Google+

Dewa Agung Gede Mayun atau Sri Aji Petemon - Babad Sukawati

Setelah lanjut usia Dewa Agung Anom wafat, beliau distanakan di Pemerajan Agung Pura Penataran Sukawati pada pelinggih Meru Tumpang 7. Beliau digantikan oleh puteranya yang ke 3 Dewa Agung Gede Mayun, yang masih menempati istana Grokgak Puri Agung Sukawati dan menjadi Raja II Sukawati 1745 – 1770 M . 
  • Putera sulung Dewa Agung Jambe tidak berniat menjadi raja, beliau melakukan diksa menjadi pendeta, dan pindah mendirikan Puri di Geruwang (Guwang sekarang). 
  • Dewa Agung Karna menggelar brata nyukla Brahmacari, serta pindah mendirikan Puri di Ketewel. Dengan kekuatan semadinya beliau berhasil menciptakan Tapel Widyadari, yang konon beliau saksikan di Indraloka. Tempat beliau melakukan yoga semadi di Pura Payogan Siwa Agung Ketewel sekarang. Tapel Bidadari hasil semadi Dewa Agung disimpan juga di Pura ini sampai sekarang.
Dewa Agung Gede mengambil isteri juga dari Mengwi, yaitu saudara dari I Gusti Agung Putu, menurunkan 2 orang putera, yaitu: 
  1. I Dewa Agung Gede
  2. I Dewa Agung Made. 
Sedangkan dari isteri lain menurunkan putera: 
  1. Cokorda (Cok) Karang, 
  2. Cok Anom, 
  3. Cok Ngurah Tabanan, 
  4. Cok Gunung, 
  5. Cok Tiyingan, 
  6. Cok Ketut Segara, 
  7. Cok Tangkeban, 
  8. Cok Langgeng, 
  9. Cok Istri yang kemudian diperisteri oleh Dewa Manggis Geredeg di Puri Agung Gianyar.
Setelah memasuki usia lanjut Dewa Agung Gede membuat tempat peristirahatan di desa Petemon sekitar 15 km di sebelah Timur Laut dari Puri Agung Sukawati. Di tempat inilah beliau menghabiskan waktunya untuk beristarahat sebelum ajal tiba, oleh karenanya beliau diberi gelar Sri Aji Petemon. Beliau sangat menyayangkan kedua puteranya Dewa Agung Gede dan Dewa Agung Made tidak ada kecocokan. Pada saat-saat akhir sebelum wafat kedua puteranya ini tidak ada yang datang mendengarkan pesan-pesan terakhir ayahnya. Hanya ada menantu beliau Dewa Manggis Geredeg  yang mendengar pesan-pesan beliau.

Setelah Sri Aji Petemon wafat, sementara Dewa Agung Gede dan Dewa Agung Made tidak ada kecocokan, pusaka-pusaka diambil oleh Dewa Manggis Api dibawa ke Puri Gianyar. Adapun pusaka-pusaka tersebut antara lain:
  1. Ki Pengasih Jagat, berupa ikat pinggang pemberian dari Dewa Agung Gede Klungkung
  2. Lontar Ki Pengeraksa Bhuwana
  3. Ki Penempur Satru atau Ki bajra Narasinga, berupa ibu jari dengan kuku panjang
  4. Ki Mustika Manik Amrayascita, berupa mirah bersinar 9 warna

Tidak ada komentar:

Posting Komentar