Niti Sastra
Sargah 10
Prawira lalita -oo/-o-/ooo/-o-/ooo/o//
Niti Sastra Ayat 1
Lwirnikang sinêmbahaken ing prajā t-ingêt-ingêt,
Arthaka len ikang wara wadhū sudharma linewih,
Ring swami janggut inganira yan praṇammya siniwi.
Sang ratu tungtunging ghraṇa namaskaranta marêka.
Ingatlah akan siapa yang wajib dihormati :
Orang kaya, perempuan yang ternama dan baik budinya harus dihormati.
Kepada suami orang menyembah sampai tangan menyentuh pada dagu.
Sembah kepada raja dialkukan sampai tangan menyentuh pucuk hidung.
Niti Sastra Ayat 2
Pitrê ri madhyaning halis inêmbah aywa malupa,
Lalata ring pangajyanira çāsananta marêka,
Mūrdha ri sang gurunta pasangaskaran kramanika.
Panca welang nikang praṇama çasaneng widhi tutên.
Sembah kepada nenek-moyang : sampai kedahi, antara kening. Sembah kepada guru yang membuka pikiranmu : sampai ke kepala. Ketahuilah ilmu sembah yang diwajibkan itu; kerjakanlah dengan tertib.
Niti Sastra Ayat 3
Bhrêtya pariksa pūrwaka sinorakên tinitihan,
Bhakti tumungkulāmra pinariksa ring dhana luput,
Stri pamariksa tan kêna tinogning aprang atahên.
Yeka ngaranya bhrêtya saphala prawira lalita.
Bujang harus diuji secara begini : dihinakan dan diberi pekerjaan yang berat.
Jika ia tetap setia dan hormat, ............. maka kesetiaannya itu harus dicobai dengan urusan uang.
Jika tidak guncang hatinya, cobalah dengan perempuan.
Jika masih tahan, cobalah majukan ia ke medan perang.
Jika kelihatan keberaniannya, maka sesungguhnyalah ia itu seorang bujang yang berguna lagi perwira.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar