Menurut ‘Kidung Pamancanggah” disebutkan bahwa pada masa pemerintahan Dalem DiMade telah dilakukan pertemuan penting di istana Gelgel yang dihadiri oleh
seluruh pemuka pemuka di wilayah Bali yang mana pertemuan tersebut membahas
tentang perebutan wilayah Kerajajaan Gelgel didaerah Pasuruan yang dilakukan
oleh Kerajaan Mataram di Jawa Tengah.
Seperi diketahui bahwa pada Jaman Pemerintahan Dalem Waturenggong yang
merupakan masa Keemasan Kerajaan Gelgel wilayahnya meliputi Pasuruan dan
Blambangan di Jawa Timur, Bali, Lombok dan Sumbawa. Dalam pertemuan tersebut
disepakati bahwa wilayah tersebut harus direbut kembali dan Dalem Dimade akan
mengirimkan pasukan dalam jumlah besar untuk melaksanakan misi tersebut.
Adalah Kiyai Wayahan Pemandekan dan adiknya Kiyai Made Pemandekan anak Ida Cokorda Winalwan Raja Tabanan Kiyai Pacung ditunjuk oleh Dalem Di Made sebagai
pimpinan laskar Bali untuk membebaskan wilayah Blambangan dari pendudukan
Kerajaan pasuruan Timur dengan kekuatan laskar 20.000 pasukan. Maka pada
hari yang ditentukan yaitu sasih keempat Minggu pon berangkatlah pasukan dari
Bali dengan persenjataan lengkap dan mendarat di pantai Jawa Timur.
Rupanya kedatangan pasukan dari Bali telah diketahui oleh Kerajaan Mataram
sehingga pertempuran yang sengit bisa dihindarkan lagi. Pasukan dari Bali
walaupun jumlahnya lebih sedikit namun tidak sedikitpun menunjukkan rasa takut
mereka terus bertempur sampai titik darah penghabisan. Namun demikian karena
kalah dalam jumlah pasukan maka Laskar Bali dapat dipukul mundur oleh Kerajaan
Mataram.
Merasa kekalahan sudang diambang mata maka sebagai pimpinan pasukan KiyaiWayahan Pemandekan memerintahkan adiknya Kiyai Made pemandekan untuk mundur dan
segera balik ke Bali. Sedangkan Kiyai Wayahan Pemandekan terus bertekad maju ke
garis depan tanpa memikirkan keselamatan dirinya. Beliau dikurung oleh ratusan
prajurit Mataram, walaupun beliau kebal dan tidak terluka sedikitpu oleh
senjata musuh namun lama kelamaan tenaga beliau habis sehingga jatuh lemas
ditanah.
Pada saat itulah beliau berwasiat “ Semoga keturunanku kelak turun temurun
tidak ada yang kebal agar tidak mengalami siksaan seperti yang kualami” Di
Hadapan Raja Mataram beliau mengatakan bahwa beliau telah kalah dan sekarang
menjadi tawanan dan sebagai seorang kesatria maka kekalahan harus ditebus
dengan kematian. Beliau mempersilahkan Raja Mataram untuk membunh dirinya.
Raja Mataram termanggu dan kagum akan keberanian serta jiwa satria Kiyai
Wayahan Pemandekan dan merasa yakin bahwa tawanan ini bukanlah orang
sembarangan. Raja Mataram kemudian menyakan asal usul Kiyai Wayahan Pemandekan
dan dijawab oleh Beliau bahwa beliau adalah anak dari Raja Winalwan yang
berkuasa di Tabanan keturunan Arya Kenceng dari Kerajaan Majapahit.
Raja Mataram semakin tertarik akan prilaku tawanannya ini dan menawarkan kepada
Kiyai Wayahan Pemandekan untuk tinggal di Mataram karena orang orang seperti
inilah yang dibutuhkan oleh Kerajaan Mataram untuk mempertahankan wilayah kekuasaanya.
Bahkan Raja Mataram memberikan anak perempuannya untuk dijadikan istri oleh
Kiyai Wayahan Pemandekan agar kelak menurunkan putra putra yang perkasa seperti
ayahnya. Demikianlah sejak itu Kiyai Wayahan Pemandekan tinggal di Kerajaan
Mataram dan dari pernikahannya tersebut lahir seorang putra yang diberi nama
Raden Tumenggung.
Dengan kekalahan tersebut maka gagal pula usaha dari Kerajaan Gelgel untuk
merebut kembali wilayah Blambangan yang dulu dikuasai pada jaman pemerintahan
Dalem Waturenggong dari tangan Kerajaan Mataram.
Berita VOC menyebutkan bahwa pada waktu yang bersamaan wilayah Kerajaan di
wilayah Timur yaitu Kerajaan Bima telah direbut oleh kerajaan Makasar dibawah
pemerintahan Sultan Alaudin. Kerajaan Bali dibawah pimpinan Dalem Di Made
pernah menjalin persahatan dengan Sultan Alaudin yang didesak oleh kepentingan
bersama dalam rangka membantu desakan dari VOC yang semakin meluas di wilayah
Nusantara. Dengan adanya peristiwa tersebut maka persahabatan antara Kerajaan
Gelgel dan Makasar menjadi terputus pada tahun 1633.
Rare Angon Nak Bali Belog ngaturang panganjali Om Swastiastu , Blognyane becik tur bermanfaat bagi kita semua ...
BalasHapussuksma bli.. mohon masukannya juga..
Hapus