Bhagavad Gita 15.15
Sloka Bhagavad Gītā 15.15
Terjemahan
Aku bersemayam di dalam hati semua makhluk. Dari-Ku timbul ingatan, pengetahuan, dan pelupaan. Akulah yang patut diketahui dalam semua Veda. Akulah pencipta Vedānta, dan Aku pula yang benar-benar mengetahui Veda.
Penjelasan Mendalam
Sloka ini adalah puncak pengakuan eksistensial dan transendental tentang peran kesadaran (Brahman) sebagai pusat dari segala pengalaman manusia: mengenal, mengingat, melupakan, dan mengetahui.
Mari kita bedah bagian per bagian:
1. “sarvasya cāhaṁ hṛdi sanniviṣṭo” = “Aku bersemayam di hati semua makhluk”
Frasa ini menunjuk pada Ātman atau Kesadaran Murni (Brahman) yang hadir dalam setiap makhluk. Bukan secara fisik, tapi sebagai saksi batin (sākṣin)—yang menyadari segala pengalaman. Ini selaras dengan Upaniṣad, terutama Bṛhadāraṇyaka 3.7.3: "yaḥ sarvasyāntaraḥ..." — Dia yang ada di dalam segala sesuatu dan mengetahui segalanya.
2. “mattaḥ smṛtir jñānam apohanaṁ ca” = “Dari-Ku timbul ingatan, pengetahuan, dan pelupaan”
Menarik, bukan hanya jñānam (pengetahuan), tapi juga smṛti (ingatan) dan apohana (penghapusan/kelupaan) berasal dari Sumber Kesadaran ini. Ini menandakan bahwa semua dinamika mental—baik yang positif maupun negatif—hanyalah gelombang di atas samudra kesadaran.
Pelupaan (apohanaṁ) pun bukan kelemahan, melainkan mekanisme kesadaran untuk menghapus hal yang tak perlu demi pertumbuhan spiritual.
3. “vedaiś ca sarvair aham eva vedyo” = “Akulah yang patut diketahui dalam semua Veda”
Inilah mahāvākya implisit. Tujuan seluruh Veda bukan ritual, bukan dewa-dewa, bukan karma—tapi pengetahuan tentang Brahman, tentang 'Aku' sejati.
Sesuai dengan Chāndogya Upaniṣad 6.14.2: "sarvaṁ khalvidaṁ brahma..." – segala ini adalah Brahman.
4. “vedānta-kṛd veda-vid eva cāham” = “Akulah pencipta Vedānta, dan Aku pula yang benar-benar mengetahui Veda”
Di sini, Krishna (sebagai simbol Brahman) bukan hanya tujuan akhir Veda, tapi juga sumber dari seluruh ajaran Vedānta, dan yang benar-benar memahaminya.
Makna Filosofis:
Sloka ini menggabungkan metafisika Vedantik, psikologi spiritual, dan epistemologi suci dalam satu ayat.
Kesadaran (Brahman) adalah sumber pengetahuan dan pelupaannya; ia yang mengatur arus pikiran, menjadi objek akhir dari pencarian Veda, dan sekaligus subjek utama yang menyadarinya.
Ini menolak paham bahwa Tuhan adalah figur di luar diri. Justru Krishna menyatakan:
“Aku adalah Kesadaran itu sendiri.”
Benang Merah dengan Sloka Bhagavad Gītā Lainnya
Berikut ini adalah sloka-sloka yang punya keterkaitan tematik langsung dengan 15.15, disusun menurut babnya:
Bhagavad Gita 2.13 – dehino ’smin yathā dehe...
→ Menjelaskan keabadian sang diri (dehin) yang konsisten dalam semua tahap hidup — fondasi bahwa “Aku” bersemayam di semua makhluk.Bhagavad Gita 2.41 – vyavasāyātmikā buddhir...
→ Kesadaran teguh adalah hasil dari jñāna yang bersumber dari dalam, sejalan dengan “mattaḥ smṛtir jñānam apohanaṁ ca”.Bhagavad Gita 2.72 – eṣā brāhmī sthitiḥ...
→ Tujuan tertinggi adalah penyatuan dengan Brahman — yang dikatakan sebagai Aku yang patut dikenal (vedyo) dalam 15.15.
Bhagavad Gita 4.7–8 – yada yada hi dharmasya...
→ Pengetahuan dan pelurusan dharma berasal dari Aku, yang menjelma saat dibutuhkan. Ini mengaitkan aspek pencipta dari Veda (vedānta-kṛt).Bhagavad Gita 4.11 – ye yathā māṁ prapadyante...
→ Aku membalas cara pendekatan tiap jiwa. Ini sesuai dengan kehadiran "Aku" dalam hati tiap makhluk (hṛdi sanniviṣṭaḥ).Bhagavad Gita 4.24 – brahmārpaṇaṁ brahma havir...
→ Semua aspek persembahan adalah Brahman — mempertegas bahwa "Aku" adalah yang patut dikenal dalam semua ritual Veda.
Bhagavad Gita 5.14–15 – na kartṛtvaṁ na karmāṇi...
→ Tuhan tidak menyebabkan tindakan, tapi menjadi saksi netral — sejalan dengan "bersemayam di hati semua makhluk" (15.15).
Bhagavad Gita 6.29–30 – sarva-bhūta-stham ātmānaṁ...
→ Orang yang tercerahkan melihat Aku dalam semua makhluk dan semua makhluk dalam Aku — nyambung langsung ke hṛdi sanniviṣṭo.
Bhagavad Gita 7.7 – mattaḥ parataraṁ nānyat...
→ Tidak ada yang lebih tinggi dari Aku — Aku adalah substratum segala sesuatu. Mendukung "Aku adalah yang diketahui oleh semua Veda".Bhagavad Gita 7.10 – bījaṁ māṁ sarva-bhūtānāṁ...
→ Aku adalah benih dari semua makhluk — satu tema dengan “sarvasya hṛdi...”Bhagavad Gita 7.17–18 – jñānī tv ātmaiva me...
→ Seorang bijaksana mengenali Aku sebagai Ātman — selaras dengan "aham eva vedyaḥ".
Bhagavad Gita 8.3–4 – akṣaraṁ brahma paramaṁ...
→ Brahman adalah yang tidak berubah, yang harus dicapai — mendukung bahwa Aku adalah yang “dipahami” melalui Veda.
Bhagavad Gita 10.20 – aham ātmā guḍākeśa...
"Aku adalah Ātman dalam hati semua makhluk."
→ Ini adalah paralel eksplisit terhadap BG 15.15!
Bhagavad Gita 10.32 – vedānām sāmavedo'smi...
→ Aku adalah di antara Veda, Aku adalah Vedānta — mempertegas "vedānta-kṛt veda-vid eva cāham".
Bhagavad Gita 13.2–3 – idaṁ śarīraṁ kaunteya...
→ Tubuh adalah ladang, dan yang mengetahui ladang adalah Ātman — paralel dengan “bersemayam dalam hati semua makhluk”.Bhagavad Gita 13.18 – jyotiṣām api taj jyotis...
→ Dia adalah cahaya dari segala cahaya — bersemayam dalam hati, objek dari pengetahuan Veda.
Bhagavad Gita 18.55 – bhaktyā mām abhijānāti...
→ Hanya melalui pengenalan mendalam seseorang mencapai Aku — bukan sekadar pemujaan, tetapi pengetahuan eksistensial.-
Bhagavad Gita 18.66 – sarva-dharmān parityajya...
→ Tinggalkan semua konsep eksternal, dan serahkan diri pada Aku — yang berarti, kembali ke introspeksi batiniah tentang kesadaran murni.
Pola Benang Merah
| Tema Kunci | Sloka Relevan | Penjelasan |
|---|---|---|
| Aku bersemayam di hati semua makhluk | 2.13, 6.29, 10.20, 13.3 | Keberadaan batiniah Krishna sebagai Ātman |
| Aku sumber pengetahuan, ingatan, pelupaan | 2.41, 7.10, 7.17 | Kesadaran sebagai pusat kendali spiritual |
| Aku adalah tujuan semua Veda | 4.24, 7.7, 15.15 | Pengetahuan suci berujung pada Brahman |
| Aku adalah Vedānta dan pengetahu Veda | 10.32, 13.18, 15.15 | Puncak pengetahuan bukan sekte, tapi penyatuan |
| Aku adalah yang dicapai dengan kesadaran murni | 2.72, 18.55, 18.66 | Mokṣa = mengenal Aku sebagai Diri Sejati |
Catatan Kontra terhadap Tafsir Hare Krishna
Kelompok seperti Hare Krishna cenderung mempersonifikasi Krishna sebagai tuhan pribadi yang mengatur pikiran semua orang dari tempat tinggal ilahi (Vaikuntha). Padahal, sloka ini menyiratkan bahwa:
-
Krishna tidak duduk di surga, tapi bersemayam dalam hati sebagai kesadaran.
-
Bukan figur yang mengendalikan pikiran dari luar, tetapi inti dari pikiran itu sendiri.
-
“Aham eva vedyaḥ” menegaskan bahwa pengetahuan diri (ātma-jñāna) adalah kunci untuk mengetahui Krishna, bukan ritual bhakti personal yang memuja nama.
Bhagavad Gita 15.15 adalah semacam mahāvākya versi Gita, menegaskan bahwa pengetahuan tertinggi bukanlah penyembahan, melainkan pengenalan akan Kesadaran Murni sebagai 'Aku'.
Jika kamu ingin mengenal Krishna yang sejati—carilah sang saksi di dalam hatimu, bukan tokoh sejarah, bukan figur rohani, tapi dirimu yang terdalam.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar