Google+

Arti posisi kepala saat tidur

Arti posisi kepala saat tidur

Adat Bali dikenal memiliki banyak aturan, yang secara tidak langsung dan tidak sadar mengikat masyarakatnya, mulai dari pribadi perorangan, kelompok sampai aturan dalam membangun daerahnya. satu contoh kecil saja, yaitu sikap saat istirahat malam atau tidur. jangankan sikap tidur, tempat tidur bahkan bangunan yang boleh dijadikan tempat tidurpun diatur. katakan saja untuk ranjang untuk tidur, ada aturannya. secara umum, apapun yang dilakukan oleh manusia diatur, dalam hal ini; tempat istirahat. dalam sastra bali tempat istirahat ada 3, yaitu
  1. Galar; istirahat untuk beberapa saat dengan tidur
  2. Galir; istirahat untuk beberapa menit/pelepas lelah, yaitu dengan duduk dan bersantai
  3. Galur; istirahat untuk perjalanan pulang, yang dalam istilah balinya “mulih ke desa gede/gumi wayah” alias MATI
tempat istirahat tersebut biasanya dibuat dari batang bamboo yang dibagi kecil-kecil memanjang(dalam istilah bali dsb di-recah) sehingga nyama untuk digunakan. perhitunganya tetap dimulai dari “Galar” kemudian “Galir” dan di ikuti dengan “Galur”. dan apabila tempat istirahat tersebut dianggap kurang lebar maka hitungannya dilanjutkan sampai ditemukan posisi yang cocok dengan keinginan.

nah, apa yang terjadi bila aturan tersebut dilanggar?
untuk yang melanggar aturan tersebut, secara adat atau hukum social tidak ada hukumannya. tetapi secara “Niskala” akan berdampak pada kehidupan pemakai tempat istirahat tersebut. mulai dari sakit hingga kematian. khusus untuk tempat tidur, memiliki aturan tambahan yaitu; apabila tempat tersebut sudah dianggap selesai dibuat dan sudah pernah digunakan selama 3 hari, maka tempat tesebut dianggap sudah hidup seperti halnya bangunan yang telah diupacarai. bila ada orang yang berani memotong / merubahnya kemudian setelah itu digunakan sebagai tempat tidur lagi, maka yang memotong / merubah serta yang menggunakannya akan mengalami gangguan dalam kehidupannya. aturan ini sudah baku, karena sudah banyak yang merasakan, sehingga Adat Bali tidak mengaturnya secara tertulis.

kembali ke Posisi Tidur, seperti halnya umat lain yang memiliki “kiblat”, orang bali juga memiliki aturan tersebut, dan ini sudah diatur melalui aturan yang ditulis dalam kidung “Nitisastra VII, 1-2”. adapun kupasan dari nitisastra tersebut :
Perhatikan tempat letak kapalamu, waktu tidur beginilah pelajaran dari buku-buku. jika kepalamu ditimur, akan panjang umurmu. jika diutara, engkau mendapatkan kejayaan. jika letak kepalamu dibarat, akan mati rasa cinta padamu, engkau akan dibenci para sahabatmu. dan jika membujur ke selatan, akan pendek umurmu, dan menyebabkan rasa dukacita. - Nitisastra VII, 1-2.
demikianlah aturan yang baru saya temui, mungkin teman – teman mengetahui lebih banyak mohon untuk di share. suksema. by cakepane.blogspot

6 komentar:

  1. om swastiastu mohon maaf n trima kasih petujuknya tapi yg jadi pertanyaan sya knapa orang2 tua bilang kl kpala harus di selatan..karena selatan adalah luanan (istilah balinya)sksme om santih santih santih om

    BalasHapus
    Balasan
    1. om swastiastu..
      memang, untuk daerah utara arah KAJA = selatan..
      sehingga arah KELOD = utara
      ini dikarenakan konsep HULU = GUNUNG

      Masalah kaja-kelod model di Bali, di luar Bali tidak berlaku, karena ada ketentuan “desa – kala – patra” (artinya penyesuaian dengan tempat, waktu, dan keadaan).

      Selain itu istilah kaja-kelod, hanya ada di Bali, di mana kaja artinya gunung, dan kelod artinya laut. Istilah kaja-kelod di Bali sendiri juga rancu, di mana penunjukkan arah kaja-kelod di tiap wilayah berbeda.

      Misalnya di Bali utara, kaja adalah selatan, tetapi di Bali selatan, kaja adalah utara. Di Karangasem Timur, kaja adalah barat, dan kelod adalah timur. Jadi tidak konsisten.

      Maka di luar Bali kita tidak perlu dipusingkan dengan kaja-kelod. Bangunlah Pura sesuai dengan arah yang pasti, yaitu “Pengider-ider Dewata Nawa Sangga” artinya memakai “hulu” segala arah mata angin, sesuai dengan letak/ lokasi tanah/ jalan, dipilih yang baik/ strategis.

      dalam pembahasan diatas, tyg menggunakan bahasa indonesia untuk mempermudah pemahaman.
      tapi dalam bahasa jawabali kuno..
      kata KELOD berarti arah menuju laut

      sekian dulu.. suksema atas masukannya

      Hapus
  2. Om swastiastu
    Saya ingin bertanya kamar saya saat ini menghadap ke arah barat daya, apakah posisi kepala di tenggara saat tidur benar atau tidak
    Suksma

    BalasHapus
    Balasan
    1. kamar menghadap kemana saja bole...
      tetapi usahakan posisi kepala di hulu wilayah... atau di arah matahari terbit

      Hapus
  3. Saya pekerja Freelance di Dauh Puri Kelod. Dulu saya tidur dengan posisi menghadap ke timur, lalu saya tidur dengan kepala posis di Barat. Benar2 rejeki saya macet selama 3 hari ini. Awalnya gak percaya krn saya pendatang. Tapi itu memang faktanya. Setelah balik ke posisi semula, pelanggan pun mulai tumbuh kembali.

    BalasHapus
  4. Saya pekerja Freelance di Dauh Puri Kelod. Dulu saya tidur dengan posisi menghadap ke timur, lalu saya tidur dengan kepala posis di Barat. Benar2 rejeki saya macet selama 3 hari ini. Awalnya gak percaya krn saya pendatang. Tapi itu memang faktanya. Setelah balik ke posisi semula, pelanggan pun mulai tumbuh kembali.

    BalasHapus