Mengenali Upanisad Puranik alias Purana berkedok upanisad
Upaniṣad yang Memuja Tokoh: Sruti atau Sekte?
Ketika Bhakta Menyamakan Nama Dewa dengan Tuhan
Para bhakta Hare Krishna sering menggunakan kutipan dari teks seperti Gopāla-tāpanīya Upaniṣad, Nārāyaṇa Upaniṣad, Rāma Rāhasya Upaniṣad, dan sejenisnya untuk membuktikan bahwa Krishna atau Rāma adalah Tuhan yang tertinggi, dan bahkan mengklaim:
“Lihat, bahkan Upaniṣad pun memuja Krishna! Maka Hare Krishna adalah jalan Sruti!”
Tapi pertanyaannya:
Apakah benar itu Sruti yang otentik seperti Bṛhadāraṇyaka atau Chāndogya?
Ataukah itu produk devosi belakangan yang memakai nama “Upaniṣad” tapi isinya seperti Purāṇa?
Tidak Semua “Upaniṣad” Adalah Wahyu
Dalam sejarah Vedānta, kita mengenal:
-
10–13 Upaniṣad utama (Mukhya Upaniṣad) → bagian dari Sruti, dikutip oleh Śaṅkara, Rāmānuja, Madhva
-
Upaniṣad devosional → muncul belakangan (Abad ke-9 ke atas), sering disebut sectarian Upaniṣads
Contoh "upaniṣad" devosional:
| Nama Teks | Tokoh yang Dipuja | Catatan |
|---|---|---|
| Gopāla-tāpanīya | Krishna | Gaudīya Vaiṣṇava |
| Rāma Tāpanīya | Rāma | Bhakti belakangan |
| Nārāyaṇa Upaniṣad | Nārāyaṇa | Devosi Vaishnava |
| Kṛṣṇa Upaniṣad | Krishna | Sangat dipengaruhi Purāṇa |
| Śrī Upaniṣad | Lakṣmī | Muncul dalam gerakan Śrī Vaiṣṇava |
| Kaivalya Upaniṣad | Śiva | Tapi isinya tetap Advaita (nondual) |
Teks-teks ini menyebut "Upaniṣad", tapi secara struktur, tujuan, dan gaya, lebih mirip Purāṇa daripada Sruti.
Ciri-Ciri Upaniṣad Asli (Sruti) Berbeda Jauh dari yang Devosional
| Sruti Otentik | "Upaniṣad" Devosional |
|---|---|
| Tidak menyebut tokoh mitologis | Sering menyebut Krishna, Rāma, dll |
| Fokus pada Ātman dan Brahman | Fokus pada nama Tuhan tertentu |
| Menolak bentuk dan nama | Memuliakan bentuk dan nama |
| Menganjurkan renungan dan jñāna | Menganjurkan japa dan bhakti |
| Contoh: Chāndogya, Kaṭha, Muṇḍaka | Contoh: Gopāla-tāpanīya, Rāma Rāhasya |
Maka jika kamu berkata:
“Saya mengikuti Gopāla-tāpanīya karena itu Upaniṣad,”
maka kamu sama saja membaca Purāṇa dengan nama berbeda.
Bahkan Upaniṣad yang Memuji Tokoh, Tetap Mengarah ke Nondualisme
Contoh: Kaivalya Upaniṣad, sering dikutip pemuja Śiva.
Tapi isinya menyatakan:
“eko devaḥ sarvabhūteṣu gūḍhaḥ”
“Hanya ada satu Dewa, tersembunyi dalam semua makhluk.”
— Kaivalya Upaniṣad 7
Dan ditutup dengan:
“ahaṁ brahmāsmi”
“Aku adalah Brahman.”
— Kaivalya Upaniṣad 10
Artinya: meski ada nama, ujungnya tetap pembubaran nama dalam kesadaran Brahman.
Sementara Gopāla-tāpanīya atau Rāma Tāpanīya tidak membawa pembacanya pada Advaita atau Jñāna, melainkan hanya repetisi nama sebagai keselamatan, seperti dalam Purāṇa.
Kenapa “Upaniṣad Devosional” Diciptakan?
Karena ada kebutuhan sektarian di masa belakangan untuk:
-
Memvalidasi bhakti melalui nama “Upaniṣad”
-
Menampilkan tokoh Purāṇa sebagai sosok sentral dalam Vedānta
-
Memberi legitimasi wahyu pada gerakan tokoh, seperti Caitanya
Tapi itu bukan Sruti, dan tidak pernah dikutip oleh Śaṅkara sebagai dasar Vedānta.
Hanya Upaniṣad utama seperti Īśa, Bṛhadāraṇyaka, Chāndogya, Kaṭha, Taittirīya, Muṇḍaka yang dijadikan sumber mokṣa dalam Vedānta.
Sruti Tidak Butuh Tokoh — Sruti Butuh Kesadaran
Sruti asli menyatakan:
“yato vā imāni bhūtāni jāyante...”
“Dari mana semua ini berasal, oleh siapa ini hidup, dan ke mana kembali — itulah yang disebut Brahman.”
— Taittirīya Upaniṣad 3.1
Brahman bukan tokoh.
Brahman tidak bisa dipersonalisasi.
Brahman tidak bisa disembah — hanya disadari.
Jadi jika suatu teks memanggil Brahman dengan nama “Krishna”, “Rāma”, atau “Nārāyaṇa”, itu sudah menyalahi Sruti.
Kesimpulan: Pemujaan Tokoh dalam “Upaniṣad” adalah Warna Purāṇa, Bukan Cahaya Sruti
Upaniṣad tidak pernah meminta kita menyembah tokoh.
Bahkan ketika ada nama tokoh, ia hanya simbol — bukan tujuan akhir.
Karena tujuan akhir adalah Diri (Ātman), bukan Dewa (dengan bentuk).
Maka:
-
Jangan tertipu oleh nama “Upaniṣad”
-
Lihat isi dan tujuannya
-
Jika isinya japa dan pujian, maka itu Purāṇa berkedok Upaniṣad
Tidak ada komentar:
Posting Komentar