Google+

Upacara Manusa Yadnya Kepus Puser

Upacara Manusa Yadnya Kepus Puser (Kepus Pungsed)

Kurang lebih berumur 1 minggu, maka sisa tali pusat yang menempel pada bayi akan lepas. Ini disebut kepus udel-pungsed-puser. Lalu di buatkan upacara kekambuhan, dan juga pelangkiran tempat Ida Hyang Kumara. Digantungkan di atas tempat tidur si rare atau bayi. Sisa tali pusatnya di simpan dalam tipat kukur, diisi anget-anget di gantungkan dibagian teben, atau kaki tempat tidur rare atau bayi dengan disangsang kain, gelang, cincin, mirah, kembang emas. Dibuatkan banten canang sari.

Sumber lain menyebutkan, upacara kepus udel/puser sering juga disebut dengan “mepenelahan” atau upacara penelahan. Dari akar kata telah yang berarti habis. Seperti telah disebut sebelumnya, bahwa bayi dalam kandungan di jaga oleh empat unsur, yang di sebut Catur Sanak seperti, yeh nyom, ari-ari, getih, lamad/puser/pungsed. Tiga saudaranya yeh nyom, ari-ari dan getih, sudah lepas duluan pada saat bayi dilahirkan. Dan hanya puser/udel yang masih menempel pada bayi. Maka dengan lepasnya sisa tali pusat/pusar/udel dari si bayi, berarti habislah bagian-bagian dari Sang Catur Sanak yang melekat pada bayi. Dari sinilah timbul istilah “mapenelahan” yang berakar dari kata “telah” yang berarti habis.


Upacara “kepus puser” dilaksanakan pada dasarnya adalah untuk membersihkan jiwa dan raga si bayi. Dengan lepasnya tali pusar secara jasmaniah si bayi sudah dianggap bersih, dan secara rohaniah si bayi sudah bebas dari pengaruh Sang Catur Sanak. Jadi upacara ini berfungsi untuk membersihkan. Mengenai sisa tali pusatnya itu, menurut saya berdasarkan pengalaman, lebih baik disimpan di satu tempat khusus, yang banyak di jual dipasaran. Diisi anget-anget, serbuk kemenyan, dan dimantrai mantra pengraksa jiwa. Setelah itu di pakai kalung di bayi atau rare. Cara ini, lebih menjamin keamanan dan keselamatan si bayi atau rare. Karena bayi yang belum berumur 42 hari, akan banyak sekali mendapat godaan. Baik oleh para Dewa, para lelembut, para saudara maupun manusia sakti lainnya.

Begitu bayi lahir, maka umur satu minggu pertama akan datang para Dewa, yang diutus Sang Hyang Siwa untuk menggoda bayi. 
  • Malam pertama yang datang adalah Batara Kala, berwujud Asu Ajag. Datangnya pada saat matahari terbenam, sandy kala. Datang menjilat-jilati si bayi, bila bayi terkejut maka dia akan menangis enggak karuan alias kakab-kakab. 
  • Malam kedua, datang Bhatara Brahma, berwujud sapi, menggoda dan menjilat-jilati bayi pada saat semua orang tidur. Bila bayi terkejut maka dia akan menangis enggak karuan alias kakab-kakab.
  • Malam ketiga, datang Bhatara Wisnu, berwujud celeng menggoda bayi. Datangnya pada saat tengah malam, lalu ia menjilati si bayi. Bila si bayi terkejut dan takut dia akan menangis awur-awuran-kakab-kakab. 
  • Malam keempat -petang bengi- datang Bhetare Guru berwujud burung perkutut. 
Selanjutnya secara berturut-turut datanglah:
  • Bhatara Mahadewa berwujud kambing. 
  • Bhatara Yama berwujud Sanggira. 
  • Bhatara Kuwera berupa tikur. 
  • Bhatara Pritanjala berupa burung emprit. 
  • Bhatara Langsur berupa menjangan. 
  • Bhatara Ludra berupa sapi Handini. 
  • Bhatara Surya berupa ular. 
  • Bhatara Candra berupa kucing.
Tapi bila si bayi tidak takut, tidak terkejut, atau malah senang di goda dan dijilati oleh binatang-binatang itu tadi, maka dia akan tersenyum-senyum, tertawa-tawa, atau berbicara sendirian. 

Setelah kepus udel, kepus puser atau seminggu setelah kelahirannya si bayi, akan lebih besar lagi godaannya, Karena bukan para Dewa lagi yang datang, melainkan para lelembut, roh halus, wong samar dan gumatap-gumitip. Tapi, jangan takut karena yang datang itu, tidak lain adalah perwujudan dari Sang Catur Sanak si bayi sendiri. Seperti :
  • Kutilapas Kethek (lutung) perwujudan dari bungkus/lamas. 
  • Celeng Demalung perwujudan dari yeh nyom/ketuban.
  • Asu Ajeg perwujudan ari-ari.
  • Kala srenggi (banteng) perwujudan dari getih/darah. 
  • Kala murti (kebo) perwujudan dari puser/udel. 
  • Kala randing (menjangan) perwujudan dari ilu/idu/air liur.
  • Kala welakas (kidang) perwujudan dari kunir/kunyit. 
  • Tikus Jinada perwujudan dari ceplekaning ari-ari. 
  • Taliwangke perwujudan dari ususing ari-ari.
Begitulah adanya seorang bayi atau rare, mulai kelahirannya sampai tutug kambuhan, bulan pitung dina atau 42 hari, akan selalu di goda oleh para Dewa serta saudara-saudaranya. Hal ini hendaknya tidak membuat bingung dan takut.

karenanya, Upacara Manusa Yadnya Kepus Puser sangatlah penting. berikut ini kramaning Upacara Manusa Yadnya Kepus Puser.

ngaturang upakara panyucian palinggih lan wewangunan. pungsed anak alit kaput antuk kasa madaging anget-angetan, celepang ring sajeroningkatipat kukur. genahang tur gantung ring sor anak alit aturu. biyang anak alit ngawit dados ngajengan ulam. anak alitngawit kaempu olih ida hyang kumara (ngadegang kumara).
banten ring sanggah kumara:
kepelan, ceper medaging pasucian pabersihan, tipat medaging beras kuning, metatakan daun dapdap.
laban sang ibu:
ajuman madaging sarwa ulam.
Banten Kumara sane alit:
ajuman putih kuning, taluh medadar, raka akpiting, pisang mas, geti-geti, gula-gula, canang lengawangi buratwangi, canang sari, kemarane mapayas antuk sekar putih kuning.

banten ring ari-ari
sega kepel 4 tanding, metatakan dapdap.
kepelan putih ulam uyah, kepelan kuning ulam jahe, kepelan bang ulam bawang, kepelan ireng ulam uyah areng. sami medaging canang buratwangi, canang genten. katur ring Sang Ante Preta.

sanggah cucuk ring ari-ari, meraab upih, kabawos "Sato Yoni"
ring samping sanggah cucuk medaging saang alutan, soring sanggah cucuk dagingin damar/sambe layar/ganjreng (sebagai penerang dan tanda pengraksa hyang agni).
banten sanggah cucuk - banten kumara, katur ring sang ari-ari.

demikian sekilas tentang Upacara Manusa Yadnya Kepus Puser. semoga bermanfaat.

3 komentar:

  1. Komentar sdr Handayani Gak Nyambung.

    BalasHapus
  2. Handayani tau gk lu jaka sembung bw golok.?
    Gk nyambung goblok...

    BalasHapus
  3. Apa dak MUSRIK, sejenis judi, pesugihan dll

    BalasHapus