Google+

Sekelumit Sains dalam Kitab-Kitab Purana

Sekelumit Sains dalam Kitab-Kitab Purana

Kitab-Kitab Purana

Beralih kepada kitab-kitab Purana, mereka berisikan berbagai informasi atas penciptaan jagat raya, pemeliharaannya, dan penghancurannya. Hal-hal lainnya termasuk astrologi, geographi, penggunaan persenjataan militer, organisasi kemasyarakatan, tugas-tugas dari orang-orang yang berbeda golongan, karakteristik dan aturan tingkah laku para pemimpin, prediksi mengenai masa yang akan datang, analisis terhadap elemen-elemen materi, simpul-simpul kesadaran, bagaimanan energy ilusi bekerja, praktek yoga, meditasi, pengalaman spiritual, menyadari Sang Absolut, dan banyak lagi.

Kitab-kitab Veda ditulis ribuan tahun yang lalu, juga secara tuntas mematahkan teori para ilmuwan modern yang mengira bahwa semua peradaban kuno mengajarkan bumi sebagai pusat jagat raya dan bintang-bintang dan matahari berputar mengelilinginya. Uraian di dalam Veda tentang tatanan kosmis, dijelaskan bahwa semua planet, begitu juga matahari, masing-masing memiliki lintasan orbit tertentu dalam jagat raya. Kita juga dapat menemukan di dalam Yajur-veda suatu uraian tentang bagaimana bumi bisa bertahan di dalam angkasa raya karena gaya tarik matahari yang lebih superior. Teori gravitasi juga diuraikan di dalam Siddhanta Shiromani berabad-abad sebelum kelahiran Newton, penemu barat atas hukum gaya tarik bumi (gravitasi).

Beberapa ahli telah menulis bahwa bukti atas pengamatan astronomi tercantum di dalam Rig-veda, lebih dari 4.000 tahun lalu. Tetapi, ada beberapa ahli yang menghitung bahwa observasi tersebut berasal dari antara tahun 12.500-1.500 B.C.

Di dalam Surya-Siddhanta ada catatan-catatan tentang titik-titik koordinat bintang yang berasal dari suatu periode waktu yang sangat tua. Pengetahuan tentang risalah astronomi klasik ini dikatakan pada awalnya telah dikenal sejak 13.000 tahun yang lalu. Ravindranath Ramchandra Karnik menyebut penanggalannya ke tahun 13.902 B.C. di dalam bukunya, Ancient Indian Technologies. Yang lain, menggunakan penghitungan masa kini berdasarkan keakurasian pergerakan bintang-bintang tersebut, menduga bahwa beberapa dari koordinat yang disebutkan itu pasti telah dicatat semenjak tahun 50.000 B.C. Para ilmuwan modern menyebut buku tersebut berasal dari sekitar tahun 490 A.D. Dalam banyak hal, sudah cukup maju untuk masanya. Sebagai contoh, Surya-Siddhanta (12.54) menyebutkan bahwa walau orang-orang mungkin memandang dunia ini datar, sebenarnya bumi berbentuk bulat. Pada bab tigabelas menjelaskan tentang proses pembuatan peta, bahkan sampai pada tingkat menciptakan situasi yang sebenarnya dengan menggunakan garis-garis yang mencerminkan latitude dan longitude.

Jadi apa ini maksudnya?
Menurut para antropolog, bukti meyakinkan pertama tentang keberadaan manusia modern di Eropa atau Timur Tengah dapat ditarik mundur hanya ke 40.000 tahun lalu, dan perkembangan cara hidup bercocok tanam dan menetap dalam sebuah perkampungan belum terjadi sampai 10.000-7.000 tahun lalu. Jadi dari sudut pandang ini, kelihatannya bahwa orang-orang belum memiliki kemampuan intelek atau kepedulian untuk mengukur atau mencatat posisi bintang-bintang di langit sejak 50.000 tahun lalu. Oleh sebab itu, uraian-uraian yang terdapat di dalam kitab-kitab seperti Purana atau Surya-Siddhanta membuatnya jelas bahwa peradaban Veda jauh lebih terorganisir atau maju daripada yang diduga banyak orang. Apa sebabnya para Brahmin dan Rishi di jaman dahulu menggunakan perhitungan astrologi adalah untuk menentukan waktu yang paling baik untuk melaksanakan upacara-upacara keagamaan, dan ketika mengharapkan perubahan-perubahan di muka bumi dan tingkat kesadaran masyarakat.

Dalam hal lainnya terkait dengan sistem Veda yang pada dasarnya sudah maju di bidang astronomi, Srimad-Bhagavatam (10.82.2) menjelaskan bahwa Krishna dan Balarama pernah pergi ke Samanta-pancaka (Kuruksetra) dalam persiapannya menyongsong datangnya gerhana untuk memperoleh amalan. Ternyata, orang-orang dari seluruh India datang ke tempat itu untuk berpartisipasi melakukan ritual mandi di danau yang disucikan saat gerhana berlangsung. Ini berarti, sebagaimana bunyi ayat tersebut, bahwa setiap orang mengetahui akan terjadi gerhana jauh hari sebelumnya. Jadi, sistem astronomi yang digunakan oleh para ahli astronomi Veda 5.000 tahun lalu memungkinkan mereka untuk memprediksikan gerhana matahari dan bulan jauh hari sebelumnya sebagaimana ahli astronomi modern saat ini.

sumber vedasastra.wordpress. com
diposkan kembali di http://cakepane.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar