Ki Gusti Ngurah Made Rai/Cokorda Made Rai, Raja Tabanan ke XV
Setelah Ida Cokorda Gede wafat, digantikan oleh adik
beliau yang bernama I Gusti Ngurah Made Rai, oleh karena putera mahkota juga
ikut meninggal. Sedangkan puteranya yang lain telah tinggal di luar istana.
I Gusti Ngurah Made Rai setelah dilantik bergelar Ida
Cokorda Made Rai Raja Singhasana. Beliau berkedudukan di Puri Agung, dan
membagi kerajaan dipimpin oleh 2 Puri, yaitu Puri Agung dan Puri Kaleran.
Adapun adiknya I Gusti Ngurah Anom yang berkedudukan di Puri Mas selanjutnya
dilantik menjadi Raja ke dua (Pemade). Kyai Made Kukuh diangkat sebagai Patih
Singhasana. Ida Cokorda Made Rai berputra :
- Ki Gusti Agung Gede
- Ki Gusti Ngurah Nyoman Panji
Dari Istri Penawing
- Ni Sagung Ayu Made
- Ni Sagung Ayu Ketut
- Kiayi Nengah Perean,
- Kiayi Buruan Raja Tabanan ke XVI
- Kiayi Banjar
- Kiayi Tegeh
- Kiayi Beng
Ki Gusti Ngurah Nyoman Panji berputra:
Kiayi Nengah Perean, berputra:
Beliau ditimpa kemalangan, Putera Mahkota I Gusti Ngurah
Gede wafat bersama adiknya I Gusti Nengah Perean. Tinggal putera bungsu bernama
I Gusti Ngurah Nyoman Panji, yang beribu dari Puri Kurambitan, tinggal di Puri
Kaleran. I Gusti Ngurah Nyoman Panji juga wafat meninggalkan putera-putera yang masih belia, yaitu: I
Gusti Agung, I Gusti Ngurah Demung, dan I Gusti Ngurah Celuk.
- Ki Gusti Ngurah Agung, Beribuk dari Puri Gede Kerambitan, putri dari Cokorda Gede Selingsing
- Ki Gusti Ngurah Demung (Ida Betara Madewa di Puri Kaleran) Beribuk dari Demung
- Ki Gusti Ngurah Celuk, Beribuk dari Celuk dan Membangun Puri Kediri Tabanan
Kiayi Nengah Perean, berputra:
- Kiayi Pangkung,
Kiayi Pangkung, berputra:
- Ki Gusti Wayahan Kompyang -> Menurunkan Jero Kompyang
- Ki Gusti Made Oka, Menurunkan Jero Oka
Kiayi Beng berputra
- Ki Gusti Wayahan Beng,
- Jero Beng,
- Jero Beng Kawan dan
- Jero Putu
Di Puri Mas, I Gusti Ngurah Anom setelah wafat digantikan
oleh puteranya I Gusti Mas. I Gusti Mas tidak menunjukkan prilaku seorang
pemimpin. Dia membenarkan hal-hal yang terlarang. Untuk mengelabui sifast-sifat
buruknya, dia melakukan upacara diksa bergelar I Gusti Wirya Wala.
Baginda Raja mengkuatirkan masa kehancuran kerajaan akan
tiba. Sebelum ajal tiba, beliau memberi pesan agar I Gusti Celuk diangkat
menjadi raja. Setelah beliau wafat, ternyata pesan beliau tidak dilaksanakan.
Kyai Burwan dengan didampingi Kyai Banjar dan Kyai Beng menguasai Singhasana
Tabanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar