Viśvarūpa: Manifestasi, Bukan Wujud Hakiki
Ketika Arjuna menyaksikan Viśvarūpa—wujud semesta Kṛṣṇa dalam Bhagavad Gītā Bab 11—ia diliputi kekaguman sekaligus ketakutan. Ribuan wajah, tangan, dan bentuk ilahi menjelma dalam satu pandangan. Arjuna bergetar, bukan oleh kasih, melainkan oleh kedahsyatan. Dan dari sinilah muncul kesalahpahaman besar: mengira bahwa Viśvarūpa adalah wujud sejati Tuhan. Padahal, Viśvarūpa adalah peragaan kosmik, bukan esensi mutlak Tuhan.
1. Brahman Tak Berbentuk: Ajaran Pokok Sruti
Dalam berbagai Upaniṣad, terutama Nirguna Vedānta, ditegaskan bahwa Brahman adalah nirākāra (tak berbentuk), nirguṇa (tanpa sifat), avyakta (tak terjangkau indra), dan sat-cit-ānanda (ada–kesadaran–kebahagiaan murni).
"nānto na madhyaṃ na punas tavādiṃ paśyāmi viśveśvara viśvarūpa"
(BG 11.16)
“Aku tidak melihat awal, pertengahan, ataupun akhir dari-Mu, wahai Penguasa semesta dalam wujud universal ini.”
Ayat ini mencerminkan kebingungan Arjuna, karena ia menyaksikan Viśvarūpa sebagai bentuk tidak terbatas, tetapi tetap berwujud dan terbatas oleh penglihatan. Sedangkan dalam Muṇḍaka Upaniṣad 2.2.2, dikatakan:
"na cakṣuṣā paśyati kaścanainaṃ"
"Tak seorang pun dapat melihat-Nya dengan mata"
Artinya, yang sejati tidak dapat dilihat. Wujud yang bisa dilihat hanyalah ābhāsa, pantulan, māyikā-vyakti belaka.
2. Viśvarūpa: Teater Kosmis, Bukan Kebenaran Ultim
Visvarūpa bukanlah Tuhan sejati, melainkan representasi maya dari seluruh manifestasi duniawi. Bahkan, Kṛṣṇa berkata:
"nāhaṃ prakāśaḥ sarvasya yoga-māyā-samāvṛtaḥ"
(BG 7.25)
“Aku tidak tampak bagi semua makhluk, tertutupi oleh Yoga-Maya-Ku.”
Viśvarūpa justru adalah bentuk ilusi agung (Yoga-Māyā), yang menunjukkan peran-peran kosmis Brahman, bukan jati diri Brahman. Seperti panggung wayang, Viśvarūpa adalah semua tokoh dalam drama kehidupan, tapi bukan dalang sejatinya.
3. Bukti Sruti: Wujud Ilahi Tak Pernah Berbentuk
"sarvaṃ khalvidaṃ brahma" – Chāndogya Upaniṣad 3.14.1
“Segala sesuatu ini adalah Brahman.”
Namun sloka ini tidak memerintahkan pemujaan terhadap segala sesuatu. Ia hanya menyatakan bahwa semua adalah manifestasi Brahman, bukan Brahman itu sendiri. Bahkan dalam Bṛhadāraṇyaka Upaniṣad 1.4.10:
"asato mā sad gamaya"
“Bimbinglah aku dari yang tak nyata menuju yang nyata.”
Viśvarūpa adalah ‘asat’, sesuatu yang tampak tapi bukan realitas tertinggi. Wujud Kṛṣṇa dalam Bab 11 adalah penampakan dramatik, bukan svarūpa Brahman yang sejati.
4. Ketakutan Arjuna: Bukti Wujud Ini Bukan untuk Disembah
Reaksi Arjuna terhadap Viśvarūpa bukanlah penyembahan, melainkan rasa ngeri:
"bhīto ’smi" (BG 11.45)
"Aku ketakutan…"
Dan permohonannya jelas:
"tenaiva rūpeṇa catur-bhujena" (BG 11.46)
“Tampakkan kembali rupa-Mu yang berempat tangan, wahai seribu tangan!”
Arjuna memohon rupa yang lebih familiar dan manusiawi, bukan Viśvarūpa. Ini menunjukkan bahwa Viśvarūpa bukan bentuk yang layak disembah, melainkan bentuk yang hanya menunjukkan kebesaran relatif, bukan realitas absolut.
5. Brahman Tak Terbatas pada Manifestasi Apapun
"eko devo nitya-līlānurañjī" – Śvetāśvatara Upaniṣad 6.13
"Yang Ilahi adalah satu, bersenang dalam permainan kekal..."
Brahman bisa bermain dalam berbagai bentuk, tapi tidak pernah terbatasi oleh bentuk. Ia bisa menjelma jadi ribuan rupa, tapi semua rupa itu bukanlah Ia sejati.
Jangan Sembah Manifestasi, Carilah Hakikat
Visvarūpa adalah pengajaran, bukan tujuan pemujaan. Ia muncul untuk membuka mata Arjuna tentang luasnya ciptaan Brahman, bukan untuk menggantikan keheningan tak terbatas Sang Brahman itu sendiri.
Mereka yang mengira Viśvarūpa atau bentuk jasmani Krishna adalah Tuhan yang hakiki sedang terjebak pada lapisan Maya, belum sampai pada svarūpa-jñāna (pengetahuan hakiki tentang Diri dan Brahman).
Brahman itu tak terlihat, tak berbentuk, tak berubah, tak muncul dan tak lenyap. Maka, setiap bentuk hanya sarana untuk mengenali Yang Tanpa Bentuk.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar