Google+

Anglurah Pinatih Resi menyunting Ida Ayu Puniyawati

Anglurah Pinatih Resi menyunting Ida Ayu Puniyawati

Dikisahkan sekarang Ida Bang Panataran, putra Ida Wang Bang Tulus Dewa, bertempat tinggal di Bukcabe Besakih bersama adik sepupunya yang bernama Ida Bang Kajakauh atau Ida Bang Wayabiya.

Diceriterakan Ida Bang Panataran, mempunyai seorang putri bernama Ida Ayu Punyawati, cantik tanpa tanding seperti bidadari layaknya, bahkan seperti Sanghyang Cita Rasmin yang menjelma. Banyak para penguasa dan pejabat yang melamar, namun tidak diberi.

Karena sudah terkenal di seluruh pelosok negeri tentang kerupawanan beliau Ida Ayu Punyawati, maka hal ini didengar juga oleh Kyai Anglurah Agung Pinatih Rsi di Puri Kerthalangu, Badung. Kemudian Kyai Anglurah Agung Pinatih Rsi mengirim utusan untuk melamar Ida Ayu Punyawati.

Yang ditugaskan untuk melamar Ida Ayu Punyawati, adalah adik disertai para kemenakan beliau yang bernama I Gusti Gde Tembuku, I Gusti Putu Pahang, I Gusti Jumpahi
Itulah keponakan yang diutus, bagaikan Baladewa Kresna dan Arjuna, demikian kalau diperumpamakan, diiringi oleh bala rakyat yang jumlahnya cukup banyak mengiringkan.

Tidak diceriterakan di tengah jalan, akhirnya sampailah di Geria Ida Bang Sidemen Penataran kemudian melakukan pembicaraan. Prihal lamaran itu diajukan seperti ini :
”Inggih Ratu Sang Bang, kami datang kemari hanyalah utusan dari Ki Arya Bang Pinatih, yang beristana di Kerthalangu kawasan Badung, yang merupakan paman kami, yang bermaksud untuk melamar puteri palungguh I Ratu akan dijadikan permaisuri”.

Kaget Ida Bang Panataran, seperti gugup tak bisa berkata-kata, kemudian menjawab : 
 “Saya sama sekali tidak mengerti dengan maksud Ki Arya Pinatih, karena tidak boleh sang Arya melamar sang Brahmana”. 
Demikian ucap Ida Bang Sidemen Panataran. Menjawab sang utusan I Gusti Gde Tembuku serta I Gusti Putu Pahang : 
“Ah bagimana rupanya ratu Bang Sidemen, mungkin tiada ingat dengan nasehat leluhur dahulu? 
Hamba berani melamar putri tuanku Bang Sidemen ke sini, karena kawitan hamba dahulu sesungguhnya adalah wangsa Brahmana. Sekarang mohon didengar atur hamba agar merasa pasti. Pada saat dahulu ada nasehat dari leluhur hamba, yang bernama Ida Bang Banyakwide, bersaudara dengan Ida Bang Tulus Dewa serta Ida Bang Kajakauh. Ida Bang Banyak Wide pergi dari Besakih guna mencari kakeknda Ida Sang Pandya Siddhimantra di Jawa, namun tidak dijumpainya, kemudian berjumpa dengan Ida Mpu Sedah, dan kemudian belakangan dijadikan menantu oleh Ki Arya Buleteng. Karena Ki Arya Buleteng tidak memiliki keturunan langsung atau sentana, maka Ida Bang Banyak Wide dijadikan sentana Ki Arya, sehingga Ida Bang Banyak Wide menjadi Arya. Ida Bang Banyak Wide itu merupakan leluhur kami yang menurunkan Ki Arya Pinatih Rsi. Demikian halnya dahulu. Nah, sekarang ini bagaimana Sang Bang Sidemen, apakah tidak ada ceritera dari Leluhur seperti itu ? “. 
Demikian hatur I Gusti Gde Tambuku. Segera ingat Ida Sang Bang Sidemen, pada nasehat dari sang leluhur kepada beliau, pada saat dulu.

Karena mendengar hal itu, maka diberikanlah putri Ida Bang Panataran Sidemen kepada Ki Arya Bang Pinatih, dan dengan segera mau bersama menjadi Arya Ksatrian.

Demikian prihalnya Ida Bang Panataran menjadi Arya : Arya Bang Sidemen diwariskan sampai sekarang turun temurun bersaudara dengan Arya Bang Pinatih.

Ida Bang Wayabiya, saat itu juga datang menghadap kakaknya berkehendak untuk melamar putri Ida Bang Panataran Sidemen yakni Ida Ayu Puniyawati. Karena sudah didahului oleh Ida I Gusti Anglurah Pinatih Rsi, lamaran itu tidak bisa dipenuhi. Itu sebabnya kemudian Ida Bang Wayabiya kemudian pergi tanpa pamit dari Besakih, tanpa tujuan. Perjalanan Ida Bang Wayabiya akan diceriterakan nanti.

Kembali sekarang dikisahkan prihal Ki Arya Bang Panataran, sudah selesai perbincangannya dengan Ki Arya Bang Pinatih, sebab semuanya memang benar, menjaga nama leluhurnya. Karena sudah selesai perbincangan itu, kemudian Ki Arya Bang Pinatih bertiga memohon diri, pulang menuju Kerajaan Kerthalangu.

Sesudah selesai pembicaraan mengenai hari baik berkenaan dengan rencana pernikahan itu, kemudian diselenggarakanlah upacara Pawiwahan itu seraya mengundang semua penguasa serta rakyat dan warga.

Tentram wilayah Pinatih pada saat pemerintahannya I Gusti Ngurah Pinatih Rsi serta adiknya Ida I Gusti Ngurah Made Bija Pinatih. Hentikan dahulu.

Diceriterakan kemudian sesudah beristerikan Ida Ayu Puniyawati, kemudian lahir putra beliau:

  1. Kyai Anglurah Agung Gde Pinatih
  2. Kyai Anglurah Made Sakti
  3. I Gusti Ayu Nilawati.

Lama juga Kyai Anglurah Bang Pinatih Rsi bersama adiknya Kyai Anglurah Pinatih Bija memegang kekuasaan di wilayah Jagat Kerthalangu, Badung, tentram wilayah itu, serta sang raja dipuja dengan taat oleh rakyat dan warga semuanya. Wilayah itu menjadi makmur, hama menjauh, mereka yang ingin berbuat jahat tidak berani. Inggih, demikian keadaannya di kawasan Kerthalangu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar