyarakat, baik di lingkungan Hindu maupun non Hindu. Demikian juga yang memanfaatkan teknik mengakses energi alam dipraktikkan oleh banyak perguruan yoga atau organisasi spiritual lain.


Ghanta Yoga untuk Spiritual
Ghanta yoga hakikatnya adalah latihan atau disiplin untuk proses pemurnian diri sepanjang hidup. Sebab tujuan akhir dari Ghanta Yoga bukanlah mencapai berbagai efek dari latihan ini, seperti berbagai sakti dan kemampuan lainnya. Ghanta Yoga pada akhirnya bertujuan untuk bersatu kembali dengan Sang Pemilik Energi atau Tuhan itu sendiri. Ada pun Guna Sakti yang diperoleh sebagai anugerah selama hidup adalah dalam rangka menuntun perilaku manusia menjadi lebih berkualitas (baik) dan dapat memberikan pelayanan lebih tepat.

Aspek material ini, tentunya termasuk fenomena kehidupan manusia adalah lingkar luar dari fenomena Sang Pencipta. Dia tinggal di dalam intinya, berlapis-lapis dari fenomena material ini. Jadi, semua aspek material terhubung pada satu sumber, yaitu Pencipta yang menggetarkan semua ciptaanNya.

Karena berada di lingkar paling luar, maka manusia yang ingin mengenali jati dirinya, maka ia harus berusaha menerobos selubung-selubung lapisan halus di dalamnya sebelum mencapai inti energi itu.

Tingkat kesadaran kita berbeda-beda dipengaruhi ke mana energi itu mengarah. Jika karena pengaruh maya, kita semakin tertarik kepada alam material ini, maka sifat energi kita semakin kasar dan energi itu mengantar kita bergerak semakin ke luar, semakin material atau semakin jauh dari pusat energi (Tuhan). Namun, bila kita mengarahkan kembali perhatian kepada asal muasal kita, sebagai keberadaan energi agung, maka energi yang ada pada diri kita akan bergerak seperti siklus, berbelok kembali ke dalam, mencari lapisan-lapisan yang lebih halus dan terus menuju inti lapisan energi.

Mulai level 3 (Asta Guna sakti), seorang praktisi sesungguhnya sudah mulai serius menapaki disiplin spiritual untuk memurnikan dirinya. Asta Guna Sakti itu meliputi 8 unsur kemukjizatan. Di sini praktisi sudah bersentuhan dengan energi yang lebih halus dan lebih mengkhusus. Selain itu mereka yang berada dalam tataran level ini sudah memiliki getaran pikiran yang lebih halus, sehingga akan memiliki tingkatan moralitas lebih baik.

Bersinggungan dengan lapisan-lapisan energi yang semakin halus yang akan kita jumpai dalam tiap naik level akan otomatis diikuti oleh peningkatan kesadaran kita. Bila seorang belajar agama dengan menguasai filsafat keagamaan yang tinggi, tetapi dalam tingkat kesadarannya masih di bawah, maka akan terjadi kesenjangan. Orang semacam ini akan menjelma menjadi orang munafik, di mana filsafat tinggi tetapi kualitas budi masih rendah. Ghanta Yoga akan memberikan teknik jitu untuk menyeimbangkan kesenjangan kesadaran ini, sehingga dia yang sudah bersentuhan dengan tingkatan energi yang lebih halus akan mengalami pula peningkatan dalam tingkat kesadaran spiritualnya. Ini berarti seseorang akan menguasai pikiran mulia, ucapan yang baik serta perilaku terpuji. Ini disebabkan, karena secara kesadaran ia telah berkembang yang menjadikannya paham mana yang baik dan buruk berdasarkan penglihatan kesadaran rohaninya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar