Google+

Hukum Karma dan Reinkarnasi - AM I A HINDU

berikut adalah lanjutan resume dari buku 

AM I A HINDU ( Apakah Saya Hindu ? ) 

dimana dibawah ini dijelaskan tentang "Hukum Karma dan Reinkarnasi" buku ini di tulis oleh Ed. Viswanathan (Diterjemahkan oleh NP Putra) 

 

AYAH, APA SEBENARNYA HUKUM KARMA ITU? 

Orang-orang Hindu percaya pada kehidupan sesudah mati. Mereka juga percaya Hukum Karma. Dalam kitab suci Kristen Perjanjian Baru ada ungkapan, "Apa yang ditabur oleh seorang manusia, itulah yang akan dituainya." (Galatians 6:7). 


Diucapkan dalam kalimat ilmu pengetahuan modern, orang-orang Hindu percaya bahwa setiap aksi menimbulkan reaksi. Tidak ada aksi tanpa hasil. Orang-orang Hindu percaya bahwa setiap pikiran, menghasilkan satu reaksi. Orang-orang Hindu percaya bahwa setiap pikiran dan setiap tindakan ditimbang pada neraca keadilan yang abadi. Hukum Karma adalah salah satu dari "sebab dan akibat". Dia bekerja dalam dunia ilmiah dan dunia moral. Hukum Karma yang tidak tertulis ini adalah universal dan kita tidak bisa lain harus patuh padanya. 

Hukum-hukum ini bertindak dalam cara yang sama dalam lingkungan yang mirip. Misalnya, bila kamu menaruh tanganmu dalam api, kamu secara otomatis membakar jari-jarimu. Ini terjadi di setiap tempat dan setiap waktu, berlaku bagi bayi yang baru lahir dan seorang ahli phisika yang telah melakukan penelitian khusus mengenai api selama lima belas tahun. Tiada seorangpun yang mampu bebas dari cakar Hukum Karma, karena secara alamiah sepanjang waktu kita semua melakukan tindakan-tindakan. Bahkan mereka yang duduk menganggur juga melakukan tindakan dengan pikiran mereka, sekalipun tindakan mereka tidak menghasilkan apa dan bodoh. Doktrin Karma berawal pada zaman Rig Weda dan ia dijelaskan dengan sangat baik dalam Brihad-Aranyaka Upanishad. 

 

APAKAH YANG TERJADI PADA KITA KETIKA KITA MATI? 

Menurut agama Hindu, hanya badan saja yang mati, jiwa tidak pernah mati. Tapi jalan yang ditempuh oleh jiwa ditentukan oleh perbuatan-perbuatan di masa lalu yang secara populer disebut Karma. 

Tindakan-tindakan dari badan sebelumnya tidak mati bersama (matinya) badan. Seperti kukatakan di atas, tindakan-tindakan yang telah dilakukan terikat pada jiwa dan tindakan-tindakan itu menentukan jalan yang dilalui oleh jiwa. Jadi bila kamu lahir kaya atau miskin, itu hanyalah disebabkan oleh tindakanmu dalam hidup terdahulu. Bila kamu lahir dengan penyakit, itu juga adalah buah dari perbuatanmu dalam hidup terdahulu. Setelah kematian, jiwa membawa sejumlah beban Karma dan mencari satu tubuh yang cocok untuk lahir kembali. Bila kamu hidup sebagai manusia busuk dalam hidupmu yang terakhir, maka jiwamu akan lahir dalam sebuah rumah dimana orang-orang melakukan kehidupan yang buruk. Bila kamu hidup secara baik, maka kamu akan lahir kembali dalam keluarga yang ideal dimana kedua orang tuamu akan hidup patuh dengan agama dan bahagia. 

Menurut agama Hindu, jiwa meneruskan perjalanannya dengan membawa beban karma dari satu kehidupan kepada kehidupan yang lain sampai dia menghabiskan semua karmanya dengan mengalami penderitaan atau kesenangan dalam badannya. Metode berbeda-beda dalam upaya mencapai Tuhan menyediakan cara-cara yang mudah untuk mengakhiri drama ini. Kemudian jiwa individu ini, yang secara populer dikenal sebagai Jiwatman, akan bersatu degnan Jiwa Mutlak atau kekuatan yang tak terbatas, yang secara populer dikenal sebagai Paramatman. Proses menjadi satu ini dikenal sebagai moksha (salvation). 

 

AYAH, APAKAH PIKIRAN-PIKIRAN KITA PENTING? 

Menurut agama Hindu, setiap pikiran, betapapun mungkin remehnya, tetap dihitung. Setiap pikiran yang kita hidupkan akan mengelilingi kita. Sebuah pikiran tidak pernah mati. Ia mungkin kehilangan kekuatannya karena waktu. Tapi ia tidak pernah benar-benar mati. Bila kamu berpikir terus-menerus tentang suatu hal yang sama, maka pikiran itu akan menjadi satu sumber kekuatan. Bila kamu terus-menerus berpikir bahwa kamu akan mendapat kecelakaan, maka keinginanmu akan terpenuhi. Kamu akan mendapat musibah. Adalah pikiran negatifmu yang kuat yang menghasilkan musibah itu. Pada level yang sama, bila kamu mengembangkan pikiran-pikiran sejahtera dalam dirimu, maka hidupmu akan berobah secara dramatis, sekalipun kamu pada saat ini adalah seorang anak yatim piatu yang miskin. Bila kamu membenci seseorang, dan kamu menghidupkan atau memelihara pikiran itu terus menerus, kamu akan menjadi perwujudan dari kebencian. 

Dalam perjalanan waktu, kamu akan menemukan bahkan kawanmu yang paling baikpun akan jijik dengan kehadiranmu. Mengetahui kekuatan dari pikiran penuh dendam, Mahatma Gandhi berkata, "Berjuanglah tanpa kebencian." Kita mempunyai hak untuk memerangi ketidak adilan tanpa membenci orang-orang atau lingkungan yang terkait. 

 

AYAH, APAKAH MENURUTMU HUKUM KARMA ITU BENAR? 

Nak, coba pikirkan, bagaimana lagi kita dapat menjelaskan ketidak-samaan di sekitar kita? Seorang lahir di gurun pasir kering di Ethiopia; bayi yang lain lahir di istana Buckingham yang mewah. Kedua-duanya adalah bayi-bayi yang tidak berdosa. Yang seorang menderita karena gizi yang buruk dan berbagai penyakit, sementara yang lain tumbuh berkembang dalam kemewahan. 

Alangkah paradoksnya! Nak, sekarang katakan padaku, apakah ada jawaban lain? 
Hukum Karma dan Reinkarnasi sesungguhnya menjawab banyak pertanyaan. Mereka menjelaskan bermacam-macam kepribadian yang kita temukan di dunia ini, jurang antara yang baik dan yang buruk, kaya dan miskin, dan seterusnya. Mereka (Karma dan Reinkarnasi) menjelaskan semua ketidak-samaan. Mereka memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang membingungkan, seperti kenapa seorang mati muda dan yang lain mati tua. 

 

APAKAH MENURUTMU MASALAH-MASALAH KITA MERUPAKAN HUKUMAN TUHAN? 

 Tidak, Nak. Tuhan tidak pernah menghukum kita. Tuhan telah menciptakan manusia hampir mendekati sempurna dan telah memberikan manusia kehendak bebas untuk menentukan apapun yang ia inginkan. Tuhan tidak pernah mencampuri keputusan manusia. Tidaklah ada cerita mengenai kutukan (lihat Bhagawad Gita sloka 5:14, 15 dan 4:14). 

Kita Sendirilah yang membuat hidup kita menderita atau bahagia. Bahkan dalam Bhagawad Gita, Krishna tidak pernah mencoba mempengaruhi kehendak bebas Arjuna. Krishna, seperti seorang penasehat, hanya mendiskusikan dengan Arjuna berbagai pilihan yang dapat ia ambil dalam hidupnya. Jadi bodoh sekali untuk mengatakan seperti "pembalasan Tuhan." 

 

APAKAH TUHAN JUGA TERIKAT OLEH HUKUM KARMA? 

Orang-orang Hindu percaya bahwa bahkan Tuhan juga terikat oleh hukum Karma ketika ia mengambil bentuk manusia. Misalnya, ketika Tuhan turun ke dunia sebagai atau menjadi Krishna, ia harus dibunuh oleh seorang pemburu karena ia sebelumnya pernah membunuh pemburu itu dalam hidupnya terdahulu dengan cara yang sangat 'cerdik'. (dalam hidupnya terdahulu, ketika Tuhan turun sebagai Rama, ia membunuh raja-kera Subali dengan memanahnya dari belakang). Kaum Yadawa, klan dari Krishna, juga terbunuh karena tindakan kolektif mereka membuahkan pemusnahan mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar