Nyentana atau Paid Bangkung?
istilah “paid bangkung” sudah bukan istilah yang asing lagi di telinga umat Hindu etnis Bali. Yaitu sebuah istilah yang umum digunakan untuk menyebutkan seorang lelaki (selaku purusa) yang menikah dengan wanita (selaku predana) dan kemudian mengikuti kemauan istrinya serta ikut segala perintah dari pihak predana.
Paid Bangkung tidak hanya berlaku untuk sebutan seorang Suami (hindu) ikuti kemauan Istri (Non-Hindu) serta pindah agama ke agama si Istri, tetapi istilah paid bangkung juga digunakan untuk seomua suami yang "tunduk" kepada istrinya.
Etimologi “paid bangkung” sendiri berasal dari bahasa Bali, yaitu dari kata
- “paid” = ditarik, dan
- “bangkung” = babi betina yang dipelihara untuk dibiakkan.
Namun belakangan ini muncul istilah baru lagi, yaitu "paid kaung". "kaung" = Gigolo-nya babi.
bilamana ada wanita bali yang sampai disebut "paid kaung" maka dia diidentikkan setia dengan suami yang suka mencari wanita penghibur atau rela dimadu dengan banyak istri. paid kaung juga di identikkan dengan wanita hindu yang pindah agama.
Jadi istilah “paid bangkung” ataupun "paid kaung" selalu dikonotasikan sebagai hal yang negatif.
trus, Apa beda Nyentana dengan Paid Bangkung?