Kyai Angelurah Pinatih Mantra di Bali
setelah kemenangan Majapahit dalam perang merebut kerajaan Bedahulu, Kyai Anglurah Pinatih Mantra atau Angelurah Pinatih Mantra, diberikan tempat tinggal di Kerthalangu, Badung, menguasai kawasan Pinatih serta diberikan memegang bala sejumnlah 35.000 orang, yakni mereka yang merupakan rakyat dari Senapati Arya Buleteng.
Ida Dalem Ketut Kresna Kepakisan sudah berusia senja kemudian di Samprangan beliau wafat berpulang ke Cintyatmaka pada saat mangrwa wastu sirnna pramana ning wang atau tahun Isaka 1302, tahun Masehi 1380. Beliau diganti oleh putranya Dalem Ketut Ngulesir yang bergelar Dalem Smara Kepakisan.
Diceriterakan Kyai Anglurah Pinatih Mantra, memiliki putra laki seorang, bernama:
- Kyai Anglurah Pinatih Kertha atau I Gusti Anglurah Pinatih Kejot, Pinatih Tinjik atau I Gusti Pinatih Perot.
Beliaulah yang dikenal menyerang serta mengalahkan kawasan Bangli Singharsa sewaktu pemerintahan Ngakan Pog yang menjadi manca di sana, sesuai dengan perintah Ida Dalem Ketut Ngulesir atau Ida Dalem Smara Kepakisan yang menjadi penguasa tahun Masehi 1380 sampai dengan 1460.
Kyayi Anglurah Pinatih Mantra sudah tua, kemudian berpulang ke sorgaloka. Kyai Anglurah Pinatih Kertha Kejot berputra:
- dari isteri pingarep bernama Ki Gusti Anglurah Pinatih Resi,
- dari isteri putri I Jurutkemong bernama Ki Gusti Anglurah Made Bija Pinatih
- serta putra laki-laki dari sor bernama I Gusti Gde Tembuku.
Diceriterakan kemudian, Kyai Anglurah Made Bija Pinatih sudah mempunyai putra, namun kakaknya I Gusti Anglurah Pinatih Rsi belum beristeri.
Para putra I Gusti Anglurah Made Bija bernama:
- I Gusti Putu Pahang,
- I Gusti Mpulaga utawi Pulagaan,
- I Gusti Gde Tembuku,
- I Gusti Nyoman Jumpahi,
- I Gusti Nyoman Bija Pinatih dan
- I Gusti Ketut Blongkoran.
I Gusti Bija Pulagaan, sesuai perintah Ida Dalem Ktut Smara Kapakisan kemudian menjadi Manca di kawasan Singharsa Bangli sejak tahun Masehi 1453. Hentikan dahulu .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar