Putra tertua dari Kiyai Jambe Pule yaitu Kiyayi Anglurah
Gelogor membuat puri di Gelogor. Beliau merupakan cikal bakal Arya Gelogor.
Jero Gelogor berlokasi di Banjar Gelogor disebelah timur Kuburan Badung.
Beliau mempunyai seorang putra yang bernama Kiyai Gde
Mangku yang setelah dewasa menggantikan kedudukukan ayahnya sebagai Moncol di
Jero Gelogor dan beliau juga diangkat sebagai Manca Agung di Puri Agung Satria
dibawah kepemimpinan Kiyai Jambe Haeng.
Pada suatu hari datang ke Jero Glogor Cokorda Gde Rai
dengan putrinya Anak Agung Istri Mas dari Puri Mas Peliatan karena adanya
perselisihan dengan saudaranya perihal warisan dari orang tuanya yang sudah
meninggal. Adapun kedatangannya untuk mengabdi ke Jero Glogor karena sama
sekali belum mempunyai tempat tinggal di wilayah Badung. Keinginan Cokorda Gde
Rai untuk mengabdi di Jero Glogor diterima dengan baik sehingga mulai saat itu
beliau menetap disana.
Kiyai Gde Mangku setelah dewasa mengambil istri dan mempunyai
seorang putra yang bernama Kiyai Anglurah Gelogor yang setelah meningkat dewasa
menggantikan kedudukan ayahnya sebagai Moncol Jero Gelogor dan menurunkan putra
putra sebagai berikut :
- Sirakian Made Agung diterima di Puri Agung Denpasar kemudian membangun Jero Oka
- Sirakian Made Raka
- Sirakian Anom
- Sirakian Panji
- Sirakian Patilik
- Sirakian Sakah
- Sirakian Gaduh
- Sirakian Batuwan
- Sirakian Wayahan Kepisah
- Anak Agung Ayu Rai
- Anak Agung Ayu Cepaka
- Anak Agung Ayu Raka
Setelah ketiga putranya menempati jeronya masing masing
maka tiap tiap jero diberikan panjak tatadan (rakyat) sebanyak 200 orang juga
diberikan raja berana (harta) untuk menunjang kehidupan jero.
Dalam menjalankan pemerintahannya Kiyai jambe Pule pernah
berperang melawan Kiyai Arya Made Janggaran yang juga disebut Kiyai Agung
Badeng yaitu Raja Karangasem yang memberontak kepada Dalem Di Made dari Puri
Gelgel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar