Google+

Sruti larang menyembah Manusia

Sruti Tidak Mengizinkan Penyembahan Manusia: Teguran Lembut yang Membatalkan Kultus

Bila Wahyu Digeser oleh Kultus, Jalan Menuju Mokṣa Hilang Arah

Satu kejanggalan besar dalam sekte seperti Hare Krishna dan para pemuja Sai Baba adalah keyakinan bahwa Tuhan bisa “turun” sebagai manusia dan pantas disembah sebagai “Tuhan di bumi.”

  • Krishna dianggap Tuhan literal

  • Caitanya disebut “Golden Avatar”

  • Sai Baba diyakini sebagai Viṣṇu inkarnasi

Pertanyaannya: adakah Sruti (wahyu tertinggi) mengizinkan manusia disembah sebagai Tuhan?
Jawabannya: Tidak. Bahkan Sruti tidak pernah memberi ruang bagi praktik penyembahan kepada sosok manusia.


Sruti Menegaskan Bahwa Tuhan Tidak Pernah Lahir

“na jāyate na mriyate vā kadācin”
Kaṭha Upaniṣad 2.18
"Ia tidak dilahirkan, dan tidak mati kapan pun juga."

Ini adalah penegasan keras bahwa Tuhan sejati tidak pernah menjelma sebagai manusia, karena kelahiran dan kematian adalah ciri makhluk fana—bukan Brahman.

Jadi, jika Krishna atau Sai Baba lahir dan mati, mereka bukan Tuhan.
Dan jika kamu menyembah yang lahir dan mati, maka kamu menyembah bukan Tuhan.


Sruti Menyatakan Tuhan Tidak Berbentuk dan Tak Terbayangkan

“yasyāmatam tasya matam, matam yasya na veda sah”
Kena Upaniṣad 2.3
“Dia yang berpikir mengetahui Tuhan, sesungguhnya tidak mengetahui. Dan dia yang menyadari bahwa ia tidak tahu, dialah yang mendekati pengetahuan sejati.”

Tuhan tidak bisa diketahui lewat nama, rupa, apalagi tubuh manusia. Maka, semua usaha untuk memberi-Nya bentuk tertentu—apalagi manusia—adalah penyimpangan.


Sruti Menuntun ke Dalam, Bukan ke Arah Tokoh Luar

“tat tvam asi”Chāndogya Upaniṣad 6.8.7
"Engkau adalah Itu (Brahman)."

Sruti tak pernah berkata “Dia adalah Itu”, melainkan “Engkau adalah Itu”.
Artinya: kesadaran ilahi tidak ada di luar sana, dalam bentuk manusia yang harus disembah,
tetapi di dalam dirimu sendiri.

Penyembahan kepada manusia melawan gerak batin ke dalam yang dituntun oleh Upaniṣad.


Jika Sruti Adalah Wahyu, Maka Purāṇa Tidak Bisa Menggantikan

Beberapa akan berkata, “Tapi Bhāgavata Purāṇa bilang Krishna adalah Tuhan.”
Betul. Tapi:

  • Purāṇa adalah smṛti, bukan sruti.

  • Smṛti bisa ditolak jika bertentangan dengan Sruti (Manusmṛti 2.6 dan Yājñavalkya Smṛti 1.3)

Jadi kalau Purāṇa bilang Tuhan lahir, tapi Upaniṣad bilang Tuhan tidak lahir,
MAKA pendapat Purāṇa gugur.


Mengapa Penyembahan Manusia Adalah Kejatuhan Spiritual?

Karena:

  • Manusia itu lahir, sakit, dan mati → menyembahnya adalah menyembah kefanaan

  • Manusia bisa salah dan menipu → menjadikannya Tuhan adalah menciptakan ilusi

  • Manusia sebagai objek bhakti akan menciptakan ketergantungan batin, bukan pembebasan

Upaniṣad sangat ketat: hanya yang tak berwujud, tak terbatas, dan tak lahir yang layak disebut Brahman.
Selain itu? Bukan Tuhan.


Sruti Bukan Sahabat Sekte, Tapi Penuntun Kebenaran

Sruti tidak pernah:

  • Menyebut nama tokoh

  • Mendorong penyembahan manusia

  • Menyuruh bersujud pada avatāra

  • Menganjurkan pengulangan nama seseorang

Sruti selalu:

  • Mengarahkan ke dalam

  • Mengajak menyadari Ātman

  • Menolak segala bentuk sebagai Kebenaran tertinggi

Maka penyembahan kepada Krishna sebagai tokoh sejarah atau kepada Sai Baba sebagai guru ilahi bukanlah spiritualitas, tapi pemujaan bentuk yang dilarang oleh Sruti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar