Google+

I Gusti Ngurah Made Rai - Babad Tabanan

Ki Gusti Ngurah Made Rai/Cokorda Made Rai, Raja Tabanan ke XV

Setelah Ida Cokorda Gede wafat, digantikan oleh adik beliau yang bernama I Gusti Ngurah Made Rai, oleh karena putera mahkota juga ikut meninggal. Sedangkan puteranya yang lain telah tinggal di luar istana.

I Gusti Ngurah Made Rai setelah dilantik bergelar Ida Cokorda Made Rai Raja Singhasana. Beliau berkedudukan di Puri Agung, dan membagi kerajaan dipimpin oleh 2 Puri, yaitu Puri Agung dan Puri Kaleran. Adapun adiknya I Gusti Ngurah Anom yang berkedudukan di Puri Mas selanjutnya dilantik menjadi Raja ke dua (Pemade). Kyai Made Kukuh diangkat sebagai Patih Singhasana. Ida Cokorda Made Rai berputra :

Dari Permaisuri bernama Ni Sagung Alit Tegal, putri dari Cokorda Ki Gusti Ngurah Gede Banjar Puri Gede Kerambitan melahirkan putra:

  1. Ki Gusti Agung Gede
  2. Ki Gusti Ngurah Nyoman Panji 

Dari Istri Penawing

  1. Ni Sagung Ayu Made
  2. Ni Sagung Ayu Ketut
  3. Kiayi Nengah Perean, 
  4. Kiayi Buruan Raja Tabanan ke XVI
  5. Kiayi Banjar
  6. Kiayi Tegeh
  7. Kiayi Beng 

Ki Gusti Ngurah Nyoman Panji berputra:
  1. Ki Gusti Ngurah Agung, Beribuk dari Puri Gede Kerambitan, putri dari Cokorda Gede Selingsing
  2. Ki Gusti Ngurah Demung (Ida Betara Madewa di Puri Kaleran) Beribuk dari Demung
  3. Ki Gusti Ngurah Celuk, Beribuk dari Celuk dan Membangun Puri Kediri Tabanan

Kiayi Nengah Perean, berputra:

  • Kiayi Pangkung,

Kiayi Pangkung, berputra:
  • Ki Gusti Wayahan Kompyang -> Menurunkan Jero Kompyang
  • Ki Gusti Made Oka, Menurunkan Jero Oka

Kiayi Beng berputra
  • Ki Gusti Wayahan Beng, 
  • Jero Beng, 
  • Jero Beng Kawan dan 
  • Jero Putu


Beliau ditimpa kemalangan, Putera Mahkota I Gusti Ngurah Gede wafat bersama adiknya I Gusti Nengah Perean. Tinggal putera bungsu bernama I Gusti Ngurah Nyoman Panji, yang beribu dari Puri Kurambitan, tinggal di Puri Kaleran. I Gusti Ngurah Nyoman Panji juga wafat meninggalkan  putera-putera yang masih belia, yaitu: I Gusti Agung, I Gusti Ngurah Demung, dan I Gusti Ngurah Celuk.

Di Puri Mas, I Gusti Ngurah Anom setelah wafat digantikan oleh puteranya I Gusti Mas. I Gusti Mas tidak menunjukkan prilaku seorang pemimpin. Dia membenarkan hal-hal yang terlarang. Untuk mengelabui sifast-sifat buruknya, dia melakukan upacara diksa bergelar I Gusti Wirya Wala.

Baginda Raja mengkuatirkan masa kehancuran kerajaan akan tiba. Sebelum ajal tiba, beliau memberi pesan agar I Gusti Celuk diangkat menjadi raja. Setelah beliau wafat, ternyata pesan beliau tidak dilaksanakan. Kyai Burwan dengan didampingi Kyai Banjar dan Kyai Beng menguasai Singhasana Tabanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar