Jalinan pertalian kekeluargaan antara Puri Agung
Pemecutan dengan Gria Bindu Kesiman dimana seorang putri dari Ida Bhatara
Sakti Pemecutan dikawinkan dengan brahmana Geriya Bindu Kesiman dikuatkan oleh
pemancanggah geriya cutan Pemedilan Denpasar yang masih tersimpan di Geriya
cutan Pemedilan menguraikan bahwa Ida Bhatara Sakti memberikan putrinya yaitu
A.A. Ayu Anom kepada Ida Wayahan Karang seorang brahmana yang beribu dari
Wangaya dari keluarga wangsa Pasek Mendesa istri dari Ida Pedanda Made Mendesa
yang tinggal di Griya Bindu Kesiman.
Hubungan kekeluargaan yang sangat akrab dan saling hormat
menghormati terjalin dalam ikatan kekeluargaan dan kekrabatan diperkuat dengan
bisama yang berbunyi " Tunggal Saka Wangsa Nira Sang Arya Nambangan,
Nambangan Badung"
Adapun pendiri Geriya di Kerajaan Badung adalah para
pretisentana (keturunan) Ida Wayahan Karang dengan Putri Ida Bhatara Sakti
Pemecutan. Geriya tersebut antara lain Geriya Penyaitan, Geriya Padangsumbu,
Geriya Beraban, Geriya Pemedilan dari dulu hingga sekarang masih memegang teguh
bisama tersebut.
Hal tersebut dibuktikan bahwa keturunan beliau selalu
terlibat langsung dalam setiap kegiatan di Puri Agung Pemecutan sebagai berikut
:
- Ikut para semetonan Agung Pemecutan dalam pemaksan ring Pemerajan Agung Pemecutan tempo dulu
- Ikut menyungsung Pura Tambangan Badung tempo dulu
- Geriya Cutan Pemedilan menghaturkan upakara pejati dan mohon tirta di merajan Agung Pemecutan tempo dulu.
- Geriya Cutan Pemedilan setiap "Mesuci-mediksa-Mapodgala" penglisir pedanda sebagaian upacaranya dilaksanakan di Pura Tambangan Badung.
Penyerangan Desa Dawan Kelungkung
Diceritakan Ida I Dewa Agung Jambe Sakti di Puri Agung
Kelungkung yang beribu dari Pemecutan yaitu Anak Agung Istri Jambe yang
merupakan adik dari Kiyai Macan Gading Raja Pemecutan Ke II. Ida I Dewa Agung
Jambe Sakti bermaksud untuk mengadakan upacara Pitra Yadnya sehingga
dipanggillah Bagawanta Kemenuh dan Bagawanta Manuaba serta para sulinggih dan
patih Agung.
Didalam pertemuan tersebut beliau menyampaikan maksudnya
untuk mengadakan upakara Pitra Yadnya, namun sebelumnya beliau ingin berbicara
dengan leleuhur beliau yang sudah meninggal, namun tidak seorangpun yang
sanggup melakukan hal tersebut.
Setelah berjalan beberapa bulan lamanya Ida I Dewa Agung
Jambe Sakti termenung memikirkan siapa gerangan yang dapat melaksanakan tugas
tersebut, beliau teringat akan cerita orang-orang di tepi siring Tabanan
tentang kesaktian Ida Pranda Sakti Ender
keturunan Brahmana Keniten yang selalu mengembara keseluruh daerah Bali
sehingga tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap.
Maka dikirimlah utusan keseluruh penjuru Bali untuk
mencari keberadaan Ida Pranda Sakti Ender. Setelah berselang beberapa lama maka
utusan yang dikirim ke Badung menemukan Ida Pranda Sakti Ender sedang memuput
upacara manusia yadnya di desa Sida Karya Sesetan. Para utusan kemudian
menyampaikan maksud dan tujuannya menemui Ida Pranda Sakti Ender atas perintah
dari Ida I Dewa Agung Jambe Sakti.
Setelah mendengar penjelasan utusan tersebut beliau
menyanggupi dan minta diantar ke Puri Kelungkung.Setelah sampai diPuri
Kelungkung, Ida Pranda Sakti Ender diterima langsung oleh Ida I Dewa Agung
Jambe Sakti dan menyampaikan prihal upakara Pitra Yadnya yang akan dilaksanakan
tersebut.
Segala persiapan telah dilaksanakan dan setelah semuanya
siap mulailah Ida Pranda Sakti Ender melaksanakan puja wali. Pada waktu Ida
Peranda mengadakan puja layang-layang yang tergantung di Penjor sunari bergerak
gerak seperti bersuara manusia.
Ida I Dewa Agung
Jambe Sakti kemudian bercakap cakap dengan leluhurnya melalui layang layang
tersebut.Demikianlah karena kesaktian dari Ida Pranda Sakti Ender maka apa yang
menjadi keinginan dari Ida I Dewa Agung Jambe Sakti akhirnya dapat terwujud dan
sebagai rasa terima kasih Ida Pranda Sakti Ender kemudian diangkat sebagai
Bagawanta Kerajaan Klungkung.
Brahmana Kemenuh yang merasa tersisih memilih
meninggalkan Klungkung menuju desa Den Bukit namun dalam perjalanan beliau
bertemu dengan Ki Barak Panji Sakti. Dalam pertemuannya tersebut Ki Barak Panji
Sakti menawarkan kepada Brahmana Kemunuh untuk menetap di desa Panji. Sedangkan
Brahmana Manuaba juga meninggalkan Klungkung menuju desa Dawan dan membuat
pesraman di bukit Abah.
Karena merasa tersisih dan kehilangan kepercayaan dari
Kerajaan Klungkung, timbullah rasa kecewa dan sakit hati dari Brahmana
Manuaba. Beliau mulai mengabaikan semua perintah Raja Kelungkung. Ida I Dewa
Agung Jambe Sakti mendapat laporan tentang pembangkangan Brahmana Manuaba
kemudian memutuskan untuk menghukum Brahmana Manuaba, namun tidak seorangpun
utusan yang berhasil mendekat ke desa Dawan, karena baru saja utusan menginjak
perbatasan Dawan, mereka sudah dihadang oleh ribuan tabuan sirah (tawon) karena
beliau mempunyai senjata yang sangat ampuh yaitu sebuah tongkat sakti dan sebuah
Kulkul yang berisi rumah tawon.
Bila ada musuh yang mendekat maka dengan sendirinya tanpa
dipukul kulkul tersebut akan berbunyi dan semua tabuan sirah yang ada
didalamnya akan terbang menyerang musuh dan menyengat sampai mati. Setelah
mendapat laporan tersebut, Ida I Dewa Agung Jambe Sakti menjadi sangat marah
dan memerintahkan pasukan Kerajaan kelungkung untuk menggempur desa Dawan dari
segala arah.
Pasukan Klungkung kemudian disambut oleh ribuan tabuan
sirah dan korban dari pihak Klungkung sangat banyak sehingga sisanya memilih
mengundurkan diri kembali ke Klungkung. Ida I Dewa Agung Jambe Sakti sangat
kesal menyaksikan kekalahan yang dialami laskar Klungkung dan memikirkan cara
lain untuk mengalahkan Brahmana Manuaba. Pada suatu hari beliau mendapat firasat
bahwa yang dapat mengalahkan Brahmana Manuaba adalah Kerajaan Badung, maka
dikirimlah utusan untuk menghadap Raja Badung Ida Bhatara Maharaja Sakti di
Puri Agung Pemecutan.
Setelah menghadap utusan kemudian menyampaikan maksud dan
tujuannya diutus oleh Ida I Dewa Agung Jambe Sakti untuk meminta bantuan untuk
mengalahkan Brahmana Manuaba yang bermukim di desa Dawan. Ida Bhatara Maharaja
Sakti minta waktu beberapa hari untuk mempertimbangkan hal tersebut karena hal
tersebut akan dibicarakan terlebih dahulu dengan putra putra beliau.
Dalam rapat yang diadakan dengan pembesar Puri Pemecutan
dan putra putranya beliau menyampaikan permohonan dari Kerajaan Klungkung yang
minta bantuan dari Puri Pemecutan untuk mengalahkan Brahmana Manuaba di desa Dawan.
Dalam rapat tersebut akhirnya diputuskan bahwa putra beliau yang bernama kiyai
Agung Anom diberikan kepercayaan untuk melaksanakan tugas tersebut.
Setelah adanya keputusan tersebut utusan Kerajaan
Klungkung sangat gembira dan mohon pamit untuk menyampaikan kesediaan Puri
Pemecutan membantu Kerajaan Klungkung. Setelah mendapat kepercayaan dari
ayahnya untuk melaksanakan tugas tersebut, Kyai Agung Anom mohon pamit untuk
kembali ke Desa Nyitdah Kediri Tabanan tempat pos pasukannya ditempatkan.
Di Pura Gegelang desa Nyitdah, Kyai Agung Anom bertapa
semedi mohon petunjuk dari Ida Sanghyang Widhi untuk mengalahkan Brahmana
Manuaba di desa Dawan. Dalam semedinya beliau mendapat petunjuk bahwa Brahmana
Manuaba hanya dapat dikalahkan oleh api unggun dan dalam melaksanakan tugas
tersebut harus bekerjasama dengan cucu dari Brahmana Keniten yang sudah lama
bermukim di desa Dawan Kaja (utara). Kyai Agung Anom sangat gembira mendapat
petunjuk tersebut dan segeralah dilakukan persipan untuk menuju desa Dawan.
Setelah sampai di desa Dawan segeralah diatur strategi
penyerangan dengan cucu brahmana Keniten yaitu penyerangan akan dilakukan tepat
pada tengah hari dan dilarang melakukan penyerangan sebelum api unggun
dinyalakan. Setelah melalui persiapan yang matang maka mulailah penyerangan
desa Dawan pada tengah hari, api unggun dinyalakan oleh Brahmana Keniten di
puncak bukit Abah dan terlihat sangat jelas dari pos pertahanan Kayai Agung
Anom dan memerintahkan pasukannya untuk menyerang desa Dawan dari segala arah.
Mendapat serangan yang mendadak tersebut rakyat desa
Dawan sangat terkejut dan tidak sempat sempat memberikan perlawanan sedangkan
senjata andalan Brahmana Manuaba berupa tongkat sakti dan tabuan sirah tidak
berfungsi karena api ungun yang dinyalakan telah membuat takut tabuan sirah.
Brahmana Manuaba akhirnya mengaku kalah dan menyerahkan seluruh desa Dawan
beserta rakyatnya kepada Kiyai Agung Anom.
Berita kemenangan pasukan Kiyai Agung Anom akhirnya
sampai kehadapan Ida I Dewa Agung Jambe Sakti dan sebagai rasa terima kasih
beliau mengundang seluruh laskar Badung ke Puri Klungkung. Ida I Dewa Agung
Jambe Sakti minta kepada Kyai Agung Anom untuk menetap di desa Dawan dan akan
diangkat sebagai kepala Pemerintahan, namun beliau menolak hadiah tersebut.
Untuk mengenang hal tersebut Kyai Agung Anom memutuskan
mengambil nama Desa Dawan sebagai namanya sehingga mulai saat itu Kyai Agung
Anom berganti nama menjadi Kiyai Agung Lanang Dawan. Oleh karena tugas telah
selesai maka Kiyai Agung Lanang Dawan mohon diri kehadapan Ida I Dewa Agung
Jambe Sakti untuk kembali ke Puri Pemecutan.
Keberadaan Brahmana Keniten Dan Manuaba Di Kerajaan Badung
Atas Keberhasilan Kiyayi Agung Anom yang telah berganti
menjadi Kyayi Agung Lanang Dawan menaklukkan Desa Dawan maka oleh I Dewa Agung
Jambe Sakti beliau diberikan iringan 40 KK yang terdiri dari Brahmana Keniten,
Brahmana Manuaba dan Warga Tangkas.
Singkat cerita setelah iringan tersebut mencapai daerah
Sanur Brahmana Keniten minta persetujuan dari Kiyayi Agung Lanang Dawan untuk
membuat Pesraman/ Geriya di daerah Karang Ngenjung. Selanjutnya Brahmana
Keniten kawin dengan putri dari Geriya Telaga Tawang sehingga lahir seorang
putra yang diberi nama Brahmana Keniten Telaga.
Brahmana Keniten Telaga pernah berpindah tempat ke
Belaluan tempat tinggal ibu dari Kiyayi Agung Lanang Dawan kemudian berpindah
ke Tegalayu mengiringi kepindahan Kiyayi Agung Lanang ke Desa Tegal. Sekarang
Geriya tersebut dinamakan Geriya Tegal/ Geriya Telaga dan Geriya Tegal Baleran.
Begitupun Keluarga Brahmana Keniten yang menetap di Sanur ikut serta mengikuti
kepindahan Kiyayi Agung Lanang Dawan ke Tegal membuat Griya di daerah Tegal
diberi nama Geriya Beji
Begitu pula Ida Bagus Sari (Geriya Ngenjung Sanur)
keturunan Brahmana Keniten ikut pindah ketegal, beliau membuat geriya di
sebelah timur peranda geriya Telaga, sedangkan Ida Nyoman Ngenjung menuju ke
desa Sibang membuat pesraman disana bernama Geriya Sibang Gede. Keturunan
beliau Ida Wayahan Sibang menuju geriya Telaga di Tegal Badung kawin dengan
putri Ki Pasek Kedangkan (wakil dalem gelgel untuk wilayah badung sebelum Arya
Tegeh Kori berkuasa di Badung) membuat pesraman di bekas jero Agung Tegehkuri
bernama Gria Jero Agung.
Adapun keturunan putra Brahmana Geriya Telaga mendapat
jodoh dari keturunan Arya Dawan Kanginan putri A.A. Gde Banjar membuat geriya
disebelah timur Jero Dawan Kanginan diberinama Geriya Beji. Geriya Beji pecah
menjadi 2 yaitu Geriya Tegallayu dan Geriya Sari.
Brahmana Keniten Menjadi Bagawanta di Puri Agung Pemecutan
Atas jasa Brahmana Keniten membantu Kyayi Agung Lanang
Dawan mengalahkan Desa Dawan tahun 1780 setelah diterima oleh Ida Bhatara Sakti
Pemecutan beliau diberikan anugrah putri dari Ida Bhatara Sakti Pemecutan yang
bernama A.A. Istri Agung sebagai istri dari Ida Bagus Gde Ngenjung dan diangkat
sebagai Bagawanta Puri Agung Pemecutan dan Geriya Ngenjung diganti namanya
menjadi Gria Jero Gede Sanur sekarang.
Ida Nagus Gde Ngenjung adalah putra dari Ida Pedanda Made
Ngenjung yang beristri dari puri kaleran yang diangkat sebagai moncol penglisir
brahmana Keniten Sanur. Keturunan beliau berkembang menurunkan para barahmana
geriya tampakgangsul, geriya renon dan seterusnya.
Mohon penjelasannya lebih lengkap untuk melengkapi brahmana manuaba dimana tinggal setelah kebadung dari dawan, krn btahmana keniten saja yg dicritakan dlm babad ini, sedangkan manuabanya kemana dan dimana?? Suksma, krn saya ingin tahu dan mohon petunjuknya..salam sejahtera
BalasHapusBrahmana Manuaba dan Keniten kesah dari Dawan Klungkung ke Sanur Badung, hanya Brahmana Keniten Telaga yang memohon mengiringi Kiyai Agung Anom Lanang Dawan (putera Raja-III Pemecutan Ida Bhatara Sakti Pemecutan) pindah dari Desa Nyitdah Pandak Kediri Tabanan ke Tegalayu Pemecutan Badung.
HapusSaya keturunan langsung dari Geriya Pamedilan Pamecutan. Mohon bisa diberikan sumber yang bisa tyang pakai untuk menghubungkan dengan babad tyang๐๐
BalasHapus