Beliau dari Puri Dangin Tabanan, kembali masuk ke Puri
Singasana setelah semua Putra mahkota wafat, merupakan Raja Tabanan ke XXI
berkuasa dari tahun 1903 s/d 1906. Setelah wafat Bhatara Angluhur, digantikan
oleh putera beliau yang bernama I Gusti Ngurah Rai Perang, bergelar Ida Cokorda
Rai Tabanan Raja Singhasana. Oleh masyarakat disebut I Ratu Puri Dangin.
Terjadi peristiwa yang membawa aib bagi Puri Kediri yang
berakhirnya dengan lenyapnya Jro Tegeh yang terletak di sebelah Utara Puri
Kaleran. I Gusti Wayahan Tegeh sudah dijodohkan dengan salah seorang puteri
dari Puri Kediri Saren Klod, anak dari I Gusti Ngurah Alit. Sebelum diupacarai
rupanya I Gusti Wayahan Tegeh melakukan hubungan gelap dengan puteri tersebut.
Perbuatan ini mengundang kemarahan beliau yang berada di Puri Kediri. I Gusti
Wayahan Tegeh langsung diburu oleh pasukan Puri Kediri dan dibunuh di desa
Riang. Adiknya I Gusti Made Tegeh dibunuh di muara Sungai Sungi, bersama
pengiringnya Gurun Oka. Tetapi Gurun Oka selamat karena lukanya tidak terlalu
parah. Puteri Kediri itu juga dibunuh di Kediri. Adapun keluarga Gusti Tegeh
semuanya dipindahkan ke Jro Lebah Kediri. Jro Tegeh kemudian dihancurkan.
I Gusti Ngurah Rai Perang dan Anak Agung Ngurah Gede Made
Kaleran adalah Raja Singhasana di Puri Agung dan Raja Pemade di Puri Kaleran
yang terakhir. Setelah itu kerajaan Tabanan takluk pada tanggal 28 September
1906, dikalahkan oleh Belanda menyusul kalahnya Kerajaan Badung dalam Puputan
Badung pada tanggal 20 September 1906.
Putra Putri Beliau dari permaisuri yang ikut masuk ke
Puri Agung :
- Ki Gusti Ngurah Gede Pegeg (Turut Muput Raga di Badung th 1906) tidak berketurunan
- Sagung Ayu Putu (Pindah ke Puri Anom ) menikah dengan Ki Gusti Ngurah Anom di Puri Anom Tabanan. Menurunkan keturunan di Puri Anom Saren Taman atau sekarang disebut Puri Anom Saren kauh.
- Sagung Ayu Oka (Menikah dengan Mr.Arthur Mauritz Cramer, Klerk kontrolir Belanda)dan memiliki 4 orang anak: Elizabeth(alm-Balanda) memiliki 2 orang anak, Johan Wilhem Cramer(alm-Sukabumi) memiliki 8 orang anak. Meninggal 1981 di Sukabumi, Jan August Cramer(alm-Belanda) memiliki 6 orang anak. (nama Trijntje Aleid Maria, Ary Maurits Arthur, Johan Balthasar Arthur, Arthur Maurits Jan, Jan August dan Trudy Trijntje Maria). Semua tinggal di tanah belanda, weesp (amj.cramer@chello.nl) dan Baldi Cramer(alm-Sulawesi Selatan).
Keempat anak Sagung Ayu Oka lahir di Jembrana-Bali.
Kemudian beserta keluarganya Sagung Ayu Oka pindah ke Sulawesi Selatan. Sagung
Ayu Oka meninggal dan dimakamkan di Bantaeng, Sulawesi Selatan dan sampai kini
makam beliau dirawat dengan baik oleh pihak gereja.
Sagung Ayu Putu menikah dengan I Gusti Ngurah Anom di
Puri Anom Tabanan, mempunyai 3 orang keturunan,
- Sagung Gede (alm,tidak menikah)
- Sagung Wah (alm,tidak menikah)
- I Gst Ngr Gede Subagja (alm,menikah dengan Sagung Putra) melahirkan : 1. I Gusti Ngurah Agung, I Gusti Ngurah Bagus Danendra dan A A Sagung Mirah Widyawati(menikah dengan I Gst Ngr Bagus Grya Negara)
Ida I Gusti Ngurah Rai Perang tewas muput raga (menusuk
diri sendiri) di Denpasar pada tahun 1906 karena tidak mau tunduk kepada
Belanda, Putra mahkota Raja Tabanan Ki Gusti Ngurah Gede Pegeg, juga ikut
mengakhiri dirinya bersama ayah beliau.
Raja I Gusti Ngurah Agung (Raja Tabanan XXI) juga
mempunyai putera dari istri yang lainnya dan tetap tinggal di Puri Dangin
Tabanan,
sebagai berikut :
- I Gusti Ngurah Anom
- I Gusti Ngurah Putu Konol
- Ni Sagung Made.
I Gusti Ngurah Anom ( Sekarang keturunannya tinggal di
Puri Dangin Tabanan), berputra :
- I Gusti Ngurah Ketut
- I Gusti Ngurah Alit
- I Gusti Ngurah Made
- Sagung Oka (Kawin ke Puri Anom)
- Sagung Nyoman (Kawin ke Jro Oka di Jegu)
- I Gusti Ngurah Gde Wisadnya
- I Gusti Ngurah Agung
I Gusti Ngurah Putu Konol ( Sekarang keturunannya tinggal
di Puri Dangin Tabanan di Jegu), berputra :
- I Gusti Ngurah Oka
- I Gusti Ngurah Gde Sasak
- Sagung Putri
- Sagung Putra (Kawin ke Puri Dangin Tabanan)
- Sagung Oka (Kawin ke Puri Pemecutan /Gede /Agung Tabanan)
Keturunan beliau sekarang tinggal di Puri Dangin Tabanan
, yang dibangun lagi, setelah datang dari Lombok, yang mana lokasi purinya
tidak dibekas area Puri Dangin Tabanan dulu yang telah dihancurkan Belanda.
Yang kemudian selanjutnya menurunkan keluarga-keluarga di Puri Dangin Tabanan
dan Puri Dangin Tabanan di Jegu sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar