Budaya Bali : Cara Membuat Anak Keturunan yang Suputra

Cara Membuat Anak Keturunan yang Suputra

Tujuan dari sebuah perkawinan adalah untuk memperoleh anak. Sebab, kelak diharapkan anak menjadi penyelamat keluarga, membebaskan leluhur dari api neraka? Karena itulah seorang anak disebut putra, artinya dapat membebaskan orang tua, atau leluhur dari penderitaan alias neraka.

Itulah sebabnya kehadiran seorang anak begitu penting bagi keluarga Hindu, khususnya Bali.

Mengingat akan pentingnya kelahiran anak yang suputra dalam setiap rumah tangga, maka untuk hal itu diantaranya dapat dilakukan beberapa ritual sebagaimana tertuang dalam Lontar Smara Kriddha Laksana sebagai berikut:

Persiapan Melakukan Hubungan Suami Istri (Senggama)

sebelum melakukan pertemuan suami istri ada beberapa hal yangperlu diperhatikan, antara lain sebagai berikut:

Mantapkan niat, baik fisik maupun non-fisik
Haturkan sesuatu ke hadapan Bhetara Kawitan, berupa sesajen di Sanggah Kemulan,
Melakukan Persembahyangan bersama, yang kemudian di ikuti dengan Do'a Permohonan untuk memperoleh keturunan,
lakukan prosesi yang dibahas di "pertemuan suami-Istri (coitus)"
Selama Istri mengandung, suami/istri pantang untuk membunuh binatang, mengendalikan emosi -ego, dan setiap hari ucapkan mantra "Gayatri" pada pusar istri serta mengucapkan mantra "Om Srikomadewa ya namah".

Pertemuan Suami - Istri (coitus)

yang harus diperhatikan saat pertemuan/senggama (coitus) adalah:

Carilah hari baik dan masa subur bagi istri,
Hindari hari-hari yang tidak diperkenankan oleh Agama,
Sebelum melakukan persetubuhan, hendaknya ucapkan "Gayatri Mantra" pada pusar istri sebanyak 3x dengan diakhiri ucapan "Ang-Ah".
kemudian ucapkan mantra: "Om Krong Karetaya Sampurna Dewa Manggala Ya Namah"
bila menginginkan anaknya kelak menjadi orang bijak, ucapkan mantra: "Om Rang Rudra Ya Namah, Idep Sira Sadrosa"
bila menginginkan anaknya kelak selalu berhasil dalam hidupnya, ucapkan mantra: "Om Jrung Mretyuncaya Ya Namah"
lakukan persetubuhan senggama dengan rasa kasih sayang dan jangan sekali-kali dengan suatu paksaan,

bila menghendaki anak laki-laki:

pada ibu jari tangan kanan dan ibu jari kaki kanan, dituliskan huruf aksara bali yang berbunyi "apurusa bhawati"
lakukan persetubuhan di siang hari, yaitu pada hari ke - 10, 12, 14 dan 16, setelah menstruasi.
pada saat melakukan hubungan suami-istri bayangkan dan tujukan pikiran (ngacep) kehadapan sang hyang kama jaya.
buatlah rujak dari "embotan pandan asti" (diambil dengan cara menarik daun muda pada bagian atas pohon pandan asti hingga didapatkan sampai untengnya/kambiumnya), lalu ditumbuk, dicampur dengan arak, terasi merah, dan tempatkan pada mangkuk sutra, kemudian dimantrai: "Om cupu-cupu mirah dewaning bowel, tengen maisi putra, metu maha pekik, om sidhi mantranku". lalu makan bersama penuh dengan kasih sayang serta kemesraan. lalu berpuasa sehari.
selanjutnya pada ibu jari tangan kanan istri diberi rajah sengan huruf bali: "kakaga"

bila menghendaki Anak Perempuan:

pada ibu jari tangan kiri dan ibu jari kaki kiri, dituliskan huruf aksara bali yang berbunyi "bastri bhawati"
lakukan persetubuhan di malam hari, yaitu pada hari ke - 9, 15 dan 17, setelah menstruasi.
pada saat melakukan hubungan suami-istri bayangkan dan tujukan pikiran (ngacep) kehadapan sang hyang kama ratih.
buatlah rujak dari "embotan pandan asti" (diambil dengan cara menarik daun muda pada bagian atas pohon pandan asti hingga didapatkan sampai untengnya/kambiumnya), lalu ditumbuk, dicampur dengan arak, terasi merah, dan tempatkan pada mangkuk sutra, kemudian dimantrai: "Om cupu-cupu mirah dewaning bowel, kiwa maisi putri, metu maha pekik, om sidhi mantranku". lalu makan bersama penuh dengan kasih sayang serta kemesraan. lalu berpuasa sehari.
selanjutnya pada ibu jari tangan kanan istri diberi rajah sengan huruf bali: "papaka"

Begitu juga cara mendapatkan anak itu laki dan atau perempuan Veda menandaskan beberapa hal seperti dalam Veda Smrti III.48 memberikan petunjuk:

yugmasu putra jayante,

striyo yugmasu ratrisu,

tasmad yugmasu putrathi

samwice dartawe striyam (Manawa Dhramasastra III.48)

Artinya:

kalau menggauli istri pada hari-hari yang genap anak laki-lakilah yang akan lahir dan pada hari-hari ganjil anak perempuan, karenanya bila ingin mempunyai putra laki-lakihendaknya menggauli istrinya pada masa yang baik, pada hari-hari genap. Catatan: Tanggal satu ganjil dihitung saat mulai menstruasi.

Dalam kedokteran modern, seleksi jenis kelamin melalui teknik rekayasa genetic adalah cara yang paling tepat dan akurat, namun cara ini relatif mahal. Berikut ini disampaikan tips cara murah yang bisa membantu mendapatkan anak laki atau perempuan.

Bila ingin mendapatkan anak laki-laki

Bilaslah kemaluan sesaat sebelum berhubungan intim dengan larutan alkalis yang dibuat dari 2 sendok teh baking soda yang dicampurkan kedalam segayung aqua
Lakukan hubungan intim pada saat atau menjelang ovulasi.
Usahakan supaya istri lebih dulu orgasme bila mungkin orgasme beberapa kali, sebelum pihak laki ejakulasi.
Arahkan sperma sedekat mungkin dengan dengan mulut rahim
Perbanyak makan makanan yang mengandung kalium, natrium misalnya daging, jeruk,pisang,air kelapa, kentang, garam .

Bila ingin anak perempuan

Bilaslah kemaluan sesaat sebelum berhubungan intim dengan larutan bersifat asam yang dibuat dari 1 sendok cuka putih dicampurkan kedalam segayung aqua hangat.
Lakukan hubungan intim pada kira-kira 4 pertama setelah ovulasi.
Usahakan supaya istri menunda orgasme ketika pihak laki sudah ejakulasi.
Semprotkan airmani dekat pintu vagina jauh dari mulut rahim.
Pasangan suami istri harus banyak makan makanan yang mengandung kalsium, magnesium misalnya: susu, yogurt, kacang-kacangan, dan sayur, serta mengurangi makan garam.

Beberapa Ketentuan Baik/Buruk hari

untuk melahirkan anak yang suputra, sebaiknya diperhatikan hari-hari baik dan hari-hari buruk dalam melakukan persetubuhan/hubungan suami istri. hari-hari tersebut diuraikan dalam primbon serba guna, seprti yang tersirat dalam artikel dibawah ini: