Google+

Cara memahami Veda

cara memahami weda 

yaitu dengan mengikuti prosedur yang telah diarahkan dalam Vayu Purana. 1.20 , berikut jalannya:

Itihasa Puranabhyam vedam samupabrmhayet.
Bibhetyalpasrutaad vedo mamayam praharisyati.

Maksudnya:
Hendaknya memahami makna Veda melalui Itihasa dan Purana. Veda takut pada orang yang sedikit pengetahuannya. Veda berpikir bahwa ia akan memukulnya.



MANTRA Veda sebagaimana dinyatakan dalam Mantra Yajurveda XXX.7 dan juga Atharva veda X.7.20 adalah sabda Tuhan bukan ciptaan manusia. Hal ini ditegaskan lagi dalam kitab-kitab suci Sastra Veda seperti dalam Bhgawad Gita dan juga Manawa Dharmasastra dan kitab-kitab lainnya.

Sloka Vayu Purana yang dikutip di atas diulang kembali dalam Sarasamuscaya 39 dan dijelaskan dalam bahasa Jawa Kuna. Maksud Sloka Vayu Purana ini memberikan kita tuntunan dasar yang prinsip dalam memahami ajaran suci Veda. Veda memang tidak bisa dipelajari dengan cara sembarangan.

Sebelum terjun mempelajari Veda dibutuhkan dasar-dasar pengetahuan awal sebagai medianya terlebih dahulu. Mungkin hal inilah di Bali muncul istilah ayua wera. Maksud istilah ayua wera ini adalah sebagai suatu rambu-rambu agar jangan orang sembarangan mempelajari Veda. Sayangnya hal ini disalah artinya pada zaman dahulu.

Anak-anak dan pemuda pada masa lampau dilarang belajar Veda. Sesungguhnya bukan demikian maksudnya. Jadinya, memahami arti dan makna Veda tidak bisa langsung terjun mendalami Mantra-Mantranya. Ia harus dipahami melalui Itihasa dan Purana terlebih dahulu. Jadinya ajaran suci Veda bukanlah tidak boleh disebarkan. Apa lagi dalam Mantra Yajurveda XXVI.2 menyatakan bahwa hendaknya ajaran suci Veda ini disampaikan kepada seluruh umat manusia, kepada Brahmana, Ksatria, Vaisya, Sudra bahkan kepada orang asing sekalipun.

Jadi ajaran suci Veda ini bukanlah monopoli suatu golongan tertentu saja. Meskipun Veda harus disebarkan kepada siapa saja, tetapi Manawa Dharmasastra 11.114 menyatakan bahwa Veda itu adalah kekayaan rohani hendaknyalah dipelihara dengan baik dan janganlah diajarkan kepada mereka yang tidak percaya.

Dengan demikian Veda itu akan sangat kuat memberikan pegangan kepada yang percaya. Demikian Sloka Manawa Dharmasastra itu menegaskan. Jadinya yang boleh diajarkan Veda hanya mereka yang percaya.

Mengapa tidak boleh sembarangan belajar Veda karena menurut kitab Nirukta Vedangga Mantra Veda yang berjumlah 20389 Mantra itu dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan jenjang kesukarannya. Tiga kelompok itu adalah : Paroksa Mantra, Adyatmika Mantra dan Pratyaksa Mantra. Mantra Veda yang tergolong Paroksa Mantra tidak mungkin dapat dimengerti apa lagi dipahami kalau bukan di sabdakan oleh Tuhan.

Tuhanlah yang memilih siapa-siapa yang akan diberikan Sabda suci tentang Makna Mantra Paroksa itu. Mantra tersebut tidak bisa dipelajari dengan kecerdasan daya nalar semata. Mantra Veda yang tergolong Adyatmika Mantra hanya akan dapat dimengerti dan dipahami oleh mereka yang berhati suci. Jadinya bukan hanya karena cerdas dan pintar. Mantra Veda yang tergolong Pratyaksa Mantralah yang boleh dipelajari dengan ketajaman ratio dan indria.

Mengapa Veda harus dipahami melalui Itihasa dan Purana tidak langsung pada Mantra Mantra Veda? Menurut Swami Siwananda dalam bukunya All About Hinduism menyatakan bahwa Mantra-Mantra Veda tergolong Prabhu Samhita sedangkan Sloka Itihasa dan Purana tergolong Suhrita Samhita.

Prabhu Samhita artinya syair-syair suci Veda itu penuh wibawa tidak begitu mudah menjangkaunya. Sedangkan syair-syair Sloka Itihasa dan Purana disebut Suhrita Samhita artinya kumpulan syair yang lebih ramah sehingga lebih mudah memahaminya.

Mantra Catur Veda itu juga dibagi empat menurut peruntukan dalam menuntun umatnya. Swami Siwananda menyatakan bahwa Kitab Mantra Samhita untuk menuntun mereka yang berada pada tahapan Brahmacari Asrama. Kitab Brahmana Samhita untuk menuntun umat yang berada pada tahapan hidup Grhastha Asrama. Kitab-kitab Aryanaka Samhita untuk menuntun umat yang sudah Vana Prastha Asrama.

Sedangkan kitab-kitab Upani shad untuk menuntun umat yang Sanyasa Asrama. Hal ini menandakan bahwa kitab suci Veda merupakan tuntunan hidup bagi umat manusia yang mempercayainya dari awal sampai ia mengakhiri hidupnya di dunia ini. Puncak keberhasilan mendalami Veda dinyatakan dalam Manawa Dharmasastra II.6 yaitu mencapai apa yang disebut dengan Atmanastusti. Artinya kepuasan Atman. Maksudnya hidup yang benar menurut Veda adalah mewujudkan dominasi kesucian Atman dalam diri.

Kalau kesucian Atman sebagai pengendali segala dinamika kehidupan, maka Satya dan Dharmalah yang akan tegak dalam kehidupan di dunia ini. Manusiapun akan hidup bahagia secara individual dan sosial. Kesucian Atmanlah yang selalu menjadi sumber kekuatan mengendalikan Budhi, Manah dan Indria. Wisaya Kama atau gejolak hawa nafsu akan patuh pada kesucian Atman.

oleh: I Ketut Gobyah, hindu-indonesia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar