Google+

Warih Satria Taman Bali (tirtha harum) ring Dapdap Putih Buleleng

Warih Satria Taman Bali (tirtha harum) 

ring Jero Wisnu Bhuana Kerobokan Dapdap Putih Buleleng

Ida I Dewa Gde Rai ,setelah menjadi raja bergelar seperti gelar ayahnya ( Ida I Dewa Gde Tangkeban VII ) dan memperistri dua bersaudara yaitu I Desak Kompyang Sepi dan I Desak Nyoman Simpen yang berasal dari Tambahan bangli dan beliau masih mempunyai banyak selir lainnya,

Selanjutnya akan di ceritakan perjalan warih dari Ida I Dewa Gde Tangkeban VII dari Desak Kompyang Sepi; dalam keadaan Hamil 6 bulan berdasarkan cerita dan bukti dari pengelingsir di puri soka dan juga pengemong pura dalem Suladri yang terletak dibangli berdekatan dengan lokasi puri semarebawa bangli, karena sesuatu hal menyebabkan Desak kompyang sepi mengambil keputusan untuk keluar dari lingkungan puri demi menyelamatkan dirinya beserta cabang bayi yang dikandungannya maka bersembunyilah beliau di dalam gedong bata pura dalem suladri, setelah beberapa hari terlewatkan dan dirasa keadaan sudah agak aman Desak kompyang sepi keluar dari persembunyiannya dan melanjutkan perjalanan menuju kearah Gianyar tepatnya Desa Beng, dan kembali melanjutkan perjalanan dan akhirnya mengabdikan diri di Puri Gianyar mengasuh putra raja yang bernama Anak Agung Gede Tali, kemudian karena datangnya Belanda Ke Gianyar dan merasa keadaan tidak aman maka ditinggalkanlah Puri gianyar.


Setelah keluar dari Puri Giayar Desak Kompyang Sepi dalam keadaan Hamil tua melanjutkan perjalan beliau menuju kearah barat dan sampailah beliau di sebuah desa tepatnya Desa Belok Badung dan Di sana beliau akhirnya melahirkan Seorang Putra yang berparas Tampan yang di beri nama I Dewa Gde Konta.

Setelah terdengar kabar bahwa Bangli dikuasai oleh Belanda Maka Desak Kompyang Sepi Memutuskan Untuk Kembali ke Kampung halamanya yaitu desa Tambahan Bangli maka dilanjutkanlah perjalanan beliau yang kini ditemani oleh Putra semata wayang beliau dari Ida I Dewa Gde Tangkeban yang bernama I Dewa Gde Konta.

Setibanya di Tambahan didesa kelahiranya, Desak kompyang Sepi merawat I Dewa Gde Konta dengan penuh kasih sayang, dan karena sesuatu hal maka menikahlah kembali Desak Kompyang sepi dan dari pernikahannya ini melahirkan seorang putra I Dewa Made (putu) Ledang .

Setelah beranjak dewasa I Dewa Gde Konta Memiliki ketertarikan terhadap seni baik tabuh, tari, dan pertukangan karena kepiawaiannya nama I Dewa Gde Konta akhir sampai ke Puri Bangli dan beliau di undang untuk melakukan pertunjukan seni disana karena pertalian darah akhirnya dikenalilah I Dewa Gde Konta oleh keluarga puri, karena sudah terbiasa dengan kehidupan di luar Puri maka I Dewa Gde Konta tetap memilih untuk merantau dan menjalankan Bakat seninya mengikuti langkah kakinya.

Dalam perjalannya merantau I Dewa Gde Konta terpikat oleh kecantikan seorang dara yang berasal dari desa Timuhun Klungkung yang bernama Ni Pande Nyoman Pica, yang akhirnya dinikahi oleh beliau. Akhirnya dari bangli perjalanan sepasang suami istri ini kearah barat sampai ke desa pemaron dan sempat menetap beberapa lama, dan kemudian karena masih ingin mengikuti langkah kaki ditinggalkanlah desa pemaron menuju kearah desa Bengkel menemui salah satu kerabat dari Ni Pande Nyoman Pica, ( kebenaran dari cerita ini dapat di percaya karena sampai hari ini masih ada kerabat dari Ni Pande Nyoman Pica yang dulunya tinggal di bengkel kini tinggal di wilayah krobokan Kel Nengah Widya ) karena alasan untuk menyambung hidup dan mencari pekerjaan maka perjalanan pun dilanjutkan menuju wilayah busung biu tepatnya desa Beteng kecamatan busung biu kabupaten buleleng.

Maka diceritakanlah Pasangan I Dewa Gde Konta dan Istrinya Ni Pande Nyoman Pica di Desa Beteng Melahirkan empat orang putra dan putri;

  1. I Dewa Putu Kawet
  2. I Dewa Made Rai
  3. I Dewa Nyoman Gde Wenten ( Dewa Nyoman Tongkok)
  4. I Desak Ketut Sandri

Pada saat anaknya masih kecil I Dewa Gde Konta Berpulang kembali ke hadapan Ida Sanghyang Widi Wasa meninggalkan istri dan anak anaknya. Maka perjuangan yang panjang pun dilalui oleh Ni Pande Nyoman Pica untuk menyambung hidup dan mengasuh putra putri beliau.

Sejalan dengan waktu maka putra dan putri dari I Dewa Gde Konta pun tumbuh dewasa dan siap untuk menempuh hidupnya masing masing.

Putra Pertama, I Dewa Putu Kawet Beristri Desak Nyoman Toya menetap di desa Beteng, Mempunyai tiga orang putra dan putri yaitu:

  1. Dewa Nyoman Purna
  2. Desak Ketut Masning
  3. Dewa Putu Sukadana

Sedangkan Putra Kedua beliau, I Dewa Made Rai kembali ke tambahan bangli serta tinggal disana dan menikah dengan Ketut Ludri dan mempunyai beberapa putra dan putri

  1. Desak Putu mastri ( menikah di tambahan)
  2. Dewa Made Tisna
  3. Desak Nyoman Pasti ( menikah ke Sam sam )
  4. Desak Putu Mastiari (Menikah Ke Tarukan)
  5. Desak Made Artini (Menikah ke Bengkel)
  6. Dewa Nyoman Paterana
  7. Dewa Ketut Adnya Swara
  8. Dewa Made Darma Laksana
  9. Dewa Nyoman Siman
Diceritakan Putra Ketiga Dari I Dewa Gde Konta dan Ni Pande Nym Pica yang bernama I Dewa Nyoman Gde ( Dewa Tongkok ) Memperistri Dua Orang Yaitu Jero Wayan Rinten Dari Dencarik dan Desak Putu Sami dari Tambahan Bangli dan menetap di desa Krobokan kecamatan Busung biu kabupaten Buleleng serta mendirikan sebuah pemerajan lengkap untuk memuja IDA SESUHUNAN BETARA KAWITAN di Tirta Harum, kehen, dan lainnya, yang bertujuan untuk mempersatukan warih ida betara yang ada di Buleleng supaya tidak lupa dengan Kawitan di Merajan Agung Puri Soka Dan juga Kawitan Maha gotra tirta harum. 
Dari pernikahannya ini Dewa Nyoman Gde Mempunyai Beberapa Putra Dan Putri;

  1. I Dewa Putu Adnyana
  2. I Desak Made Widani ( menikah ke pelapuan)
  3. I Dewa Putu Suparta
  4. I Dewa Made Mertha Suardana
  5. I Dewa Nyoman Arthaning Dita
  6. I Dewa Ketut Setia Darma
  7. I Desak Made Andariani (menikah ke Puri Soka Bangli)
  8. I Dewa Nyoman Mahendra Putra
  9. I Desak Ketut Sagita Utari ( menikah ke pucaksari)

Dan purti dari I Dewa Gde Konta yang bungsu Yaitu I Desak Ketut Sadri tidak Mempunyai Keturunan dan menetap di desa Beteng.

Sekarang marilah kita kembali ke belakang dan menenggok kembali kisah Dari warih Ida I Dewa Gde Tangkeban yang bertempat Tinggal Di Desa Krobokan sesuai yang dijabarkan dengan singkat diatas bahwa Maksud dan tujuan dari pada pendirian Pemerajan Agung di Krobokan adalah untuk mempersatukan Keturunan beliau yang tidak berani tangkil langsung ke Merajan Agung Puri Soka Bangli maka kami warih beliau yang bertempat tinggal di kerobokan bersedia menghantar semua warih Ida untuk muspa ke pemerajan di puri soka dan di tirta harum karena banyak yang kami sadari sebagai penulis dari silsilah ini, bahwa kita dibawah masih memerlukan persatuan untuk nyunsung Ida Sesuhunan. Puja wali di pemerajan Agung Krobokan jatuh pada Anggara Keliwon perangbakat dan telah melaksanakan upakara ngenteg linggih pada tanggal 27 Nopember 2012. kembali ke cerita dan menceritakan warih I Dewa Nyoman Gde ( Dewa Nym Tongkok);

Putra pertama Dari I Dewa Nym Gde Dan Jero Wayan Rinten Bernama I Dewa Putu Adnyana Memperisrti Dewa Ayu Nyoman Surianiti Dari Jelijih Pondok Tabanan Bali dan bertempat tinggal di Desa Penamparan Padangsambian mempunyai tiga Orang Putra dan Putri yaitu;

  1. Dewa Gede Maharda Putra Padmanaba
  2. Dewa Ayu Made Suandari ( Menikah ke Tegal ambengan) dan bersuamikan Dewa Made Sukarya
  3. Dewa Nyoman Kariana Putra Padmanaba

Putri kedua dari pasangan I Dewa Nyoman Gde seperti diceritakan di atas menikah ke Pelapuan.

Putra Ketiga Dari Pasangan I Dewa Nyoman Gde dengan Jero wyn Rinten yang bernama Dewa Putu Suparta memperistri Ni Made Sundaeni yang bertempat tinggal di pulau Madura dan masih mempunyai istri yang lain, dan memiliki beberapa putra dan putri;

  1. Dewa Putu Adi Nugraha
  2. Dewa Made Ari nugraha
  3. Dewa Nyoman diva nugraha
  4. Dewa Ayu Dea nugraha
  5. ___________________
  6. ___________________
  7. __________________

Putra ke empat dari pasangan I Dewa Nym Gde dan Jero Wayan Rinten yang bernama Dewa Made Merta Suardana memperistri Ni Ketut Surimawarti dari Baluk Negara bali yang bertempat tinggal di nusa dua, dan mempunyai tiga orang putra dan putri yaitu;

  1. Dewa Gede Suyudana Sudewa
  2. Dewa Ayu Kade Paramahamsa satya Devi
  3. Dewa Ayu Komang Wipra Vaira Gyani

Putra Ke Lima dari I Dewa Nyoman Gde dengan Jero Wayan Rinten yang bernama Dewa Nyoman Arthaning Dita memperistri A.A Ayu Chandrawati Dari Puri kayu bihi bangli, yang bertempat tinggal di Batu Bulan Gianyar, mempunyai Tiga orang Putra dan putri yaitu;

  1. Dewa Gede Agung Wikrama Aditya Devanagiri
  2. Dewa Agung Brahmandita Pradava Avadutta
  3. Dewa Ayu Agung Stephanie Icvarya Tarradiva

Putra Ke enam Dari I Dewa Nyoman Gde Dengan Jero Wayan Rinten yang bernama Dewa Ketut Setia Darma memperistri Ni Komang Sri Ratnawati dan bertempat tinggal di bangli dan mempunyai beberapa orang putra dan putri yaitu;

  1. Dewa Putu Ega Sattwika Utama
  2. Dewa Made Dwika Joudhyiswara
  3. Dewa Ayu Komang Diarasitadevi
  4. Dewa Ketut Aryo Wisvadeva

Putri ke tujuh dari pasangan I Dewa Nyoman Gde Dan Jero Rinten menikah ke Puri Soka Maka Akan di ceritakan Oleh Pihak Keluarga Puri

Putra Kedelapan dari I Dewa Nym Gde Dengan Desak Putu Sami Dari tambahan Bangli yang Bernama Dewa Nyoman Mahendra Putra menikah dengan Seseorang dari Pulau Madura yang bernama Yayuk dan Menetap Disana.

Putri Kesembilan Dari Pasangan I Dewa Nym Gde Dengan Desak Putu Sami Menikah ke desa Pucaksari.

Sekarang marilah kita melihat keturunan dari I Dewa Nym Gde yang Pertama yang Bernama Dewa Putu Adnyana yang bertempat tinggal di penamparan padangsambian yang mempunyai tiga orang putra dan putri seperti yang telah saya paparkan dengan singkat diatas,

Putra pertama dari Dewa Putu Adnyana dengan Dewa Ayu Nyoman Surianiti yang Bernama Dewa Gede Maharda Putra Padmanaba Memperistri Ni Putu Dewi Damayanti dan Mempunyai putra putri ;

  1. I Dewa Agung Gede Krishna Devakinandana Padmanabha

Maka demikianlah silsilah dari Satria Taman Bali warih Ida I Dewa Gde Tangkeban yang berada di Jero Wisnu Bhuana Kerobokan dadap putih buleleng, karena terbatasnya reperensi penulis maka penulis memohon maaf apabila terjadi kesalahan pengetikan atau memaparkan , dan penulis siap untuk menerima keritik dan saran dari semeton sekalian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar