Google+

Kyai Angluran Pemecutan III - Babad Pemecutan

Kerajaan Badung yaitu Puri Agung Pemecutan mengalami puncak kejayaan pada masa pemerintahan Kiyai Arya Ngurah Pemecutan, Beliau menggantikan kedudukan Anglurah Pemecutan II sebagai Raja di Kerajaan Badung, abiseka ratu tahun tahun 1718 Masehi bergelar Ida Bhatara Maharaja Sakti. dengan pusat pemerintahan di Puri Agung Pemecutan yang berlokasi di Barat Puri Agung Pemecutan yang sekarang. 
Kerajaan Badung pada waktu itu sudah terbagi 2 yaitu 
  • Wilayah sebelah Barat sungai - Kiyai Arya Ngurah Pemecutan 
  • Wilayah sebelah Timur sungai - Kiyai Jambe Haeng. 
Sungai yang menjadi patokan pembagian wilayah ini yaitu sungai Badung. Kedua kerajaan ini hidup rukun dan saling membantu bila ada musuh dari luar karena pada dasarnya kedua kerajaan ini masih memiliki hubungan kekeluargaan. 


 Ida Bhatara Maharaja Sakti merupakan cikal bakal seluruh keturunan Arya di Badung Pemecutan dan juga merupakan tokoh pemersatu para warih perti sentana dan para pendukung rakyatnya dalam lingkup prasanak -prasanak Pura Tambangan Badung atau dalam Eka Bhandana Pemecutan para Warga Ageng Pemecutan Uraian Kontrolir Belanda pertama di Bali tahun 1855 disebutkan bahwa Raja yang pertama kali mendirikan Kerajaan Puri Agung Pemecutan secara utuh bernama I Gusti Ngurah Sakti Pemecutan. hal tersebut diperkuat dan dipertegas oleh Prof Dr. Litt, Dr. Gusti Putu Phalgunadi dalam bukunya yang berjudul "Evolution Of Hindu Cunture In Bali yang menyebutkan bahwa Maharaja Bhatara Sakti Pemecutan adalah Wangshakarta (pendiri) Dynasti Pemecutan. 

Gelar sakti yang diperolehnya karena beliau mempunyai pusaka yang amat bertuah yaitu keris Pusaka Singa Praga yang sangat dimuliakan oleh seluruh keturunan bangsawan dari Puri Pemecutan, disamping sangat teliti dengan catur Kanda (Nyama lahir Beliau bernama I Brego) Pada suatu hari perwakilan kompeni yang bernama Mr Lange berkunjung ke Puri Agung Pemecutan. 

Dalam kunjungannya Mr Lange membawa 6 butir telur dan bermaksud menguji sampai dimana kesaktian Ida Bhatara Maharaja Sakti. Mereka memperlihatkan kepinterannya menyusun telur tersebut satu persatu sehingga tersusunlah 6 butir telur keatas. Ida Bhatara Maharaja Sakti tiada heran melihatnya malahan beliau memanggil pengawal istana untuk mengambil 6 butir telur lagi dan menyusunnya diatas 6 telur tadi sehingga 12 telur akhirnya tersusun keatas. Mr Lange teramat kagum atas kesaktian Ida Bhatara Maharaja Sakti dan menyerah kalah dalam permainan tersebut. 


Penyerangan Ke Jembrana

Namun demikian walaupun sudah terjalin suatu ikatan perkawinan jajahan Kerajaan Mengwi di Jembrana tidak luput dari gempuran laskar Badung. I Gusti Ngurah Jembrana dapat dikalahkan oleh lascar Badung tahun 1800 M. Para keluarga Ki Gusti Ngurah Jembrana diturunkan kastanya menjadi rakyat biasa dan ada juga yang dibawa ke Badung dan diberikan tempat di tegal linggah Pemedilan.

Setelah mengabdi kepada Pemecutan banyak sekali jasa jasa yang mereka perbuat maka Ida Bhatara Maharaja Sakti memberikan penghargaan dengan gelar Meranggi/ Jembrana. Demikian pula daerah Buduk dan Seseh tidak luput dari gempuran lascar Pemecutan.

Kyai Anglurah Pemecutan III wafat pada tahun 1813 M dan dibuatkan pelinggih di Pemerajan Puri Agung Pemecutan sebagai tempat beliau di puja dan disembah oleh seluruh keluarga Besar Pemecutan hingga saat ini. Setelah akhir pemerintahan Ida Bhatara Sakti maka kekuasaan wilayah Badung diberikan kepada ketiga putra beliau dari dari istri keturunan prami (keluarga Raja ) yaitu :
  1. I Gusti Gede Pemecutan di Puri Pemecutan - Ibu dari Puri Gelogor anak dari Kiyayi Anglurah Tumbak Bayuh
  2. I Gusti Made Pemecutan/ I Gusti Ngurah Kesiman di Puri Kesiman- Ibu dari Puri Gelogor anak dari Kiyayi Anglurah Tumbak Bayuh
  3. I Gusti Jambe Denpasar/ I Gusti Ngurah Kaleran di Jero Kaleran Kawan- ibu dari Ibu Bongan putri Raja Mengwi
  4. Sedangkan putra putra beliau dari ibu penawing (para Lanang) telah keluar dari lingkungan Puri Pemecutan dan mendirikan jero masing masing tersebar di seluruh wilayah Badung untuk menjaga wilayah Kekuasaan Puri Agung Pemecutan.
Kiyayi Anglurah Pemecutan III telah mempersatukan semua warga terutama para penyungsung paibon, semua prasanak Dalem Tambangan Badung dan warga warga lainnya yang terkait dalam sejarah Pemecutan sehingga patutlah beliau mendapat julukan sebagai Cikal Bakal Warga Ageng Pemecutan dan pendiri Kerajaan Badung seutuhnya sebgai Raja yang pertama berpuri di Puri Agung Pemecutan.


Mengadakan Hubungan Dengan Hindia Belanda

Semasa Pemerintahan Kiyayi Anglurah Pemecutan III telah terjadi Kontak langsung dengan Pemerintah Hindia Belanda yang berpusat di Batavia. Pada tahun 1808 Herman Willem Deandles, Gubernur Jendral Hindia Belanda mengirimkan utusan Letnan Lesnet ke Bali untuk merekrut putra putra Bali untuk dijadikan prajurit Belanda.

Direkrutnya putra putra bali sebagai prajurit belanda karena putra putra Bali terkenal dengan keberanian dan ketangkasannya. Letnan Lisnet tiba di Bali pada pertengahan tahun 1808 dan langsung berhubungan dengan I Gusti Ngurah Made Pemecutan. Namun usaha Lisnet untuk mengumpulkan putra putra Bali mengalami hambatan sehingga hanya 37 orang yang berhasil direkrut untuk menjadi prajurit Belanda.

Gubernur Jendral Deandles

Lebih lanjut kiranya perlu diketahui lebih banyak tentang kepemimpinan serta kepribadian Kiyayi Anglurah Pemecutan III/ Ida Bhatara Sakti Pemecutan dalam usaha beliau mempersatukan wilayah Badung dibawah kekuasaan Puri Agung Pemecutan. Menurut lontar Babad Badung yang disusun oleh Kiyayi Anglurah Kurambitan X disebutkan bahwa Kiyayi Anglurah Pemecutan III terkenal dengan ketampanan wajahnya demikian pula prilakunya yang bijaksana, memhami ajaran agama dan tatwa tatwa yang berkaitan dengan kehidupan lahir batin atau sekala niskala karena itu beliau diberikan gelar Ida Bhatara Sakti.

Penyatuan seluruh warga di wilayah Badung diwujudkan dalam bentuk pembangunan pelinggih-pelinggih paibon dari semua warga yang berjasa terkait sejarah berdirinya dan tegaknya kerajaan Badung di Pura Tambangan Badung. Apa yang beliau lakukan kemudian diteruskan oleh keturunan beliau hingga saat ini sehingga kita mewarisi Pura Tambangan Badung.

Prajurit Bali

karena demikian besar fungsi pura Tambangan Badung tersebut maka Pura Tambangan Badung ditetapkan sebagai Pura Kerajaan Badung. Hubungan langsung antara raja dengan warga penyungsung pelinggih pelinggih penyunngsung pura tersebut terwujud terutama pada hari hari besar keagamaan seperti hari raya mekiyis atau melis ke segara kuta sebelum hari raya Nyepi dan pada saat pujawali di Pura Tambangan Badung.

Demikianlah Ida Bhatara Sakti berhasil memepersatukan seluruh wilayah Badung menjadi satu Kerajaan yang kuat bahkan pengaruh beliau sampai keluar wilayah Badung dengan berhasil mengalahkan beberapa Kerajaan di luar wilayah Badung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar